LRT Jabodebek masih mengalami kendala operasional. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan LRT Jabodebek terus mengevaluasi berbagai gangguan yang terjadi sejak 28 Agustus lalu.
Oleh FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
JAKARTA, KOMPAS — LRT Jabodebek masih mengalami kendala operasional, seperti pengereman yang belum nyaman bagi penumpang dan gangguan pada pintu. Kendala itu terus dievaluasi untuk perbaikan seiring tingginya animo masyarakat dan meningkatnya capaian ketepatan waktu.
Kementerian Perhubungan mencatat LRT Jabodebek telah melayani 471.847 penumpang sejak beroperasi pada Senin (28/8/2023) hingga Jumat (9/9/2023). Dalam kurun waktu tersebut juga ada empat gangguan utama, yakni terkait pintu kereta, layar informasi penumpang, kelistrikan, dan sistem operasi.
”Saat ini masih terjadi beberapa kendala terkait operasional, seperti kondisi pengereman yang dirasa belum nyaman bagi pengguna jasa LRT Jabodebek, gangguan pada pintu, dan beberapa hal minor lainnya yang masih terjadi,” kata Manajer Hubungan Masyarakat LRT Jabodebek Kuswardojo, Rabu (13/9/2023).
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan meminta operator untuk memastikan kendala yang ada sudah sepenuhnya tertangani dengan baik. Dengan demikian, jumlah rangkaian kereta yang dioperasikan dapat bertambah seiring animo masyarakat dan meningkatnya capaian ketepatan waktu (on time performance/OTP).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal dalam keterangannya menyampaikan bahwa LRT Jabodebek sudah bisa melayani sampai 56.286 penumpang dalam sehari. OTP turut meningkat dalam kurun 5-9 September yang mencapai 81,0 persen atau rata-rata keterlambatan berkisar 1,9 menit.
”Selesaikan kendala-kendala yang sudah teridentifikasi dan lakukan sesuai standar atau aturan yang telah ditetapkan sebelum jumlah rangkaian kereta yang dioperasikan bertambah,” ucap Risal.
Menurut rencana, jumlah rangkaian LRT Jabodebek akan menjadi 16 rangkaian dan secara bertahap ditingkatkan lagi sampai 27 rangkaian. Adapun kini baru 14 rangkaian yang beroperasi. Apabila jumlah rangkaian menjadi 16 rangkaian, headway atau waktu tunggu antarkereta dapat ditekan menjadi 7,5-15 menit dengan waktu tempuh 50-54 menit.
Risal menambahkan, jadwal operasional LRT Jabodebek juga akan dievaluasi untuk mengakomodasi masukan dari masyarakat. Direktoratnya merekomendasikan agar LRT Jabodebek dapat beroperasi mulai pukul 05.00 hingga pukul 20.00 sehingga dapat mengangkut masyarakat yang pulang lebih malam.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan LRT Jabodebek terus mengevaluasi berbagai kendala yang terjadi sejak beroperasi 28 Agustus. Aspek keamanan dan keselamatan adalah mutlak sehingga mutu dan kualitas harus ditingkatkan hingga maksimal.
”Kendala-kendala sudah dievaluasi terus-menerus,” ujar Budi seusai meresmikan Jembatan Penyeberangan Multiguna Dukuh Atas, Rabu sore.