DISTRIBUSI kekayaan dan pendapatan yang tidak merata telah menjadi sebuah pandemi global yang membutuhkan penanganan serius dari para pemimpin politik dan bisnis. Menurut Wakil Presiden Ma’ruf Amin, lanskap perekonomian dunia dalam dua dekade memperparah jurang ketimpangan.

“Penyelesaian persoalan ini adalah pilihan politis yang mesti dilakoni agar pembangunan yang dilaksanakan adalah pembangunan yang inklusif, berkelanjutan dan berkeadilan,” kata Ma’ruf saat menjadi pembicara kunci dalam World Islamic Entrepreneur Summit 2023 di Padang, Jumat, (8/9).

Lebih lanjut Ma’ruf menyebutkan, dirinya mengajak para pemimpin negara berkembang mengoptimalkan segala kesempatan yang mengemuka di tengah begitu menantangnya kondisi ekonomi dan geopolitik global. “Terutama untuk membangun demokrasi ekonomi,” jelasnya.

Ma’ruf menjelaskan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah sangat potensial untuk digerakkan sebagai bagian dari upaya pembangunan perekonomian yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. “Apalagi karena jumlahnya yang dominan dan sebarannya yang luas,” ujarnya.

Dalam konteks Indonesia, saat ini terdapat puluhan ribu pesantren sampai ke pelosok negeri dimana lebih dari 4 juta santri tengah menimba ilmu di pesantren. Itu sebabnya, pengembangan ekonomi di lingkup pesantren menjadi bagian dari strategi untuk mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Terutama dalam menciptakan wirausahawan baru.