Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Sukamta berpendapat, peran Indonesia sangat signifikan untuk mengkonsolidasikan ASEAN. Pernyataan tersebut dia ungkapkapkan saat acara diskusi yang bertema 'Parlemen yang Responsif untuk Stabilitas dan Kesejahteraan ASEAN.' Diskusi ini terlaksana atas kerjasama Biro Pemberitaan DPR RI dan BKSAP DPR RI bersama dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP).
Sukamta mengungkapkan, di kawasan-kawasan tradisional ASEAN, dari lima negara lama ,Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei, mengharapkan peran Indonesia agak lebih di depan. Bukan Indonesia yang menarik diri menunggu inisiatif negara lain. Dalam konteks ini, peran Indonesia di ASEAN ini memang perlu dimaksimalkan.
"Saya kira dalam konteks ini agak mirip-mirip perang Jerman dan Perancis di Uni Eropa. Kalau kita lihat dinamika ASEAN dan peran Indonesia, memang sepertinya Indonesia di dua dekade terakhir ini, kita seperti menarik diri. Sehingga seperti seolah-olah tidak mengambil inisiatif. Padahal peran Indonesia sebagai negara-negara Indocina itu sangat menunggu peran Indonesia," papar Sukamta melalui jaringan virtual, Jumat (21/7/2023).
Dia juga sempat menyinggung tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), menurut Sukamta keberadaan MEA masih relevan. Menurutnya dengan keberadaan MEA, ASEAN bisa menjadi pusat industrialisasi baru. "Kenapa tidak ASEAN, kita bicara soal industri ekstraksi dari pertambangan-pertambangan atau sawit misalnya, kalau ASEAN menjadi pusat pertumbuhan dan ASEAN menjadi masyarakat ekonomi ASEAN," jelasnya.
Menurut Sukamta, peran ASEAN dalam menjaga kelestarian lingkungan juga menjadi hal yang penting untuk dibicarakan bersama antara negara anggota. "bagaimana kita memelihara ekosistem laut kita, bagaimana kita menjaga keberlangsungan sumber daya air di ASEAN. Nah ini hal-hal yang lebih rinci itu perlu dibicarakan pada level-level yang berikutnya. Menjadi agenda bersama. Kita belum bicara tentang bagaimana mengeksplorasi laut ASEAN, dalam konteks misalnya menjaga keseimbangan antara produksi dan kelestarian ikan di lautan ASEAN," ungkapnya. (ssb,sam/aha)