”Selesai pencoblosan, pukul 13.00 kembali lagi ke TPS. Awasi penghitungan di tiap TPS,” kata Anies kepada pendukungnya.

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (ketiga dari kiri) dan Muhaimin Iskandar (kedua dari kiri), disambut oleh pendukungnya saat berkampanye di Lapangan Pendawa, Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (30/1/2024).

TEGAL, KOMPAS — Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, meminta pendukungnya untuk ikut mengamankan suara pada hari pencoblosan, 14 Februari 2024. Diharapkan, para pendukung kembali lagi ke tempat pemungutan suara setelah waktu pencoblosan usai guna mengawasi penghitungan suara.

Dalam orasinya saat berkampanye di Lapangan Pendawa, Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (30/1/2024), Anies meminta pendukungnya untuk datang ke TPS untuk mencoblos. ”Selesai pencoblosan, pukul 13.00 kembali lagi ke TPS. Awasi penghitungan di tiap TPS,” kata Anies

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, pengawasan penting untuk mengamankan suara. Selain itu, juga untuk mencegah kecurangan, termasuk manipulasi suara.

Selesai pencoblosan, pukul 13.00 kembali lagi ke TPS. Awasi penghitungan di tiap TPS.

Muhaimin saat berorasi dalam acara Konsolidasi Jaringan dan Sumber Daya TPES-50 (Tim Penggalangan Electoral System) KIB (Kuning Ijo Biru) se-Pekalongan Raya di Pekalongan, Jawa Tengah, pada hari yang sama, juga menyampaikan hal serupa.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu meminta seluruh sukarelawan dua kali datang ke TPS untuk mencoblos dan mengawasi penghitungan suara. ”Pukul 13.00 kita pelototi penghitungan suara. Kita rekam. Kalau ada manipulasi, kirim ke saya. Kita upload, kita tunjukkan kepada seluruh dunia bahwa ini ada kecurangan,” kata Muhaimin.

Muhaimin juga mengingatkan bahwa pemilu merupakan agenda bangsa, bukan agenda para pasangan capres-cawapres, calon anggota legislatif, dan partai politik. Oleh karena itu, semua elemen bangsa harus mengawal agar pemilu berjalan secara langsung, umum, bebas, rahasia dan jujur adil.

Iklan

Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, berorasi di depan pendukungnya dalam acara Konsolidasi Jaringan dan Sumber Daya TPES-50 (Tim Penggalangan Electoral System) KIB (Kuning Ijo Biru) se-Pekalongan Raya di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (30/1/2024). Muhaimin meminta pendukungnya tidak hanya mencoblos, tetapi juga mengamankan suara.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO

Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, berorasi di depan pendukungnya dalam acara Konsolidasi Jaringan dan Sumber Daya TPES-50 (Tim Penggalangan Electoral System) KIB (Kuning Ijo Biru) se-Pekalongan Raya di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (30/1/2024). Muhaimin meminta pendukungnya tidak hanya mencoblos, tetapi juga mengamankan suara.

Muhaimin berharap, tidak ada lagi yang menyalahgunakan kekuasaan. Sebab, negara demokrasi merupakan negara yang memberikan posisi yang sama di depan hukum sehingga siapa pun harus menghargai pemilu. Sebab, tidak akan ada pemerintahan yang berhasil membangun bangsanya apabila pemilu cacat oleh kotornya manipulasi dan kecurangan. Pemerintahan akan berhasil memimpin dan melaksanakan pembangunan apabila mendapatkan kepercayaan dari rakyat dan dunia.

Saat ditemui di Tegal, Wakil Ketua Umum PKB sekaligus Asisten Pelatih Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas Amin), Jazilul Fawaid, menjelaskan, kunci utama dalam mengawal suara ada pada saksi.

Ia menjelaskan, para sukarelawan pada hari pemungutan suara akan bersiap dan memberikan stimulus untuk saksi yang ada. Sukarelawan itu tergabung dalam gerakan Jaga TPS dan gerakan Kentongan. Mereka akan mengawasi proses pemungutan suara dengan mendokumentasikan menggunakan kamera.

Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, berkampanye di Lapangan Pendawa, Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (30/1/2024).

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO

Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, berkampanye di Lapangan Pendawa, Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (30/1/2024).

Selain proses pemungutan suara, kata Jazilul, mereka juga akan memantau proses penghitungan hingga rekapitulasi suara mulai dari TPS sampai kecamatan dan kabupaten. ”Semua akan mengawal (penghitungan suara), baik dari partai maupun sukarelawan yang mendapatkan mandat,” kata Jazilul.

Ia menjelaskan, kunci menjaga suara dalam penghitungan suara ada di TPS dengan memanfaatkan kamera. Sebab, penghitungan di tahap selanjutnya merupakan rangkaian dari proses sebelumnya.

Baca juga: Tim Anies-Muhaimin Optimistis Maju ke Putaran Dua dengan Merebut ”Undecided Voters”

Meskipun demikian, proses rekapitulasi di tingkat kecamatan, kabupaten, hingga pusat tetap akan diawasi. Jazilul mengingatkan, rekapitulasi harus berdasarkan penghitungan manual. Sebab, jika hanya mengandalkan teknologi digital, bisa tidak aman. Ia meminta jangan sampai pemilu yang berbiaya besar menghasilkan pemilu yang cacat. Karena itu, proses penghitungan suara harus dilakukan secara transparan.

Jazilul berharap saksi dan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bertindak adil. Sebab, apabila ada kecurangan di dalam pemilu, legitimasinya tidak ada dan pemerintahan tidak bisa berjalan. Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu juga diharapkan netral demi menjaga kredibilitas pemilu. Jangan sampai intervensi dari penguasa dan aparat secara terselubung mengubah hasil suara.