LRT Jabodebek Bermasalah, DPR Kritik Pedas Kereta Buatan Inka 

Oleh : Insi Nantika Jelita
 
ANGGOTA Komisi VII DPR RI Mulyanto mengkritik kualitas produk kereta PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka terkait kondisi kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) yang bermasalah. Mulai dari banyaknya kepingan roda yang mengalami pengikisan atau aus, waktu tunggu kereta sampai satu jam, dan masalah kelistrikan. Menurutnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan operator LRT Jabodebek, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI perlu mengevaluasi mengenai keputusan pemilihan kereta produksi Inka sebagai armada LRT. Padahal, kata Mulyanto, sudah ada informasi sebelumnya bahwa kereta produk Inka dianggap tidak cocok untuk angkutan penumpang sejenis kereta rel listrik (KRL), kereta rel diesel, atau trem.
 
"Kualitas produk kereta dari Inka ini dapat membahayakan jika gagal beroperasi. Kementerian Perindustrian dan BUMN harus menegur keras perusahaan plat merah itu, karena terbukti produk yang dihasilkan tidak dapat digunakan optimal," kata Mulyanto dalam keterangan resmi, Kamis (2/11). Baca juga: Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ke Manggarai Resmi Dimulai Legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu membandingkan kereta buatan Inka dengan KRL bekas dari Jepang yang dinilai minim bermasalah selama ini. Mulyanto mengaku baru memahami alasan PT KAI lebih memilih kereta bekas dari Negeri Sakura ketimbang menggunakan produk dalam negeri untuk mengoperasikan KRL commuter Jabodetabek. "Ternyata, kualitas kereta produk dalam negeri belum memenuhi standar keamanan dan kenyamanan yang semestinya. Masa kualitas produk baru industri kita kalah dari barang bekas Jepang. Ini kan memalukan bangsa sendiri," ucapnya. Mulyanto meminta pemerintah tidak menganggap remeh soal pengoperasian LRT Jabodebek yang bermasalah. Jangan sampai, lanjutnya, publik menerima layanan yang buruk dari produk kereta buatan Inka tersebut. Baca juga: Roda Kereta Banyak yang Aus, LRT Jabodebek Cuma Operasikan 9 Trainset "Kasus ini harus menjadi perhatian serius pemerintah. Jangan publik disodori pilihan yang jelek. Kita menginginkan produk dalam negeri menjadi tuan rumah di negeri sendiri, namun tidak juga dengan kualitas seadanya yang dikeluhkan sekarang ini," pungkasnya. Kementerian BUMN Lakukan Evaluasi Terpisah, Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko menerangkan, pihaknya bersama kementerian dan lembaga terkait tengah me-review pengoperasian LRT Jabodebek. Pemerintah tengah menyelisik masalah teknis pada LRT Jabodebek soal keausan roda yang berkaitan dengan koefisien gesek terhadap rel. "Kami lagi review menyeluruh untuk kecepatan kereta, kita juga melakukan perbaikan roda dan perbaikan jangka panjang supaya tidak terjadi lagi kerusakan di roda," ungkap Tiko di Jakarta, Rabu (1/11). Sebanyak 18 rangkaian kereta masuk bengkel untuk dilakukan perawatan bubut roda. LRT Jabodebek pun hanya mengoperasikan delapan rangkaian kereta (trainset). Alhasil, manajemen membatalkan 103 perjalanan kereta beberapa waktu ke depan dan membuat waktu tunggu kereta (headway) menjadi satu jam lamanya. Tiko berharap masalah tersebut dapat segera diselesaikan, sehingga headway kereta LRT dapat kembali normal dengan waktu tunggu 15 menit pada akhir November ini. "Intinya kita sedang kalibrasi ulang, reviu mengenai kapasitas dan kecepatan untuk service LRT. Targetnya, kita harapkan minggu keempat November sudah bisa menjaga headway ke 15 menit," tutupnya.