TANGKAPAN LAYAR
Presiden Joko Widodo melakukan lawatan ke Republik Rakyat China dan Kerajaan Arab Saudi pekan ini. Sebelum bertolak, Presiden memberikan keterangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (16/10/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo memulai lawatan selama satu pekan ke Beijing, China, dan Riyadh, Arab Saudi, pada Senin (16/10/2023). Selain menghadiri KTT Sabuk dan Jalan di China, Presiden juga akan memimpin KTT ASEAN-Organisasi Kerja Sama Negara Teluk (GCC) di Arab Saudi.
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana bertolak dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menuju Beijing dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia pada Senin pagi pukul 08.00. Dalam lawatan kali ini, Presiden disertai Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Rombongan Presiden Jokowi dilepas Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Nyonya Wury Estu Handayani. Selain itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo juga turut melepas rombongan Presiden.
KOMPAS/C WAHYU HARYO PS
Presiden Jokowi dan Presiden Republik Rakyat China (RRC) Xi Jinping menyampaikan pernyataan pers tentang hasil pertemuan bilateral yang berlangsung di Balai Agung Rakyat China di Beijing, Kamis (26/3/2015) malam.
Dalam keterangannya sebelum bertolak ke Beijing, Presiden Jokowi mengatakan, ia akan berada di Beijing hingga 18 Oktober. Setidaknya ada dua agenda selama di Beijing, yakni bertemu Presiden China Xi Jinping dan menghadiri KTT Ke-3 Sabuk dan Jalan untuk Kerja Sama Internasional atau Belt and Road Forum for International Cooperation.
Di Beijing, Presiden Jokowi juga akan bertemu dengan PM Li Qiang dan Ketua Parlemen China Zhao Leji. ”Sejumlah isu prioritas akan kita bahas dengan RRT (China), antara lain peningkatan ekspor Indonesia, peningkatan investasi, dan pembangunan ketahanan pangan,” kata Presiden.
Setelah kunjungan kerja di Beijing, Presiden melanjutkan lawatannya ke Riyadh, Arab Saudi, pada 18 Oktober. Di Riyadh, Presiden akan melakukan kunjungan resmi dan bertemu putra mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Sejumlah isu prioritas akan kita bahas dengan RRT, antara lain peningkatan ekspor Indonesia, peningkatan investasi, dan pembangunan ketahanan pangan. ( Presiden Jokowi)
Selain itu, Presiden Jokowi juga akan memimpin penyelenggaraan KTT pertama ASEAN GCC. Kerja sama ASEAN-GCC ini dimulai dengan penandatanganan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) ASEAN-Arab Saudi di Jakarta 12 Juli lalu. Arab Saudi pun menjadi negara ke-51 yang meneken TAC.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat itu menyebut aksesi TAC sebagai komitmen Arab Saudi untuk mematuhi prinsip ASEAN. ”Kami menyambut Arab Saudi dalam keluarga ASEAN. Bersama-sama kita harus menjadi kekuatan positif bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik,” tuturnya.
Setelah Arab Saudi, ASEAN pun memperluas kerja sama dengan negara-negara GCC. Kontak ASEAN-GCC sudah dimulai tahun 1990. Namun, KTT ASEAN-GCC baru pertama kali digelar pada Oktober ini.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, penjelasan mengenai hasil-hasil dari KTT Ke-43 ASEAN saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Saat Duta Besar Arab Saudi Faisal Abdulah H Amodi bertemu Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Istana Wapres akhir Agustus lalu, dia menyampaikan harapan kerja sama terus diperkuat di berbagai sektor, seperti ekonomi, pendidikan, agama, dan investasi.
Presiden Jokowi juga mengatakan akan membahas sejumlah kerja sama dengan Kerajaan Arab Saudi. Selain peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi, akan dibicarakan pula penjaminan produk halal, kerja sama di bidang energi, dan pembentukan dewan koordinasi tertinggi.
Menurut rencana, Presiden akan beraktivitas selama satu pekan di luar negeri. Presiden bersama rombongan dijadwalkan tiba kembali di Tanah Air pada Sabtu (21/10/2023).