Guru adalah arsitek pengetahuan, pengasuh rasa ingin tahu, dan penjaga inspirasi, lebih dari sekadar fasilitator pengetahuan.

 
Oleh:
ROY MARTIN SIMAMORA

Ilustrasi

HERYUNANTO

Ilustrasi

Pada peringatan Hari Guru Nasional tahun ini, perlu kembali diingat bahwa menghargai peran guru tidak sebatas pada seremoni perayaan. Lebih diperlukan adanya tindakan nyata yang dapat dilakukan negara untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Ada sejumlah persoalan yang dihadapi guru-guru kita dan solusinya perlu dipikirkan bersama. Guru sering kali menghadapi rendahnya status dan kurangnya penghargaan di masyarakat. Ini mengurangi motivasi mereka dalam belajar-mengajar.

Gaji guru juga relatif rendah jika dibandingkan dengan tanggung jawab yang mereka emban sehingga sulit menarik individu berkualitas untuk menjadi guru. Beban kerja yang berat juga menjadi masalah. Tugas mengajar, mengoreksi pekerjaan siswa, dan menyiapkan materi pelajaran tentu memakan waktu dan energi.

Kurangnya fasilitas dan sumber daya di sekolah juga mempersulit guru dalam menyampaikan pembelajaran yang efektif. Padatnya kurikulum dengan materi yang harus dicakup dalam waktu terbatas pun menimbulkan tekanan terhadap guru.

Selain itu, kurangnya pelatihan dan kesempatan pengembangan profesional juga memengaruhi kualitas pengajaran.

Baca juga: Dedikasi Luhur Guru

Kebijakan-kebijakan yang membebani guru antara lain kerumitan birokrasi, evaluasi kinerja tidak obyektif, dan ketidakjelasan kebijakan pendidikan yang kadang-kadang membingungkan guru dalam mengimplementasikannya.

Belum lagi wacana marketplace guru oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim akan segera direalisasikan. Ini seolah menambah daftar panjang beban guru-guru kita.

Sangat memprihatinkan bahwa dalam dunia pendidikan kita sering kali guru dianggap sebagai penyalur kebijakan pemerintah. Guru hanya bertugas mengikuti pedoman yang ketat dan menyampaikan kurikulum yang telah ditentukan.

Sejatinya, peran guru tidak sebatas administrasi atau memastikan keberhasilan program pemerintah, tetapi jauh lebih luas daripada itu.

https://cdn-assetd.kompas.id/ViayEdIJioUeIIv-fJaKU3rnpg0=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F22%2Ffd611c38-edd0-4811-bf28-ae0fa199c01c_jpg.jpg

Penjaga inspirasi

Guru adalah arsitek pengetahuan, pengasuh rasa ingin tahu, dan penjaga inspirasi. Guru memiliki kemampuan unik untuk membuat pelajaran hidup, memberikan sentuhan kreativitas, empati, dan semangat belajar yang tulus.

Melampaui batasan kebijakan dan aturan, guru adalah pahlawan yang membentuk pikiran, menghidupkan imajinasi, dan memberdayakan generasi muda agar mencapai potensi maksimal. Mereka mewakili esensi pendidikan, melampaui batas birokrasi untuk membina hubungan yang berarti, yang mendorong pertumbuhan, ketahanan, dan kecintaan seumur hidup terhadap pengetahuan.

Peran guru jauh lebih besar daripada sekadar fasilitator pengetahuan. Guru juga berperan sebagai mentor dan pemandu, menawarkan dukungan dan bimbingan yang tak ternilai bagi para siswa mereka.

Guru adalah pahlawan yang membentuk pikiran, menghidupkan imajinasi, dan memberdayakan generasi muda agar mencapai potensi maksimal.

Mereka memahami bahwa pendidikan mencakup lebih dari sekadar menghafal fakta dan menyelesaikan tes. Ini tentang mengembangkan bakat individu, menumbuhkan pemikiran kritis, dan menanamkan rasa harga diri. Guru memikul tanggung jawab berat untuk tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga membina perkembangan sosial dan emosional.

Mereka menciptakan ruang aman dan inklusif di mana siswa merasa dilihat, didengar, dan dihargai. Melalui dedikasi tak tergoyahkan dan kepedulian tulus, para guru menginspirasi rasa percaya diri, ketangguhan, dan rasa haus yang tak terpadamkan akan pembelajaran sepanjang hayat.

Dampaknya jauh melampaui batas-batas ruang kelas, membentuk kehidupan para siswa dan memperkaya masyarakat di tahun-tahun mendatang.

https://cdn-assetd.kompas.id/XcaBsbEn_9VOxcM5JefNbGFfKEA=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F03%2F24%2F2181c347-8b22-493c-be32-349cfc657e38_jpg.jpg

Selain itu, guru juga memainkan peran penting dalam membentuk masa depan masyarakat dengan mengasuh generasi pemimpin, inovator, dan pembuat perubahan berikutnya. Melampaui batas-batas buku teks, guru mendorong siswa mengeksplorasi hasrat, berpikir kritis, dan mengembangkan keterampilan hidup yang penting.

Para guru memberdayakan siswa untuk menjadi peserta aktif dalam pendidikan mereka sendiri, menumbuhkan kecintaan untuk berpikir mandiri dan rasa haus akan pengetahuan yang tak terpuaskan. Mereka menyalakan rasa ingin tahu, memupuk kreativitas, dan menumbuhkan pola pikir yang membekali siswa untuk menghadapi tantangan dengan ketahanan dan kemampuan beradaptasi.

Dengan merangkul beragam kebutuhan dan kekuatan setiap siswa, para guru membuka jalan bagi masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Masyarakat yang memungkinkan setiap individu punya kesempatan untuk berkembang dan menyumbangkan perspektif dan bakat unik.

Di dunia yang digerakkan oleh isu-isu kompleks dan kemajuan cepat, guru berdiri sebagai pembawa obor kemajuan, membentuk pikiran-pikiran muda untuk menavigasi kompleksitas zaman modern, dan mendorong perubahan positif.

Baca juga: Melampaui Bayang-bayang Pendidikan

Para guru memiliki pengaruh tidak hanya di dalam ruang kelas, tetapi juga memperluas dampaknya di luar tembok sekolah dengan melibatkan orangtua, masyarakat, dan sesama guru.

Mereka berkolaborasi dengan orangtua, menjalin kemitraan yang kuat, dengan kesadaran bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Dengan membina jalur komunikasi yang terbuka, guru menciptakan jaringan pendukung yang memperkuat pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Secara aktif terlibat dalam peluang pengembangan profesional, guru bertukar ide dan praktik terbaik dengan rekan-rekan mereka. Terus mencari cara untuk meningkatkan metode pengajaran dan beradaptasi dengan kebutuhan siswa yang terus berkembang.

Para guru juga berkontribusi pada komunitas melalui kegiatan ekstrakurikuler, program pendampingan, dan inisiatif yang mempromosikan kesadaran sosial dan keterlibatan masyarakat. Dengan demikian, mereka mencontohkan peran guru sebagai kontributor aktif untuk pengembangan holistik individu dan perbaikan masyarakat secara keseluruhan.

Para guru mewujudkan semangat dedikasi, kasih sayang, dan pembelajaran seumur hidup. Ini melampaui kebijakan yang kaku untuk melakukan perubahan monumental dalam kehidupan siswa mereka dan dunia yang mereka tempati.

https://cdn-assetd.kompas.id/mIFQT-8C3yJpPzjf5u1mHNk50OI=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F06%2F502898e4-34c9-486d-a1dd-03d7161931c5_jpg.jpg

Di era yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang pesat dan pergeseran lanskap masyarakat, guru memegang kunci untuk membekali siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk berkembang di dunia yang dinamis dan saling terhubung. Mereka merangkul ”mantel pembelajar” seumur hidup, terus-menerus mengadaptasi metodologi pengajaran untuk memenuhi tuntutan lanskap pendidikan yang terus berkembang.

Para guru menyadari pentingnya mengembangkan literasi digital, pemikiran kritis, kolaborasi, dan kemampuan beradaptasi pada siswa mereka. Mereka membina lingkungan yang mendorong inovasi, pemecahan masalah, dan ketahanan, mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dan meraih peluang di masa depan.

Baca juga: Memaknai Hari Guru

Di luar batas-batas kebijakan pemerintah yang kaku, para guru mewujudkan kasih sayang, kemampuan beradaptasi, dan bimbingan visioner saat mereka membentuk pikiran muda. Mereka menanamkan kecintaan untuk belajar dan memberdayakan individu demi hari esok yang lebih cerah.

Dampaknya melampaui dinding-dinding ruang kelas saat guru menginspirasi generasi untuk merangkul potensi mereka. Agar siswa mampu menjadi kontributor aktif bagi masyarakat global yang digerakkan oleh pengetahuan, kasih sayang, dan perubahan positif.

Sebagai penutup, mari kita rayakan dampak mendalam dari para penuntun dan arsitek pencerahan. Mereka menerangi jalan menuju kebijaksanaan dan menabur benih-benih pertumbuhan abadi di tanah subur pikiran-pikiran muda!

Roy Martin Simamora,Pengajar Filsafat Pendidikan PSP ISI Yogyakarta

Roy Martin Simamora

ARSIP PRIBADI

Roy Martin Simamora

Editor: YOVITA ARIKA, NUR HIDAYATI