Walau infrastruktur jalan tol itu penting, kita harus berhitung cermat dalam pembangunan jaringan jalan tol.

Oleh REDAKSI

Menjelang akhir kepemimpinannya, Presiden Joko Widodo belum melambat. Kamis lalu, Presiden meresmikan ruas tol Indralaya-Prabumulih.

Ruas tol Indralaya-Prabumulih merupakan bagian dari jaringan Tol Trans Sumatera. Berdasarkan data Kementerian PUPR, panjang tol Trans-Sumatera mencapai 2.749 kilometer yang terdiri atas 24 ruas tol. Panjang koridor utama (backbone) dari Lampung ke Aceh mencapai 1.889 km sedangkan koridor pendukung mencapai 860 km.

Ruas tol Indralaya-Prabumulih tergolong koridor pendukung. Namun, tidak kalah pentingnya oleh karena menghubungkan Palembang dan Bengkulu. Hari Kamis (20/7/2023) lalu, Presiden Jokowi telah pula meresmikan ruas tol Bengkulu-Taba Penanjung (16,7 km).

Kementerian PUPR, badan usaha jalan tol, dan pemda, memang terbilang cepat dalam membangun tol Trans Sumatera. Hingga semester I-2023, tercatat enam ruas Tol Trans-Sumatera sepanjang 596 km telah beroperasi penuh.

Pertanyaannya, sejauh mana ruas-ruas tol yang telah terbangun itu berkontribusi terhadap kemakmuran rakyat?

Evaluasi menjadi penting oleh karena triliunan rupiah telah digelontorkan untuk membangun ratusan kilometer jalan tol. Evaluasi juga penting oleh karena kita berharap investasi triliunan rupiah itu sungguh tepat sasaran.

Di sisi lain, Harian Kompas edisi Senin (31/7/2023) pernah melaporkan hanya 8 persen dari total armada truk logistik di Sumatera yang melintas di Tol Trans Sumatera. Mencermati fenomena itu, adakah hal yang salah dari pengoperasian Tol Trans Sumatera? Apakah tarifnya terlalu mahal?

Evaluasi terhadap pengoperasian Tol Trans Sumatera dengan demikian menjadi penting. Bagaimana misalnya, skema penarifan sehingga tol ini tidak hanya atraktif bagi kendaraan pribadi tetapi juga kendaraan logistik.

Bila lalu lintas harian terlalu rendah, apakah sebaiknya diseleksi lagi ruas-ruas mana yang diprioritaskan pembangunnnya. Evaluasi dan keputusan yang kelak diambil juga penting bagi keberlanjutan hidup badan usaha jalan tol—dan segenap investor, yang memodali pembangunan tol itu.

Walau infrastruktur jalan tol itu penting, kita harus berhitung cermat dalam pembangunan jaringan jalan tol. Ini karena investasinya mencapai triliunan rupiah dengan pengembalian investasi hingga puluhan tahun.

Ketidakcermatan dalam penghitungan investasi jalan tol dapat berakibat fatal bagi badan usaha. Lebih jauh lagi, dapat menimbulkan citra buruk bagi negeri ini bila ada sebuah badan usaha jalan tol yang terpaksa dipailitkan.

Dari hasil evaluasi, juga dapat disusun solusi maupun program detil dari pemerintah daerah maupun pengusaha setempat. Boleh jadi, terdapat perubahan rencana tata ruang wilayah untuk mengantisipasi perubahan akibat terbangunnya ruas tol yang baru. Boleh jadi arah kota berubah dari kota manufaktur misalnya, menjadi kota jasa atau apapun sebagai wujud adaptasi terhadap terbangunnya ruas tol yang baru.

https://cdn-assetd.kompas.id/PuBTVun_jaftDCYQBGIbYCn2QkI=/1024x2400/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F04%2Fba5b31fe-c373-4170-8eee-0c9dc7ced165_png.png