KINERJA baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) per September 2023 masih berlanjut dengan pendapatan negara dan belanja negara yang tetap tumbuh. Terdapat surplus Rp67,7 triliun dengan keseimbangan primer Rp389,7 triliun. Kinerja baik APBN per September 2023 diungkapkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita Oktober 2023.
Menkeu merinci, pendapatan negara mencapai Rp2.035,6 triliun atau naik 3,1% (yoy) swdangkan belanja negara sebesar Rp1.967,9 triliun atau naik 2,8% (yoy). Kinerja belanja APBN juga masih menunjukan hasil yang baik dengan fokus tetap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Khususnya bagi kelompok miskin dan rentan, melalui belanja bantuan sosial, petani dan UMKM, kesehatan, subsidi, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur.
Namun, Menkeu juga mengingatkan bahwa Indonesia perlu waspada akan kondisi global yang masih mengalami ketidakpastian. Hal ini sebagai dampak dari pascapandemi, geopolitik, volatilitas pasar uang, inflasi komoditas, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi di RRT. Perekonomian nasional akan terpengaruh, meskipun masih diprediksi tumbuh 5,1%.
Dari sisi kepabeanan dan cukai, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Encep Dudi Ginanjar, pada Senin (30/10) mengatakan bahwa sampai dengan September 2023, Bea Cukai turut berkontribusi Rp195,6 T atau 64,5% target APBN. "Penerimaan bea masuk masih positif, sedangkan penerimaan bea keluar dan cukai melambat," ungkap Encep.
Bea masuk tercatat sebesar Rp36,9 triliun atau naik 1,7% (yoy). Kenaikan ini disebabkan naiknya tarif efektif dan menguatnya kurs USD. Sementara itu, bea keluar tercatat sebesar Rp8,1 triliun atau turun 79,4% (yoy), karena penurunan harga crude palm oil (CPO) dan turunnya volume ekspor tembaga. Penurunan juga terjadi di cukai yang terkumpul Rp150,5 triliun hingga September 2023, akibat berkurangnya produksi rokok golongan I serta produksi minuman mengandung etil alkohol (MMEA) dan etil alkohol (EA). Tercatat, penurunan cukai hasil tembakau sebesar 5,4% (yoy), MMEA 1,2 % (yoy), dan EA 7,5 % (yoy).
"Walaupun terdapat pelambatan di bea keluar dan cukai, kami tetap berupaya mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai agar APBN dapat terus menjadi motor penggerak sekaligus alat pengaman yang menjaga stabilitas ekonomi. Kami berharap, masyarakat tetap memberikan kontribusi dan dukungannya terhadap kinerja APBN 2023 dan Bea Cukai," tutup Encep. (RO/S-3)