Menjelang satu tahun rencana upacara 17 Agustus 2024 di halaman Istana Negara Ibu Kota Nusantara, pembangunan Kompleks Istana Negara dan pembangunan tahap awal terus dipacu.

Oleh SUCIPTO, SUHARTONO

PENAJAM, KOMPAS - Menjelang satu tahun rencana upacara 17 Agustus 2024 di halaman Istana Negara Ibu Kota Nusantara, pembangunan Kompleks Istana Negara dan pembangunan tahap awal terus dipacu. Pembangunan di kawasan inti pusat pemerintahan dan sejumlah infrastruktur pendukung diklaim berjalan sesuai rencana.

Pada Kamis (3/8/2023), Kompas melihat berbagai pembangunan dari Sumbu Kebangsaan. Terlihat konstruksi Istana Negara yang sudah mulai berdiri. Bangunan tersebut posisinya berada di salah satu bukit, paling tinggi di antara bangunan lain di kompleks Istana Negara. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, Istana Negara dibangun di ketinggian 40,50 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Di depannya, terdapat lapangan upacara di ketinggian 33 mdpl. Lapangan ini yang akan digunakan untuk upacara 17 Agustus tahun depan. Kondisi lapangan tersebut sudah rata dan ditanami rerumputan di sebagian titik. Di depan lapangan, terdapat jalan utama Istana Negara yang membentang di ketinggian 30,50 mdpl.

Di sekitar Istana Negara, terdapat sejumlah alat berat, seperti truk, ekskavator, hingga crane yang dioperasikan. Salah satunya dioperasikan di sekitar jalan utama di kompleks Istana Negara. Jalan yang membentang di 30,50 mdpl itu melintasi lapangan di depan istana.

Kepala Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan IKN Danis H Sumadilaga mengatakan, pembangunan di kompleks Istana yang meliputi lapangan upacara, istana, kantor presiden, dan sekretariat presiden terus meningkat. Awal Juli lalu, kata Danis, tercatat progres pembangunan di angka 20 persen.

Dia mengatakan, di awal Agustus 2023, pembangunan kompleks Istana meningkat menjadi 22 persen. Demikian pula proyek-proyek lainnya, seperti pembangunan waduk, konstruksi bangunan, dan jalan.

"Kemajuan pembangunan Istana Presiden sudah 21 persen dan kantor Presiden sudah 23 persen sehingga rata-rata pembangunannya sudah 22 persen. Insya Allah upacara 17 Agustus tahun depan bisa dilaksanakan di IKN," ujar Danis saat dihubungi dari IKN.

Sementara itu, Bendungan Sepaku Semoi sebagai salah satu penyuplai air baku ke IKN pembangunannya telah mencapai 93 persen. Waduk itu ditargetkan bisa digenangi air pada Agustus ini. Adapun bagian intake Sepaku sudah selesai 100 persen.

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/5xxJeyK-0KJU2RPTnNHd0jMJGhc=/1024x1118/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F14%2Faf042015-81ee-486f-95df-c15995cf6c63_png.png

Di sisi lain, Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) berkapasitas 16.000 pekerja saat ini sudah ditempati oleh 3.000 pekerja. Adapun pembangunan kantor menko sudah mencapai 12 persen, dan tiga kantor lainnya sudah berkisar 10 persen. "Satgas fokus pada pembangunan tahap 1 sebanyak 39 paket pekerjaan, yang kemajuan keseluruhannya saat ini mencapai 36 persen," ucap Danis.

Danis juga menyebut turut menggaet sektor swasta untuk ikut dalam pembangun IKN. Sejauh ini, kata dia, ada enam investor yang ikut bersama pemerintah dalam pembangunan IKN. "Minggu lalu, kita juga baru menerima kunjungan sejumlah wartawan Jepang dan menunjukkan kemajuan-kemajuan yang sudah kita capai serta keseriusan kita mewujudkan IKN," tutur Danis lagi.

Ketua Bidang Pelaksanaan Penataan Kawasan Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR Didiet Arief mengatakan, hingga akhir Juli 2023, progres pekerjaan Penataan Sumbu Kebangsaan Tahap I atau yang disebut Plaza Seremoni sudah 48,38 persen.

"Progres ini lebih cepat dari target rencana yang ditetapkan sebesar 46,8 persen. Untuk itu kami optimistis pekerjaan dapat rampung sesuai kontrak, yakni pada Desember 2023," kata Didiet.

Pekerjaan Penataan Sumbu Kebangsaan Tahap I (Plaza Seremoni) dilakukan secara bertahap dengan mekanisme Design and Build sejak Desember 2022. Konstruksinya dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) dengan Konsultan Manajemen Konstruksinya oleh PT Virama Karya (Persero) KSO PT Laras Sembada. Nilai kontraknya sebesar Rp 365,8 miliar.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, seluruh kegiatan pembangunan infrastruktur dan bangunan IKN terlaksana sesuai jadwal yang telah ditentukan. Ia mengatakan, saat ini pihaknya fokus dalam pengembangan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Zona 1A.

Baca juga: Naik Kelas Bersama IKN

Sebab, infrastruktur dasar dan gedung pemerintahan di KIPP ini dinilai sebagai modal bagi Otorita IKN Nusantara untuk membangun kepercayaan publik. Hal itu juga diharapkan bisa menarik minat investor untuk berinvestasi di IKN.

Kementerian PUPR mencatat, sejumlah pembangunan di KIPP IKN juga terus dikerjakan, seperti penghijauan di sekitar bangunan dan kompleks istana. Selain menyediakan rumah pembibitan di banyak titik, penanaman pohon juga sudah mulai dilakukan bertahap.

"Persemaiannya sudah kita siapkan di beberapa titik dengan puluhan ribu pohon, termasuk untuk penghijauan di koridor tol, seperti pulai, keppel, sawo, asem jawa, beringin, tabebuya, dan sukun. Kami sangat berterima kasih kepada PPAD yang sudah menyumbangkan 42.000 pohon tadi beserta perawatnya. Jumlah ini akan bertambah terus," kata Basuki.

Selain pembangunan yang sedang berjalan, pemerintah juga sedang melakukan proses lelang untuk 47 tower hunian ASN. Hunian seluas 45,91 hektar ini nantinya menjadi tempat tinggal ASN di bagian pertahanan dan keamanan serta aparatur sipil lain. "Kemungkinan lelang selesai Agustus ini. Pengerjaan sekitar 18 bulan, jadi kemungkinan tahun depan sudah selesai," kata Kepala Satker Penyediaan Perumahan Provinsi Kaltim Mustofa Otfan.

Setelah melihat pembangunan IKN, Kompas kembali ke Balikpapan melalui Jembatan Pulau Balang dari sisi Penajam. Jembatan ini nantinya menjadi salah satu infrastruktur pendukung dari Balikpapan menuju IKN. Melalui jalan ini, perjalanan akan lebih cepat, yakni kurang dari dua jam.

Dari Jembatan Pulau Balang, Kompas melalui jalan penghubung di sisi Balikpapan yang sudah dikerjakan. Jalannya masih berupa jalan tanah yang dikeraskan, yakni Segmen 51, 3A, dan 3B. Kendati demikian, perjalanan menggunakan mobil tanpa hambatan dan dalam kondisi kering. Perjalanan dari Jembatan Pulau Balang menuju Balikpapan bisa dilalui sekitar 1 jam.