Beberapa calon anggota DPD Jatim dipilih karena ternama. Ada juga karena fotonya yang memesona.

Sampai dengan Minggu (25/2/2024), penghitungan hasil pemungutan suara pemilihan umum telah berjalan 11 hari. Di Jawa Timur, penghitungan masih berlangsung karena data belum mencakup seluruh tempat pemungutan suara atau TPS.

Namun, siapa saja calon anggota legislatif terutama untuk DPD yang berpotensi lolos sudah bisa tergambar. Beberapa terpilih karena ternama, ada juga yang terpilih karena memesona di kertas suara.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.

Kunjungi Halaman Pemilu

 

Berdasarkan laman https://pemilu2024.kpu.go.id/ pada Minggu pukul 17.00, penghitungan suara calon DPD sudah masuk dari 95.717 TPS atau 79,3 persen dari 120.666 TPS di Jatim. DPD dari Jatim untuk periode 2024-2029 akan kembali diwakili empat orang. Berdasarkan hasil penghitungan sementara, ada empat kandidat yang berpeluang lolos. Mereka terdiri dari seorang petahana dan tiga orang baru.

Baca juga: Antusiasme Menjadi Senator DPD Terus Menurun

Petahana sekaligus Ketua DPD 2019-2024 La Nyalla Mahmud Mattalitti (nomor urut 2) sementara terdepan dengan meraih 2.074.086 suara sah atau 15,6 persen. Berikutnya ialah alumnus Universitas Airlangga, Kondang Kusumaning Ayu (nomor urut 10) yang sementara mendapat 1.868.375 suara sah atau 14,1 persen.

Urutan ketiga sementara ialah Lia Istifhama (nomor urut 12), keponakan mantan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dengan 1.790.485 suara sah atau 13,5 persen. Di posisi keempat sementara ialah mantan Ketua KPK Agus Rahardjo (nomor urut 5) yang sementara mendapat 1.563.867 suara sah atau 11,8 persen.

Beberapa calon senator dari Jatim yang mendapatkan banyak suara. Dua di antaranya telah punya nama, yaitu mantan Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti dan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo.

KOMPAS/SIWI YUNITA C

Beberapa calon senator dari Jatim yang mendapatkan banyak suara. Dua di antaranya telah punya nama, yaitu mantan Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti dan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo.

Setelah empat calon senator itu ada dua petahana yang menguntit. Mereka ialah Adilla Azis (nomor urut 4) dengan 1.371.177 suara sah atau 10,3 persen dan AA Ahmad Nawardi (nomor urut 1), petahana 2014 dan 2019, dengan 1.304.218 suara sah atau 9,8 persen.

Keduanya masih bisa bersaing untuk menggeser Agus, tetapi peluangnya tipis. Itu pun dengan asumsi Agus tidak mendapat tambahan suara lagi dengan catatan suara bertambah cuma ke Adilla atau Nawardi.

Di pemilihan calon senator dari provinsi berpopulasi 40 juta jiwa ini memang muncul kejutan. Siapa lagi kalau bukan melejitnya suara Kondang dan Lia. Salah satu faktor pendorong kedua nama ini populer ialah sosialisasi lewat media sosial, terutama Instagram dan Tiktok.

Keduanya berusia muda dan berparas jelita, terutama pada alat peraga kampanye, yakni poster, selebaran dan spanduk, konten di media sosial, serta di surat suara untuk pencoblosan.

Baca juga: Persaingan Menurun, Kampanye DPD Terasa Lebih Senyap

Lia Istifhama, atau akrab dipanggil Ning Lia, calon anggota legislatif dari Jawa Timur.

KOMPAS/SIWIYUNITA

Lia Istifhama, atau akrab dipanggil Ning Lia, calon anggota legislatif dari Jawa Timur.

Di antara empat peraih suara terbanyak sementara, hanya profil Kondang pada laman info pemilu yang tidak bisa dibuka. Kotak bertuliskan profil berona merah dan saat ditekan muncul pesan bahwa profil calon ini tidak bersedia untuk dipublikasi.

Adapun profil La Nyalla, Agus, dan Lia begitu dibuka akan muncul daftar perjalanan pendidikan, pengalaman organisasi, dan penghargaan.

Hal itu, antara lain, La Nyalla lulusan magister Universitas Airlangga dan pernah menjabat ketua umum PSSI, Lia lulusan doktoral UIN Sunan Ampel dan menjabat Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim. Adapun Agus lulusan magister Arthur D Little Management Education Institute, Amerika Serikat, yang juga pendiri dan pernah menjadi ketua Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia.

Saya waktu itu mencoblos gambar Mbak Kondang karena ini perempuan muda dan tampaknya oke.

Baliho calon anggota legislatif untuk DPD sobek di Jalan Basuki Rachmat, Jakarta Timur, Jumat (19/1/2024). Berbagai atribut atau alat peraga kampanye yang sobek merusak pemandangan kota.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Baliho calon anggota legislatif untuk DPD sobek di Jalan Basuki Rachmat, Jakarta Timur, Jumat (19/1/2024). Berbagai atribut atau alat peraga kampanye yang sobek merusak pemandangan kota.

Dipilih karena cantik

Dari wawancara dengan kalangan pemilih di Surabaya sepekan setelah pemungutan suara, sejumlah pemilih ada yang mengaku mencoblos gambar Kondang karena foto yang tampak jelita dan muda. Hal agak berbeda terjadi pada Alfiansyah Komeng, komedian dan calon anggota DPD dari Jawa Barat, yang perolehan suara sementara terdepan.

Komeng memakai foto yang nyentrik dan lucu. Selain itu, kalangan pemilih, terutama di Tatar Sunda, sudah memiliki memori kolektif terhadap Komeng dari program komedi televisi dan sosok tersebut lekat dengan celetukan ”Uhuyyy!”

”Saya waktu itu mencoblos gambar Mbak Kondang karena ini perempuan muda dan tampaknya oke. Saya akhirnya tahu ternyata dia lulusan Unair (Universitas Airlangga),” ujar seorang warga Karah, yang meminta namanya disebut Suprapto.

Saat ditanya kenapa tidak mencoblos kandidat lainnya, Suprapto mengatakan, khusus untuk DPD dirinya tidak memiliki cukup informasi tentang para calon.

Kondang Kusumaning Ayu, calon DPD Jatim, memperoleh banyak suara karena fotonya yang memesona.

KOMPAS/SIWI YUNITA C

Kondang Kusumaning Ayu, calon DPD Jatim, memperoleh banyak suara karena fotonya yang memesona.

Di antara 13 foto pada surat suara calon DPD, bagi warga ini, potret Kondang yang paling menarik. Padahal, disadari juga foto seseorang pada surat suara bisa merupakan sentuhan aplikasi sehingga terlihat lebih jelita atau tampan daripada realitas.

Keberadaan aplikasi pada telepon seluler dan komputer akhirnya memang menciptakan hiper-realitas atau realitas semu yang lebih disukai daripada keadaan sesungguhnya.

Apakah menyesal begitu mengetahui sosok sebenarnya tidak sejelita pada foto? Seorang warga lainnya dari Gayungsari yang meminta namanya disebut Yulianti mengatakan, ada sedikit penyesalan, tetapi tidak sampai merasa tertipu.

”Saya memang mencoblos Mbak Kondang setelah melihat akun Instagram dan Tiktok, saya merasa cocok,” ujarnya.

Baca juga: Yang Ingin Mewakili Rakyat

Pemilih pemula memotret foto dan nama komedian Alfiansyah Bustami Komeng dalam daftar calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Jawa Barat sebelum mereka menggunakan hak pilih di TPS 57, Perumahan Wismamas Pondok Cabe, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024).

KOMPAS/NASRU ALAM AZIZ

Pemilih pemula memotret foto dan nama komedian Alfiansyah Bustami Komeng dalam daftar calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Jawa Barat sebelum mereka menggunakan hak pilih di TPS 57, Perumahan Wismamas Pondok Cabe, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024).

Dari aspek lainnya, persaingan antara Kondang dan Lia ternyata mulai panas. Ini dipicu rencana pelaporan Lia kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jatim dan Polda Jatim. Lia akan melaporkan Kondang dengan tuduhan pencatutan foto profil untuk materi kampanye di media sosial. Lia juga melayangkan somasi kepada Kondang.

Namun, persaingan ini masih berada di ranah media sosial dan sejumlah media dalam jaringan (online). Belum ada pernyataan resmi dari Bawaslu Jatim dan Polda Jatim soal persaingan dua perempuan calon anggota legislatif itu.

Jika tidak ada kejutan, La Nyalla, Kondang, Lia, dan Agus akan lolos ke Gedung DPD di Senayan. Jika demikian, konfigurasinya seimbang dari jenis kelamin, yakni dua lelaki dan dua perempuan.

La Nyala (64) dan Agus (67) adalah sosok senior berpengalaman untuk membawa suara dari Jatim. Lia (40) dan Kondang (25-30 tahun) bisa dianggap sebagai sosok yang diharapkan membawa kesegaran dan harapan, terutama dari kalangan generasi Y dan Z yang seusia mereka.