Pada segmen kelima, debat kian memanas. Banyak pernyataan saling serang dan sindiran di antara para cawapres.
JAKARTA, KOMPAS – Saling serang kian memanas di segmen kelima debat. Gibran menyerang Muhaimin dengan menanyakan soal LFP (lithium ferrophosphate). Mahfud menyindir Gibran dengan tidak akan menanyakan pertanyaan receh sebagai calon wakil presiden, dan Muhaimin menekankan pentingnya etika kepada Gibran.
Segmen kelima dimulai dengan pertanyaan Gibran Rakabuming Raka kepada Muhaimin Iskandar. Saat itu, Gibran bertanya soal LFP. ”Pasangan calon nomor 1 dan tim suksesnya sering menggaungkan LFP. Apakah anti nikel atau bagaimana? Mohon dijelaskan,” kata Gibran.
Muhaimin kembali menekankan bahwa etika forum ini adalah forum kebijakan yang berharga. ”Jangan-jangan kalau kita tebak-tebakan definisi di sini, saya ragu, kita ini levelnya SD, SMP, atau jangan-jangan ijazah kita palsu semua di sini. Ini yang mengagetkan. Jadi, kalau tebak-tebakan, bukan di sini levelnya. Di sini adalah kebijakan kita untuk memimpin negara,” katanya.
Menanggapi hal itu, Gibran menyebut Muhaimin tidak paham soal LFP. Padahal, tim suksesnya sering menggaungkan soal LFP. Ia menjelaskan, intinya ada negara yang anti nikel dan memilih menggunakan LFP.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para calon wakil presiden tampil di babak terakhir dalam Debat Keempat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Debat panas lain tampak dari pernyataan Mahfud MD kepada Gibran. Mahfud mengatakan tidak akan menanyakan pertanyaan menjebak dan receh. ”Mas Gibran, saya menghormati Anda sebagai calon wakil presiden sehingga saya tidak akan bicara menjebak dan secara receh-receh,” ujarnya.
Mahfud kemudian bertanya tentang impor produk yang merugikan petani yang masih terjadi hingga saat ini. Hal itu merujuk pada pernyataan Prabowo Subianto pada 2019.
”Tetapi, sampai sekarang kita masih mengimpor banyak, malah semakin banyak mafianya impor-mengimpor bahan pangan. Apa usul Anda untuk menyelesaikan masalah lima tahun lalu itu?” katanya.
Gibran pun menanggapi pertanyaan Mahfud soal impor bahan pangan, dengan sebelumnya menyinggung sikap Mahfud yang tidak mau menjawab pertanyaannya soal inflasi hijau (green inflation). Gibran menyebut Mahfud masih marah karena dia sudah dua kali mengajukan pertanyaan sulit selama debat cawapres.
”Prof Mahfud sepertinya ngambek karena tidak mau menjawab pertanyaan saya. Saya sudah dua kali mengajukan pertanyaan sulit soal carbon capture dan green inflation. Kalau receh, dijawab saja,” ucap Gibran.
Baca juga: Defisit Beras Januari-Februari Ditutup Impor
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat tiba dalam Debat Keempat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Ia pun menyebutkan, di Jawa Barat sudah ada program petani milenial, pertanian pintar, bahkan penyemprotan pestisida dengan drone. Hal itu menjadi program jangka panjang membangun kemandirian pangan di Indonesia.
Dalam sesi tanya jawab dengan Mahfud itu, Gibran mengakui bahwa program food estate ada yang gagal, tetapi ada juga yang berhasil.
Baca juga: Siasat Terakhir Peladang Dayak Saat Digempur Gagal Panen
”Sekali lagi saya tegaskan, (food estate) memang ada yang gagal, tetapi ada yang berhasil juga, yang sudah panen. Misal di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, sudah panen jagung, singkong, cek saja nanti datanya. Intinya, warga jangan diberikan narasi menakutkan. Bapak-bapak ini calon pemimpin. Jangan beri narasi menakutkan kepada warga dan masyarakat,” ujar Gibran.
Dalam kesempatan bertanya kepada Mahfud MD, Muhaimin Iskandar menekankan soal kerusakan lingkungan yang kian mengkhawatirkan. Muhaimin mengatakan, selama sembilan tahun terakhir, kerusakan lingkungan hidup makin mengkhawatirkan, kemudian terjadi banyak bencana ekologis, seperti banjir dan longsor.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Tiga pasangan capres dan cawapres naik ke panggung di akhir acara Debat Keempat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
”Ini bukan main-main, ini serius. Kalau mau jujur, kiamat makin dekat. Jangan dianggap biasa-biasa saja. Ini bukan soal nakut-nakuti, ini fakta yang harus diatasi. Ini (semua) kesalahan visi atau kesalahan kepemimpinan?” tanyanya kepada Mahfud MD.
Mahfud pun menjawab bahwa memang konflik agraria jumlahnya cukup banyak saat ini. Ia mengatakan, ada konflik agraria sebanyak 2.587 kasus yang saat ini ditanganinya.
Untuk menyelesaikannya, menurut Mahfud, adalah harus dibuat kesepakatan dan cara menyelesaikannya. Sebab, lanjutnya, ada tumpang tindih kebijakan sejak zaman Orde Baru sampai sekarang, dan itu terlihat pada kasus Rempang. Pada zaman Bung Karno pun ada Undang-Undang Tanah Adat agar tanah diberikan kepada masyarakat adat.
”Menurut saya, harus dibuat kesepakatan dan cara menyelesaikannya,” kata Mahfud.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Katon (39), mengecat badannya berisi pesan kepada siapa pun capres dan cawapres terpilih di halaman Jakarta Convention Center, Jakarta, menjelamg Debat Keempat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024, Minggu (21/1/2024). Katon datang sebagai warga individu dan netral, bukan sebagai pendukung salah satu pasangan calon pilpres.
Secara terpisah, peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, mengatakan, para cawapres masing-masing sudah belajar dari debat sebelumnya, bagaimana mereka dipermalukan atau bagaimana mereka didesak untuk menjawab petanyaan. ”Belajar dari situ, ada refleksi, sehingga ketika diperlakukan serupa, ada strategi. Di debat kali ini, menangkal dengan lebih sarkas, lebih menohok,” ujarnya.
Sayangnya, dengan adu argumentasi yang saling serang itu, menurut Wasisto, justru mengaburkan substansi tema yang diangkat pada debat cawapres kali ini. Solusi beragam masalah sesuai dengan tema justru tidak terlihat dari para cawapres.
”Mereka berupaya mengkritisi satu sama lain. Yang jadi masalah adalah isu-isu yang diangkat dalam topik tidak muncul. Meskipun sudah dibungkus dengan ada kebijakan, esensinya bukan untuk memperbaiki atau merevisi. Kebijakan-kebijakan yang disampaikan menjadi bagian upaya mengkritik lawan bicara,” ungkap Wasisto.
Ia menambahkan, adu argumentasi para cawapres mungkin akan menjadi hiburan bagi golongan masyarakat tertentu. Namun, bagi sebagian masyarakat lain, lanjut Wasisto, yang menunggu solusi-solusi dari para cawapres, pasti akan kecewa.