Proses identifikasi koleksi yang terbakar di Museum Nasional belum tuntas. Polisi belum menetapkan tersangka kejadian kebakaran ini.

Oleh STEPHANUS ARANDITIO

JAKARTA, KOMPAS — Jumlah koleksi benda bersejarah di Museum Nasional Indonesia yang berhasil diidentifikasi bertambah menjadi 243 koleksi pada Rabu (27/9/2023). Artinya, baru 30 persen dari total koleksi terbakar sudah teridentifikasi selama sepuluh hari pasca-kebakaran.

Koleksi itu berhasil dievakuasi dari tiga ruangan yang terbakar, sedangkan tiga ruangan di Gedung A lainnya masih dalam penyelidikan kepolisian. Tiga ruangan yang sudah bisa dilakukan evakuasi itu adalah ruang pameran koleksi prasejarah, ruang perunggu, dan ruang terakota.

Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia terus berupaya mengevakuasi, mengidentifikasi, dan merestorasi koleksi benda serta bangunan bersejarah yang terdampak kebakaran pada Sabtu (16/9/2023).

”Kami mulai mengevakuasi ruangan koleksi keramik. Tenaga ahli tambahan untuk tim identifikasi juga kita galakkan guna mempercepat identifikasi. Kami berhasil mengidentiikasi 243 koleksi,” kata Ahmad Mahendra, Pelaksana Tugas Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya, Rabu (27/9/2023).

Di Gedung A Museum Nasional ini 817 koleksi dipastikan terdampak kebakaran. Ratusan koleksi itu ada di enam ruangan, yakni di Galeri Prasejarah (116 koleksi), Galeri Keramik (226), Galeri Perunggu (110), Galeri Terakota (184), Ruang Budaya Indonesia (125), dan Ruang Peradaban Islam (56).

Koleksinya kebanyakan terbuat dari perunggu, keramik, terakota, dan kayu. Ada pula koleksi miniatur dan replika benda prasejarah yang ditemukan dalam kondisi utuh ataupun rusak ringan sampai berat.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga berkomunikasi dengan para ahli, komunitas, dan mitra di dalam dan luar negeri dalam merancang pemulihan Museum Nasional serta perbaikan mutu museum dan cagar budaya. Diskusi bersama antropolog, budayawan, sejarawan, kurator, dan akademisi dilakukan sejak 23 September lalu.

Ahmad memaparkan, pemulihan Museum Nasional akan dibagi jadi beberapa tahap. Setelah tahap penyelamatan koleksi yang terdampak didokumentasikan dan diidentifikasi, mereka akan mengidentifikasi kerusakan bangunan Museum Nasional yang juga termasuk cagar budaya ini.

”Nantinya akan ada audit keseluruhan bangunan Museum Nasional melalui studi kelayakan bangunan, kajian keseluruhan bangunan terdiri dari kajian arsitektural, struktural, material, pengamanan gedung, dan lain sebagainya,” ujarnya.

Proses evakuasi dan konservasi koleksi Museum Nasional kini akan menghadapi tantangan baru, yakni memasuki musim hujan. Sementara, baru dua dari enam ruangan di Gedung A yang sudah bisa dimulai proses konservasi. Perlu mitigasi agar koleksi terdampak tidak semakin hancur terkena hujan.

 

Susun pedoman

Pihak Kemendikbudristek juga bertemu pihak Bank Dunia pada Selasa (26/9/2023) untuk mendiskusikan perancangan program dan asesmen risiko terhadap bencana khusus untuk museum dan cagar budaya.

Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan museum dan cagar budaya di Indonesia dalam mengantisipasi risiko bencana yang dihadapi. Program ini turut mengikuti Pedoman Cagar Budaya Tangguh Bencana yang diterbitkan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek tahun 2023.

”Bersama dengan Bank Dunia, kami akan berkolaborasi untuk menyusun program dan rencana kerja tanggap darurat terhadap bencana pada museum dan cagar budaya,” ungkap Ahmad.

 

Sebelumnya, anggota Dewan Pengawas Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Pusat, Gatot Ghautama, menyoroti Pedoman Cagar Budaya Tangguh Bencana ini tidak diterapkan dengan baik. Padahal, dalam pedoman dijelaskan berbagai aspek manajemen risiko bencana pada cagar budaya, termasuk kebakaran.

Proses pemadaman Museum Nasional beberapa waktu lalu juga dinilai tidak berdasarkan perspektif penyelamatan koleksi museum. Penyemprotan air bertekanan besar diduga turut menyebabkan bangunan roboh menimpa koleksi di bawahnya.

”Sampai kini mungkin belum pernah di museum-museum, terutama yang di bawah kementerian atau Ditjen Kebudayaan, kelihatannya belum. Sekarang penanganan yang dilakukan seperti tahu bulat, mendadak, ada kejadian baru terpikirkan,” ujar Gatot dalam diskusi bertajuk ”Museum Itu Penting” di Museum Toeti Heraty, Jakarta, Senin (25/9/2023).

Sementara Kepolisian Resor Jakarta Pusat telah memeriksa 37 saksi, mulai dari pekerja proyek renovasi, petugas satuan pengamanan, hingga pegawai museum.

Tim Laboratorium Forensik Polri juga terus melakukan penyelidikan di tempat kejadian sehingga belum ada hasil investigasi penyebab kebakaran dari kepolisian. Belum ada tersangka yang ditetapkan dalam peristiwa ini.