Presiden Jokowi menyebut bertemu masyarakat menyenangkan saat ditanya terkait acungan jari dari mobil kepresidenan.

JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa bertemu dengan masyarakat itu menyenangkan. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat ditanya awak media terkait beredarnya video yang menampilkan acungan dua jari menunjuk angka salah satu pasangan calon yang muncul dari dalam mobil kepresidenan yang sedang beriring-iringan di Jawa Tengah. Sementara di pinggir jalan, sejumlah warga meneriakkan nama pasangan calon presiden nomor urut tiga.

”Ya, kan, menyenangkan. Menyenangkan,” kata Presiden Jokowi saat menjawab pertanyaan awak media di sesi keterangan pers seusai menyaksikan penyerahan pesawat di Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Jawaban itu menimbulkan tanya sehingga awak media pun menanyakan maksud dari menyenangkan tersebut. ”Ya, enggak tahu. Ya, menyenangkan. Kalau ketemu masyarakat, kan, menyenangkan,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Baca juga: Kunjungan Presiden Jokowi, Pelepas Rindu Setelah Delapan Windu

Presiden Joko Widodo saat menjawab pertanyaan awak media seusai acara penyerahan pesawat di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Presiden Joko Widodo saat menjawab pertanyaan awak media seusai acara penyerahan pesawat di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Ya, kan, menyenangkan. Menyenangkan. (Joko Widodo)

Bentuk dukungan presiden

Beberapa hari sebelumnya, saat Presiden Jokowi sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Tengah, beredar sebuah video pendek yang menampilkan mobil berpelat Indonesia 1. Tampak acungan dua jari keluar dari kaca yang terbuka di sisi kiri bangku penumpang mobil tersebut. Sementara di latar belakang terdengar teriakan dari warga yang berada di pinggir jalan menyerukan, ”Ganjar-Mahfud.”

Ada pula video pendek lain yang menampilkan iring-iringan mobil kepresidenan melintasi sebuah ruas jalan dengan jajaran warga di tepian. Warga terdengar menyerukan dukungan mereka kepada Ganjar. Dari bagian kursi penumpang sisi kanan mobil terlihat lengan yang keluar dari kaca melambai-lambaikan lima jari, sedangkan di sisi pintu jendela sebelah kiri jendela terlihat acungan jari menunjuk angka dua nomor pasangan calon presiden. Namun, siapa yang mengacungkan dua jari dari dalam jendela mobil kepresidenan tak bisa dipastikan apakah itu tangan Presiden atau milik Ibu Negara. Tempat duduk Presiden biasanya bergantung pada tujuan di mana posisi Wapres akan turun dan berdiri menyambut Presiden.

Baca juga: Janji Netral dan Kode-kode dari Jokowi

Iklan

”Tinggal membutuhkan peran ekstra bagi Bawaslu untuk memastikan bahwa tindakan-tindakan Pak Jokowi sebagai Presiden apakah masih ditoleransi atau ada tindakan-tindakan yang melanggar yang berpotensi menguatnya ketidakadilan dalam kontestasi pilpres,” ujar Ferry ketika dimintai tanggapannya, Rabu (24/1/2023).

Tinggal membutuhkan peran ekstra bagi Bawaslu untuk memastikan bahwa tindakan-tindakan Pak Jokowi sebagai Presiden apakah masih ditoleransi atau ada tindakan-tindakan yang melanggar yang berpotensi menguatnya ketidakadilan dalam kontestasi pilpres.

Visi misi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang berkontestasi dalam Pemilu 2024 dipasang di bawah jembatan layang Kuningan, Jakarta, Rabu (24/1/2024). Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa seorang presiden boleh berkampanye dan memihak salah satu pasangan calon asal tidak menggunakan fasilitas negara.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Visi misi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang berkontestasi dalam Pemilu 2024 dipasang di bawah jembatan layang Kuningan, Jakarta, Rabu (24/1/2024). Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa seorang presiden boleh berkampanye dan memihak salah satu pasangan calon asal tidak menggunakan fasilitas negara.

Menurut Ferry, sulit dibantah jika Jokowi tidak mendukung pasangan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Jika Jokowi tidak mendukung paslon nomor urut 2, hal ini justru hal yang aneh. Prabowo-Gibran dinilai memiliki paradigma konservatif, sementara paslon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, lebih ke progresif.

Baca juga: Jokowi di Antara Ganjar dan Prabowo

Sementara itu, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yang juga progresif tidak secara tegas menyebut apakah paradigmanya melanjutkan program Jokowi atau mengusung perubahan. Ganjar yang dalam kampanye pernah menengok IKN, tercatat akan meneruskan program tersebut.

”Bagi Jokowi tentu pasangan yang ia dukung adalah paslon yang menyatakan sikap melanjutkan apa yang sudah beliau gagas hari ini,” ujar Ferry.

Bagi Jokowi tentu pasangan yang ia dukung adalah paslon yang menyatakan sikap melanjutkan apa yang sudah beliau gagas hari ini.

Matahari pertama pada 2024 menyinari kawasan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (1/1/2024).

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Matahari pertama pada 2024 menyinari kawasan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (1/1/2024).

Banyak proyek dan kebijakan pemerintahan yang memerlukan keberlanjutan, seperti proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan kebijakan Undang-Undang Cipta Kerja. Jika yang menggantikan Jokowi adalah paslon yang progresif, proyek dan kebijakan-kebijakan besar ini bisa saja terhenti. Apalagi, tradisi pemerintahan di Indonesia adalah ganti penguasa maka ganti kebijakan.

Baca juga: Kesempatan Tak Datang Berkali-kali, untuk Kemajuan Bangsa Jokowi Akui Cawe-cawe

Agar kebijakannya berkelanjutan, maka wajar jika Jokowi kemudian berpihak pada pasangan yang hendak melanjutkan kebijakannya. Selain itu, cawapres Gibran merupakan anak biologis dari Jokowi. Tidak mungkin Jokowi tidak akan mendukung anaknya sendiri.

Apalagi, semua sukarelawan Jokowi yang mengantarkan Jokowi menjadi presiden pada Pilpres 2019 juga telah beralih mendukung Prabowo-Gibran. ”Mustahil jika para sukarelawan ini tidak diarahkan oleh Pak Jokowi. Dari fakta itu dapat menyimpulkan bahwa Pak Jokowi tidak ada pilihan lain selain paslon nomor 2,” ujar Ferry.

Meski wajar dukungan diberikan kepada paslon nomor urut 2, Presiden Jokowi tentu harus mengikuti ketentuan peraturan. ”Pertama, harus cuti di luar tanggungan negara. Kedua, enggak boleh pakai pesawat kepresidenan, enggak boleh pakai biaya negara. Mobil dinas juga enggak boleh. Istana enggak boleh dipakai untuk urusan konsolidasi kampanye,” ujar Ferry.