Meningkatkan makna hidup dan kesejahteraan psikologis siswa korban perundungan, langkah penting pulihkan mental korban.

 
 
Oleh:
KHAIRUL BARIYYAH
 

Ilustrasi

SUPRIYANTO

Ilustrasi

Pendidikan adalah fondasi bagi perkembangan pribadi dan akademik siswa. Namun, sering kali siswa dihadapkan pada tantangan yang dapat mengganggu proses belajar mereka, seperti perundungan.

Perundungan adalah perilaku agresif yang disengaja dan berulang yang biasanya melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban. Perundungan dapat berbentuk fisik, verbal, ataupun psikososial, seperti pengucilan sosial.

 

Dalam konteks pendidikan, siswa yang menjadi korban perundungan sering menghadapi tekanan psikologis yang signifikan, yang dapat berdampak pada kesehatan mental mereka secara keseluruhan. Korban perundungan cenderung mengalami penurunan kesejahteraan psikologis, yang ditandai dengan anxiety disorder, depresi, dan kesulitan dalam menjalin hubungan sosial yang sehat.

Anxiety disorder merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan cemas dan khawatir yang berlebihan dan terus-menerus, yang bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejalanya dapat mencakup serangan panik, kesulitan tidur, mudah lelah, kesulitan berkonsentrasi, ketegangan otot, dan iritabilitas. Penyebabnya sering kali multifaktorial, melibatkan kombinasi faktor genetik, lingkungan, psikologis, dan perkembangan.

Baca juga: Kekerasan di Sekolah dan Kesehatan Mental Kita

Dalam konteks siswa korban perundungan, anxiety disorder dapat menjadi salah satu dampak psikologis yang serius. Oleh karena itu, meningkatkan makna hidup (meaning of life) dan kesejahteraan psikologis (psychological wellbeing) bagi siswa korban perundungan adalah langkah penting dalam proses pemulihan.

Makna hidup bisa didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap tujuan hidup mereka, pentingnya eksistensi mereka, dan kemampuan untuk menemukan kepuasan dalam pengalaman hidup. Kesejahteraan psikologis merujuk pada keadaan di mana individu dapat mewujudkan potensi mereka, bisa menghadapi tantangan sehari-hari, memiliki hubungan yang memuaskan dengan orang lain, dan memiliki perasaan kontribusi positif terhadap komunitas.

https://cdn-assetd.kompas.id/7Fxy8J1ASBXNba3oK8IX2IZ9Rec=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F10%2F13616680-cfd2-4f09-ba48-cd8295997bac_jpg.jpg

Terapi cahaya IPLT

Bagi siswa korban perundungan, intervensi yang ditujukan untuk membantu menurunkan anxiety disorder, meningkatkan makna hidup dan pemulihan kesejahteraan psikologis memerlukan pendekatan yang komprehensif. Salah satunya dapat menggunakan terapi cahaya Ifdil Perceptual Light Technique (IPLT) yang dikembangkan oleh profesor konseling trauma, Profesor Ifdil.

Terapi cahaya IPLT merupakan pendekatan terapi inovatif yang dirancang untuk mengurangi gejala anxiety disorder dan meningkatkan kualitas hidup serta kesejahteraan psikologis siswa yang menjadi korban perundungan. Teknik ini menggabungkan elemen-elemen psikoterapi dengan stimulasi perseptual melalui paparan cahaya untuk membantu mengubah cara siswa memproses pengalaman traumatis mereka.

IPLT menggabungkan elemen terapi cahaya, meditasi, dan terapi bicara untuk mencapai hasil yang positif. Siswa korban perundungan diajarkan untuk fokus kepada pengalaman positif dan mengubah persepsi mereka terhadap diri mereka sendiri. Hal ini membantu mereka mengatasi traumatisasi yang diakibatkan oleh perundungan dan meningkatkan rasa harga diri mereka.

Dalam IPLT, cahaya dipilih dengan hati-hati untuk menciptakan lingkungan yang mendukung. Warna-warna tertentu digunakan untuk menginduksi perasaan positif dan ketenangan.

Terapi cahaya adalah komponen utama dalam IPLT. Cahaya memiliki dampak besar kepada suasana hati dan emosi manusia. Dalam IPLT, cahaya dipilih dengan hati-hati untuk menciptakan lingkungan yang mendukung. Warna-warna tertentu digunakan untuk menginduksi perasaan positif dan ketenangan. Misalnya, warna biru sering digunakan untuk merangsang ketenangan dan relaksasi, sementara warna merah dapat meningkatkan energi dan keberanian. Siswa yang menggunakan IPLT akan terpapar cahaya dengan warna-warna ini untuk membantu mengubah suasana hati mereka dan mengurangi kecemasan yang mungkin mereka rasakan.

Selain terapi cahaya, meditasi juga menjadi bagian penting dari IPLT. Meditasi membantu siswa fokus pada pikiran dan perasaan positif. Mereka diajarkan teknik-teknik pernapasan dan meditasi yang dapat membantu mereka mengatasi perasaan cemas dan stres yang mungkin muncul akibat perundungan. Meditasi juga membantu siswa meningkatkan kesadaran diri mereka dan menerima diri mereka apa adanya. Ini adalah langkah penting dalam proses pemulihan dari perundungan karena sering kali korban perundungan mengalami penurunan rasa harga diri.

Selain terapi cahaya dan meditasi, terapi bicara juga merupakan komponen yang penting dalam IPLT. Dalam sesi terapi bicara, siswa memiliki kesempatan berbicara tentang pengalaman perundungan mereka, perasaan mereka, dan tantangan yang mereka hadapi. Konselor yang terlatih dalam IPLT akan memberikan dukungan emosional dan panduan kepada siswa dalam mengatasi trauma perundungan. Mereka juga akan membantu siswa mengembangkan strategi pemecahan masalah dan merencanakan langkah-langkah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka di sekolah dan kehidupan sehari-hari.

https://cdn-assetd.kompas.id/E_Pt6fHPB0oKp6_xAwAyJW-C6M8=/1024x512/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F26%2F262048e9-c152-4961-8334-e3956b44126e_jpg.jpg

Dalam praktiknya, IPLT melibatkan sesi di mana siswa duduk dalam ruangan yang tenang sambil terpapar dengan pola cahaya yang dirancang khusus. Cahaya ini dimaksudkan untuk merangsang bagian otak tertentu yang terkait dengan pengolahan emosi dan persepsi. Sementara itu, konselor dapat membimbing siswa melalui latihan relaksasi dan visualisasi, membantu mereka untuk memproses emosi negatif yang terkait dengan perundungan dan menggantikannya dengan persepsi yang lebih positif dan penguat.

Pendekatan ini juga bertujuan memberikan siswa hal yang diperlukan untuk membangun meaning of life atau makna hidup, yang merupakan konsep kunci dalam psikologi positif. Melalui proses ini, siswa diajak merefleksikan nilai-nilai pribadi, tujuan, dan kekuatan mereka sehingga dapat mengidentifikasi dan menghubungkan diri mereka dengan sesuatu yang lebih besar dari pengalaman traumatis mereka.

Baca juga: Perundungan, Tantangan bagi Pengarusutamaan Pendidikan Karakter

Selain itu, dengan berfokus pada pengembangan psychological wellbeing, IPLT bisa membantu siswa korban perundungan mencapai keseimbangan emosi, mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan orang lain, dan merasa lebih kompeten dan otonom dalam kehidupan mereka. Secara keseluruhan, walaupun memerlukan lebih banyak penelitian untuk mengukuhkan efektivitasnya, IPLT menawarkan pendekatan holistik yang menjanjikan dalam merawat siswa korban perundungan dengan membantu mereka mengatasi kecemasan dan membangun fondasi yang kuat untuk kesejahteraan jangka panjang.

Khairul Bariyyah, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang

Instagram: bariyyah_riya

 
Editor: YOVITA ARIKA