AHY meyakini Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat di dunia jika dipimpin oleh Prabowo-Gibran.
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menegaskan keyakinan Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2050. Namun, capaian itu tidak akan terwujud tanpa kerja keras serta kehadiran kepemimpinan yang kuat. Karena itu, Partai Demokrat mengajak masyarakat untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilu 2024.
Dalam pidato politik yang disampaikan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (6/2/2024), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, banyak para ahli ekonomi yang memprediksi Indonesia akan menjadi negara maju pada abad 21 ini. Bahkan, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2050.
Menurut AHY, konsumsi domestik perlu didorong dengan menjaga tingkat inflasi dan mendorong redistribusi ekonomi. Upaya tersebut bisa dilakukan melalui kebijakan upah minimum, subsidi dan bantuan sosial bagi kelompok masyarakat yang rentan, serta kebijakan ekonomi yang berfokus pada pengurangan kesenjangan daya beli masyarakat.
Baca juga: SBY Minta Kader Partai Demokrat Tak Menebar Janji Muluk
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan pidato politiknya di Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Hal yang perlu ditingkatkan lainnya adalah dengan meningkatkan investasi dengan memperbaiki iklim usaha dan daya saing nasional, mempermudah proses perizinan, transparan dan proaktif. Selain itu, juga harus menggenjot kegiatan ekspor-impor.
”Semua strategi pertumbuhan ekonomi tadi insya Allah akan lebih mudah direalisasikan jika pasangan Prabowo-Gibran terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk 5 tahun mendatang,” ucap AHY disambut tepuk tangan massa yang hadir.
AHY pun berpesan agar seluruh kadernya dapat berjuang keras untuk menyukseskan Pemilu 2024. Demokrat harus bisa memenangi kontestasi nanti, baik di pemilihan legislatif maupun pilpres. ”Partai Demokrat akan berjuang sekuat tenaga untuk meraih lebih banyak kursi di parlemen, baik di DPR RI, DPRD, Kabupaten/Kota,” ujarnya.
Semua strategi pertumbuhan ekonomi tadi insya Allah akan lebih mudah direalisasikan jika pasangan Prabowo-Gibran terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk 5 tahun mendatang.
Dalam penyampaian pidato tersebut, AHY didampingi istrinya, Annisa Pohan. Pada acara tersebut dihadiri Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo dan para pengurus teras dari Demokrat di pusat serta para calon legislatif, baik di tingkat DPR RI, DPRD Provinsi, maupun DPRD kabupaten/kota.
Dalam pidatonya, AHY juga memuji Presiden Jokowi yang telah berhasil menjaga kestabilan ekonomi, terutama pasca-Covid-19. Tiga tahun terakhir ini, selain menghadapi ketidakpastian pasca-Covid-19 juga dihadapkan pada instabilitas keamanan seperti perang di Ukraina dan Palestina, serta ketegangan di kawasan laut Tiongkok Selatan maupun di Semenanjung Korea dan Taiwan. Hal ini turut berdampak negatif terhadap ekonomi Indonesia.
Dunia usaha juga terkena imbasnya karena banyak industri dan UMKM yang gulung tikar sehingga menyebabkan pengangguran meningkat dan penghasilan menurun serta daya beli rendah. AHY mengaku, kondisi ini yang sering dikeluhkan oleh masyarakat ketika ia mengunjungi sejumlah daerah.
”Kita paham situasi saat ini tidak mudah. Pemerintah telah berusaha menyediakan jaring pengaman sosial untuk masyarakat miskin dan kurang mampu, tapi itu hanya solusi jangka pendek sehingga belum cukup,” katanya.
Baca juga: Partai Demokrat Minta Kadernya Sampaikan Keberhasilan Pemerintahan SBY
TIM MEDIA PARTAI DEMOKRAT
Presiden Joko Widodo saat sarapan bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, di rumah makan Gudeg Yu Djum Wijilan, Minggu (28/1/2024) pagi.
Menurut AHY, ekonomi Indonesia yang masih terjaga di tengah situasi yang tidak ringan itu karena Presiden Jokowi dan Presiden SBY serta para pemimpin sebelumnya telah meletakkan fondasi ekonomi yang kuat. Partai Demokrat juga telah menawarkan komitmen dan solusi konkret untuk meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi nasional.
”Kami yakin keuangan negara akan kuat apabila pertumbuhan ekonomi meningkat di kisaran 6 persen hingga 7 persen per tahun,” ujarnya.
AHY juga meyakini solusi yang tepat dan berkesinambungan itulah yang dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mencontohkan program hilirisasi pertambangan yang dijalankan Jokowi merupakan lanjutan dari program yang sudah dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak tahun 2013 silam.
Saat pemerintahan SBY, lanjut AHY, tidak ada lagi kebijakan mengekspor bahan mentah. SBY juga mewajibkan industri pertambangan untuk membangun smelter dengan memastikan tidak merusak ekosistem, melibatkan pekerja lokal, serta menjaga dan menghormati hak adat setempat. Dengan program hilirisasi yang dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi, maka itu telah bersinggungan secara langsung pada perputaran ekonomi rakyat.
Secara terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, pidato politik AHY itu bertujuan untuk meyakinkan para pemilih Demokrat di sisa masa kampanye Pemilu 2024. Karena itu, gagasan yang disampaikan AHY itu merupakan janji yang akan diwujudkan Demokrat jika diamanahi memimpin Indonesia pada lima tahun mendatang.
KOMPAS/ KURNIA YUNITA RAHAYU
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, bersama dengan Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berada di Masjid Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (26/12/2023).
Gagasan yang disampaikan AHY dalam pidatonya itu, lanjut Herzaky, juga sebagai penegasan komitmen Demokrat bersama dengan rakyat. Hal tersebut juga untuk meyakinkan masyarakat bahwa Demokrat bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
”Partai Demokrat bersama pemerintahan Pak SBY selama 10 tahun sudah berhasil meningkatkan pendapat domestik bruto (PDB) hampir empat kali lipat. Begitu juga dengan APBN yang meningkat. Itu telah berdampak dalam meningkatkan anggaran pendidikan, pertahanan, bantuan sosial, subsidi komoditas strategis, gaji pegawai, serta pembangun infrastruktur,” ujar Herzaky menambahkan.