Partai Golkar baru memperoleh 65 persen konversi suara Prabowo-Gibran. Mereka bertekad untuk meningkatkan konversi.
JAKARTA, KOMPAS — Partai Golkar mengumpulkan seluruh Ketua Dewan Pimpinan Daerah untuk membahas konversi suara partai ke pasangan calon presiden dan calon wakil presiden mereka, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Pasalnya, baru 65 persen pemilih Golkar yang bakal memilih Prabowo-Gibran. Jumlah itu sedikit di bawah target, yakni 80 persen.
Pertemuan itu bertempat di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar di Jakarta, Rabu (17/1/2024). Selain Ketua DPD, hadir pula Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus, Bendahara Umum Partai Golkar Dito Ganinduto, dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.
Saat konferensi pers sebelum pertemuan, Airlangga mengatakan, survei internal Golkar menemukan baru 65 persen suara partai yang bakal dikonversi untuk Prabowo-Gibran. Sejumlah evaluasi dari kerja-kerja partai diperlukan untuk mencapai target 80 persen.
KOMPAS/WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus, Bendahara Umum Partai Golkar Dito Ganinduto, dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia saat konferensi pers sebelum pertemuan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
”Malam ini saya instruksikan kepada seluruh kader Partai Golkar bahwa target partai adalah 80 persen pemilih memilih Pak Prabowo dan Mas Gibran. Ini akan lebih tinggi dari pemilu sebelumnya di mana rata-ratanya 53-55 persen,” ujarnya.
Meskipun demikian, Airlangga enggan membuka data daerah tingkat konversi yang tergolong rendah. Namun, tidak ada daerah dengan tingkat konversi di bawah 50 persen. Kini Golkar tengah berupaya meningkatkan konversi suara lewat pemasangan atribut, iklan, hingga capaian kerja Presiden Joko Widodo.
Caleg-caleg butuh dorongan untuk turut membantu suara capres-cawapres. Di internal partai saja mereka saling bersaing, cukup sulit apabila ditambah beban untuk pilpres.
Selain itu, Partai Golkar juga menargetkan kemenangan sendiri lewat perolehan kursi DPR minimal 20 persen. Dengan demikian, penambahan kursi dari pemilu sebelumnya dapat tercapai.
”Konsolidasi ini menjelang pemilu yang tinggal 30 hari lagi. Memenangkan Prabowo-Gibran bukan hanya di baliho, tapi juga di suara rakyat lewat operasi infanteri di TPS-TPS (tempat pemungutan suara),” tambah Airlangga.
Menurut Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana, masalah rendahnya tingkat konversi suara partai ke capres-cawapres pilihan bukan hanya terjadi di Golkar. Partai-partai lain turut mengalami masalah yang sama, khususnya partai yang tidak memiliki hubungan kuat dengan pasangan calon.
Adapun titik masalah berada di calon anggota legislatif. Mereka tidak bisa disalahkan apabila fokus untuk memenangi diri masing-masing. Sebab, modal yang mereka keluarkan untuk pencalonan sudah begitu besar.
KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA
Baliho calon anggota legislatif di area Jalan Wahid Hasyim, Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (23/12/2023).
”Caleg-caleg butuh dorongan untuk turut membantu suara capres-cawapres. Di internal partai saja mereka bersaing, cukup sulit apabila ditambah beban untuk pilpres,” tuturnya.
Selain itu, caleg sebagai mesin partai tentu mempertimbangkan basis suara dari figur capres-cawapres. Caleg yang berada di kandang lawan politik capres-cawapres pilihan partainya akan berpikir dua kali untuk ikut campur dalam pemenangan pilpres.
Baca juga: Persaingan Anies, Prabowo, dan Ganjar di Jateng
Karena itu, Aditya menilai dukungan logistik bisa disalurkan ke caleg-caleg, khususnya hingga tingkat DPRD kabupaten/kota. ”Tidak bisa disalahkan memang, apalagi partai nonparlemen, tentu harus fokus agar lolos ke Senayan terlebih dahulu,” tambahnya.