Saat ini, Hong Kong dinilai tengah agresif untuk membuka keran dagang dan investasinya setelah menutup diri akibat pandemi Covid-19. Karena itu, Ibu Kota Nusantara (IKN) bisa menjadi target baru investasi mereka.
JAKARTA, KOMPAS – Hong Kong menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara. Tak berhenti di situ, peluang investasi juga bisa dilakukan pada bidang usaha lainnya. Perilaku Hong Kong yang menanamkan investasi ini dinilai sebagai upaya agresif untuk bangkit seusai pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengajak pelaku usaha Hong Kong untuk berinvestasi di IKN. Usaha itu tampaknya direspons dengan baik oleh Chief Executive Hong Kong John Lee seusai pertemuan bisnis di Jakarta, Selasa (26/7/2023).
”Pembangunan IKN bisa membuka peluang-peluang yang besar. Pengusaha dan kalangan profesional Hong Kong sangat ingin berperan dalam keseluruhan pengembangan dan pembangunan IKN,” ujarnya saat konferensi pers.
Jhon juga menyinggung bahwa Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN merupakan mitra dagang terbesar kedua Hong Kong secara global. Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia adalah negara mitra terbesar.
Hong Kong juga membuka peluang agar Indonesia memperkuat hubungan, memperluas jaringan dan mendiskusikan kerja sama terkait kebijakan baru untuk menarik investasi dan potensi bisnis. Indonesia bisa turut serta dalam proyek Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area (GBA), Belt and Road Initiative, dan perjanjian kerja sama baru, seperti RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership).
Iklim usaha yang kian kompetitif membuka ruang bagi pekerja Indonesia untuk bekerja di Hong Kong. Hal ini mengingat Hong Kong menargetkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hingga 3,5-5,5 persen. ”Di Hong Kong, terdapat sekitar 140.000 orang Indonesia yang bekerja domestik. Mereka tak hanya dianggap sebagai penolong, tetapi juga teman dan keluarga,” ucap Jhon.
"Hong Kong telah menandatangani tujuh memorandum of understanding (MoU) dengan Singapura dan 16 MoU dengan Indonesia. Hal tersebut mencakup kerja sama di bidang keuangan, perdagangan, teknologi, dan pertukaran budaya."
Chairman Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) Peter Lam mengatakan, sebagai pusat bisnis internasional serta platform dua arah antara China dan dunia, Hong Kong adalah mitra yang sempurna bagi perusahaan Indonesia. Khususnya untuk memasuki pasar China ataupun dunia.
Hingga kini, Hong Kong telah menandatangani tujuh memorandum of understanding (MoU) dengan Singapura dan 16 MoU dengan Indonesia. Hal tersebut mencakup kerja sama di bidang keuangan, perdagangan, teknologi, dan pertukaran budaya.
Menurut Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, kunjungan dan kerja sama Indonesia-Hong Kong akan menguntungkan kedua pihak. Ada banyak keuntungan yang bisa didapat di antaranya kemurahan tarif dagang, akses pasar dan investasi.
”Apalagi, Hong Kong telah menunjukkan niatnya untuk berinvestasi di IKN. Otomatis, hal ini bisa membuka peluang-peluang lainnya,” ungkapnya.
Saat ini, Indonesia dan ASEAN tengah berjuang memperlebar sayap perdagangannya di internasional. Dengan adanya MoU bersama Hong Kong, Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk menjadi mitra strategis antarnegara.
Secara terpisah, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Kamdani menuturkan, pihaknya bersama HKTDC akan memfasilitasi pengusaha baik yang akan berdagang maupun berinvestasi. Kini, Hong Kong melihat peluang investasi di bidang kesehatan, energi, keuangan, dan lainnya.
”Pengusaha di Indonesia dan Hong Kong juga melihat kerja sama ini sebagai sebuah kesempatan, misalnya, untuk melantai di pasar saham. Pengusaha Indonesia melantai di bursa saham Hong Kong, dan sebaliknya,” jelasnya.
Selain itu, Shinta menilai bahwa Hong Kong tengah agresif untuk membuka keran dagang dan investasinya setelah menutup diri akibat pandemi Covid-19. Mereka juga mengundang pengusaha Indonesia untuk turut hadir dalam peringatan 10 tahun Belt and Road Initiative september mendatang.