JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (28/7/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.16 WIB, IHSG berada pada level 6.869 atau turun 27,6 poin (0,4 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.896,66.

Sebanyak 152 saham melaju di zona hijau dan 253 saham di zona merah. Sedangkan 204 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,1 triliun dengan volume 2,2 miliar saham.

Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang melemah, meski demikan potensi penguatan masih terbuka. Hal ini didukung oleh rating BBB+ untuk peringkat utang Indonesia pada level yang diberikan oleh Lembaga Pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I), serta status investment grade.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance 6.870 – 6.961. Potensi penguatan tetap terbuka, hanya saja volatilitas akan bertambah,” kata Maximilianus dalam analisisnya

Pasar saham Asia pagi ini mayoritas bergerak di teritori negatif. Indeks Komposit Shanghai China turun 0,26 persen (8,3 poin) di posisi 3.208,36, Hang Seng Hong Kong melemah 0,9 persen (176,7 poin) ke posisi 19.462,4, dan indeks Nikkei Jepang terkoreksi 1,3 persen (458,1 poin) menjadi 32.433,1. Sementara itu, Indeks Strait Times Singapura naik 0,5 persen (16,7 poin) pada posisi 3.354,2.

Rupiah
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.13 WIB rupiah berada pada level Rp 15.078 per dollar AS, atau turun 78 poin (0,5 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.000 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi setelah data PDB dan klaim tunjangan pengangguran mingguan AS, menunjukkan angka yang lebih baik dari ekspektasi.

“Data ekonomi AS yang membaik akan mendukung kebijakan suku bunga tinggi AS dan bisa membuka ekspektasi the Fed akan menaikan suku Bunga acuan satu kali lagi tahun ini. Rupiah mungkin berbalik melemah hari ini terhadap dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Sementara itu, yield obligasi pemerintah AS terlihat menaik setelah data-data tersebut dirilis yang artinya Ada ekspektasi kenaikan suku Bunga acuan AS ke depan. Hari ini rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp 15.050 per dollar AS, dengan support di sekitar Rp 14.950 per dollar AS.