”Tabrak, Prof!” dikemas untuk memberi kesempatan kepada anak muda bertanya apa aja kepada cawapres Mahfud MD.
Persoalan politik dan hukum biasanya dibahas di ruang kelas atau diskusi publik yang kaku dan formal. Namun, dalam acara ”Tabrak, Prof!”, masyarakat diajak memahami isu dengan cara lebih santai. Dalam acara yang diselenggarakan di Seulawah Kupi, Medan, Sumatera Utara, Minggu (14/1/2024), itu masyarakat bebas bertanya kepada calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD. Hasilnya: diskusi politik yang riuh, natural, dan apa adanya.
Kehadiran Mahfud MD di warung kopi disambut meriah oleh ribuan anak muda. Mahfud hadir mengenakan jaket bomber coklat khas gaya anak muda yang ditempeli patch 21 program Ganjar-Mahfud. Ia duduk di tengah ruangan. Sementara masyarakat, kebanyakan generasi milenial dan Z, duduk dan berdiri mengelilingi Mahfud.
Begitu Mahfud tiba, penyelenggara langsung menyajikan kopi khas Medan. Mahfud mengatakan, ini adalah cangkir kopi ketiganya. Ia pun menyeruput kopi yang tersaji.
Melihat agenda Mahfud yang begitu padat, tidak heran ia membutuhkan bercangkir-cangkir kopi untuk terjaga. Sebelum hadir di acara ”Tabrak, Prof!”, Mahfud berkunjung ke dua gereja, yaitu Gereja Bethel Indonesia Selecta dan Gereja Rumah Persembahan. Setelah itu, ia hadir dalam silaturahmi dengan pimpinan gereja dan tokoh masyarakat di Aula Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jetun, Silangit, Sumut.
Baca juga : Di GBI Selecta Medan, Mahfud MD Sampaikan Pesan Keberagaman
DOKUMENTASI TPN GANJAR-MAHFUD
Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, menerima doa dari Pendeta Aristarkus Tarigan dan jemaat di GBI Selecta, Medan, Sumatera Utara, Minggu (14/1/2024). Menurut Mahfud, semangat toleransi dan keberagaman adalah modal persatuan Indonesia.
Mengawali obrolan, Mahfud cerita sejarah kopi. Khususnya Aceh yang memang terkenal dengan minuman ini. Mahfud tertarik dengan nama warung ini. Seulawah, kata Mahfud, berasal dari kata shalawat. Seulawah juga jadi nama pesawat pertama yang diberikan rakyat Aceh kepada Republik Indonesia.
Mendengar penjelasan Mahfud, pembawa acara menilai Mahfud seperti ensiklopedia berjalan. ”Baru berapa menit sudah banyak pengetahuan yang kita dapatkan,” kata pembawa acara yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari warga yang hadir.
Pembawa acara kemudian membuka forum. Mahfud menjanjikan hadiah jaket bomber yang dikenakannya untuk penanya terbaik. Begitu mendapat penjelasan tersebut, masyarakat langsung berlomba-lomba mengangkat tangan untuk bertanya.
Pertanyaan yang diajukan sangat beragam. Mulai dari UU Perampasan Aset dan kelanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Ada juga yang bertanya mengenai pinjaman daring atau pinjaman online (pinjol) yang dianggap telah merugikan masyarakat, pembongkaran kasus bekas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Ferdy Sambo, hingga kasus-kasus kriminalisasi dan pasal karet dalam UU ITE.
Mahfud menjawab pertanyaan-pertanyaan itu berdasarkan ilmu politik dan hukum serta berkaca dari pengalamannya sebagai Menko Polhukam. Dengan cara bicara yang runut dan penggunaan bahasa yang sederhana, ia menyampaikan penjelasan politik dan hukum yang dapat diterima oleh siapa saja.
DOKUMENTASI TPN GANJAR-MAHFUD
Perwakilan masyarakat bertanya kepada calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, dalam acara ”Tabrak, Prof!” di Seulawah Kupi, Medan, Sumatera Utara, Minggu (14/1/2024). Dalam acara ini, masyarakat bebas bertanya kepada Mahfud mengenai berbagai hal di tingkat nasional dan daerah.
Penjelasan mengenai pinjol, misalnya, disampaikan dengan memberikan informasi soal perbedaan hukum pidana dan hukum perdata. Ia juga memberi contoh kasus seseorang yang pinjam Rp 3.000.000, tetapi dalam beberapa bulan tagihannya mencapai Rp 200 juta.
”Sampai ada yang bunuh diri. Ketika dilaporkan ke polisi, tidak bisa ditindak karena itu adalah kasus perdata. Sementara ketika dibawa ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan), disebut ilegal,” kata Mahfud.
Rumitnya kasus pinjol membuat Mahfud harus mengumpulkan semua instansi dan membuat kesimpulan bahwa pinjol adalah kasus penipuan. Sejak saat itu, ada ratusan orang ditangkap. Mahfud menutup penjelasannya dengan meminta masyarakat tidak terjebak pada skema pinjaman uang melalui telepon genggam. ”Datang ke bank. Pemerintah menawarkan banyak pinjaman lunak untuk UMKM," katanya.
Tidak semua yang hadir dalam ”Tabrak, Prof!” adalah pendukung Ganjar-Mahfud. Sebagian masyarakat bahkan terang-terangan mengaku belum menjatuhkan pilihan.
Maria Simbolon (31) yang berprofesi sebagai guru TK mengatakan, dirinya belum memutuskan pilihan dalam Pemilu 2024. ”Kalau jawaban Pak Mahfud memuaskan, saya akan segera menentukan pilihan,” ujar perempuan yang datang bersama dua teman itu.
DOKUMENTASI TPN GANJAR-MAHFUD
Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, menyimak pertanyaan masyarakat yang hadir dalam acara ”Tabrak, Prof!” di Seulawah Kupi, Medan, Sumatera Utara, Minggu (14/1/2024). Dalam acara ini, masyarakat bebas bertanya kepada Mahfud MD mengenai berbagai hal di tingkat nasional dan daerah.
Di hadapan Mahfud, Maria mengatakan, dirinya bosan melihat politisi yang kerap berjanji tetapi melempem dan membisu ketika sudah mendapatkan jabatan. ”Prof ini idealis, tapi apa tetap akan idealis?” tanyanya, yang disambut tepuk tangan meriah masyarakat.
Mahfud langsung menjelaskan bahwa ia sudah 24 tahun berkecimpung di bidang politik dan hukum di Indonesia. ”Ini mungkin tahun terakhir saya. Kalau bisa lima tahun lagi. Saya tidak akan membuang reputasi selama 24 tahun ke belakang. Justru saya akan semakin tegas membuat jaringan agar ketegasan saya menular ke birokrasi,” katanya.
Maria menuturkan, dirinya tidak puas dengan jawaban Mahfud yang masih cenderung main aman dan normatif. Tetapi, ia mengapresiasi keberanian cawapres itu dalam membuka ruang diskusi.
”Paling penting adalah pejabat publik memberikan ruang diskusi. Ini menarik. Puas gak puas (jawabannya), di luar kendali Pak Mahfud. Tetapi, ada ruang diskusi dan tidak ada jarak antara rakyat dan politisi, itu yang kami apresiasi,” tutur perempuan yang kemudian mendapatkan hadiah jaket dari Mahfud MD itu.
DOKUMENTASI TPN GANJAR-MAHFUD
Maria Simbolon (31) menerima jaket pemberian Mahfud MD dalam acara ”Tabrak, Prof!” di Seulawah Kupi, Medan, Sumatera Utara, Minggu (14/1/2024). Meski hadir dalam acara dan bertanya kepada Mahfud, Maria menuturkan bahwa dirinya belum menjatuhkan pilihan dalam Pemilu 2024.
Erna Girsang (35) mengatakan, dirinya melihat Mahfud MD tampil secara realistis. ”Dalam konteks pemilu, ia tidak obral janji. Itu mendidik masyarakat agar tidak instan. Ada proses dan kondisi yang saling memengaruhi kehidupan bernegara,” kata ibu rumah tangga itu.
Erna mengetahui acara ”Tabrak, Prof!” dari Instagram. Ia sengaja datang untuk mendengarkan jawaban-jawaban Mahfud MD serta ide dan gagasan yang dibangun. Sama seperti Maria, ia belum menentukan pilihan. ”Masih ada waktu sampai tanggal 14 Februari,” ujarnya.
Rinto Sihombing (26), mahasiswa jurusan bisnis di Universitas Medan Area, mengatakan, acara ”Tabrak, Prof!” sangat seru, hidup, dan berkesan karena ia bisa berbicara langsung dengan cawapres. ”Tidak semua pertanyaan dijawab, tetapi setidaknya beberapa masalah di tingkat desa, kabupaten, dan nasional sudah tersampaikan,” katanya.
Sementara itu, Ishak (26), mahasiswa jurusan ilmu sosial dan pemerintahan di Universitas Medan Area, mengatakan, hal yang paling seru adalah melihat antusiasme generasi muda untuk mempertanyakan masalah dan politik. Apalagi, acara dikemas dengan konsep nongkrong bareng. ”Di Medan, ngomongin politik sudah biasa. Dengan adanya Pak Mahfud, semakin mantap karena kami bisa tanya langsung kepada tokoh publik,” ucapnya.
Ishak menuturkan, istilah ”tabrak” yang dipakai oleh Mahfud MD sangat sesuai dengan semangat untuk menabrak atau membongkar praktik-praktik kejahatan hukum dan menunjukkan apa yang seharusnya berjalan. ”Tabrak, Prof! Tabrak!” katanya.
”Tabrak, Prof!” merupakan acara yang diselenggarakan sebagai bagian dari kampanye Mahfud MD bersama capres Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024. Sebelum diselenggarakan di Medan, Mahfud juga menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat dalam ”Tabrak, Prof” edisi Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (11/1/2024).
Selain Mahfud, sejumlah kegiatan kampanye lain juga diadakan calon-calon lain untuk menyosialisasikan program. Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, misalnya, membuat kegiatan ”Desak Anies”, sementara Ganjar Pranowo membuat diskusi publik bernama ”Demokr[e]asi”. Setiap acara dikemas dengan gaya berbeda-beda.
KEDEPUTIAN MEDIA DAN KOMUNIKASI TIMNAS AMIN
Calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan, memberikan paparan pada acara ”Desak Anies” saat berkampanye di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (5/12/2023).
Seusai acara, Mahfud mengatakan, acara ”Tabrak, Prof!” dikemas untuk memberi kesempatan kepada anak muda bertanya apa aja kepada dirinya. ”Silakan tabrak. Saya akan tabrak balik. Maksudnya, acara ini memang dibuat untuk buka-bukaan,” ujarnya.
Terlepas dari pilihan generasi muda dalam Pemilu 2024, pertanyaan tajam yang dilontarkan generasi muda dalam berbagai forum capres dan cawapres, seperi ”Tabrak, Prof!”, menunjukkan dinamika kepedulian generasi ini terhadap bangsa dan negara.