Raihan suara Pileg 2024 yang masuk sepuluh besar di Dapil Jakarta 1 didominasi nama-nama petahana.

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah petahana yang memperebutkan enam kursi DPR dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta 1 (Jakarta Timur) kembali berpeluang lolos ke Senayan, tempat anggota DPR berkantor. Mengacu data sementara Sistem Rekapitulasi Suara atau Sirekap milik Komisi Pemilihan Umum, sebagian besar peraih suara yang masuk sepuluh besar adalah petahana yang kembali tampil pada Pemilu 2024.

Ada enam petahana yang kembali maju untuk memperebutkan kursi di Dapil DKI Jakarta 1, yakni Habiburokhman dari Partai Gerindra, Putra Nababan dan Sondang Tiar Debora Tampubolon dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Mardani Ali Sera dan Anis Byarwati dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), serta Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.

Kunjungi Halaman Pemilu

 

Berdasarkan data Sirekap KPU, Minggu (25/2/2024) hingga pukul 07.00, dengan data masuk suara dari 56,76 persen tempat pemungutan suara (TPS) atau 5.002 dari total 8.812 TPS, tercatat sepuluh besar peraih suara tertinggi di Dapil DKI Jakarta 1 banyak diisi nama para petahana.

Secara berurutan, mereka adalah Mardani Ali Sera, calon anggota legislatif (caleg) bernomor urut satu dari PKS yang meraih 53.946 suara; Putra Nababan, caleg dari PDI-P yang meraih 32.650 suara; Habiburokhman, caleg nomor urut satu dari Partai Gerindra yang meraih 29.186 suara; serta Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio, caleg dari Partai PAN yang meraih 27.215 suara.

Baca juga: Lampaui Petahana, Uya Kuya dan Once Mekel Berpeluang Lolos ke Senayan

Hasil hitung suara dari Sistem Rekapitulasi Suara (Sirekap) milik KPU di Daerah Pemilihan DKI Jakarta 1 yang mencakup Jakarta Timur, pada Minggu (25/2/2024) pukul 07.00

TANGKAPAN LAYAR

Hasil hitung suara dari Sistem Rekapitulasi Suara (Sirekap) milik KPU di Daerah Pemilihan DKI Jakarta 1 yang mencakup Jakarta Timur, pada Minggu (25/2/2024) pukul 07.00

Sementara itu, petahana lainnya, seperti Sondang Tampubolon, caleg dari PDI-P yang meraih 21.069 suara serta Anis Byarwati, caleg dari PKS yang meraih 18.594 suara, masing-masing berada di posisi keenam dan ketujuh dari sepuluh besar suara tertinggi. Keduanya tertinggal dari caleg baru yang berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Hasbiallah Ilyas, yang meraih 23.123 suara.

Mereka disusul Ario Bimo Nandito, caleg dari Partai Golkar yang meraih 17.696 suara, lalu Ahmad Ali, caleg dari Parta Nasdem dengan 16.653 suara, serta Adi Kurnia Setiadi, caleg dari Partai Demokrat yang memperoleh 11.899 suara. Diketahui, hanya terdapat enam kursi ke Senayan yang diperebutkan dari dapil DKI Jakarta 1.

Urutan suara caleg yang dikutip itu hanya dari partai politik yang raihan suaranya secara nasional diperkirakan lolos ambang batas parlemen, 4 persen. Perkiraan itu mengacu pada hasil hitung cepat sejumlah lembaga, termasuk hitung cepat Litbang Kompas. Lolos ambang batas parlemen menjadi syarat pertama yang harus dipenuhi agar raihan suara partai bisa dikonversi menjadi kursi di DPR.

Petakan potensi suara

Menanggapi urutan suara caleg itu, Mardani Ali Sera, saat dihubungi pada Minggu (25/2/2024), mengatakan, dari hitungan tim internal, ia mengaku memperoleh lebih dari 100.000 suara dari data 90 persen TPS yang telah masuk. Saat ini, ia bersama para kader dan saksi PKS terus melakukan pengawalan suara.

Sebab, proses rekapitulasi suara masih panjang. Saat ini masih berlangsung tahapan rekapitulasi di tingkat kecamatan. Setelah rampung di kecamatan, lalu dilanjutkan dengan rekapitulasi di tingkat kabupaten/kota, kemudian rekapitulasi tingkat provinsi, baru berakhir di tingkat nasional oleh KPU pada 20 Maret mendatang.

Anggota Komisi II dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera.

FRAKSI PKS DPR

Anggota Komisi II dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera.

”Raihan suara sementara itu hasil dari kerja tim. Ada tim struktur yang ikut mengampanyekan dengan tekun sikap-sikap PKS yang jadi partai oposisi kritis, tetapi juga konstruktif,” ujar Mardani.

Sebagai petahana, Mardani yakin dan optimistis akan kembali meraih kursi di dapil DKI Jakarta 1 meski menurutnya kontestasi di dapil tersebut juga ketat. Semua memiliki kans untuk terpilih. Hal ini karena hampir setiap caleg memiliki keunggulan jaringan politik, modal ekonomi, atau popularitas.

Oleh karena itu, sebagai langkah pemenangan, Mardani membentuk tim yang disebut Keluarga Mardani Ali Sera. Tim tersebut bertugas dalam memetakan potensi suara dan pendekatan khusus pada tiap segmen pemilih.

Raihan suara sementara itu hasil dari kerja tim. Ada tim struktur yang ikut mengampanyekan dengan tekun sikap-sikap PKS yang jadi partai oposisi kritis, tetapi juga konstruktif.

Apalagi, untuk memperebutkan suara di Jakarta Timur, ia harus berhadapan dengan karakter pemilih yang dinilai mapan dan cerdas. Oleh karena itu, mesin partai dan tim sukarelawan turut bekerja untuk mempromosikan dirinya, program-programnya, dan partainya.

”Tim ini juga menyusun strategi pendekatan pada para ulama dan habaib karena Jakarta Timur juga memang daerah yang termasuk agamis. Terakhir kita juga memiliki tim sosial media yang intens memproduksi konten yang mengedukasi yang cocok dengan gaya milenial,” kata Mardani.

Baca juga: Ramai-ramai Caleg Klaim Kemenangan, Berapa ”Harga” Satu Kursi DPR?

Suasana Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR dengan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, KPU, Bawaslu, dan DKPP yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/11/2023).

KOMPAS/IQBAL BASYARI

Suasana Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR dengan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, KPU, Bawaslu, dan DKPP yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Meski demikian, perlu dicatat, raihan suara tinggi tak menjadi penentu caleg tersebut lolos. Selain raihan suara parpol secara nasional harus terlebih dulu lolos ambang batas parlemen, ada juga serangkaian tahapan lain yang harus dilalui untuk mengonversi suara menjadi kursi di DPR.

Tahap berikutnya setelah parpol dipastikan lolos ambang batas parlemen adalah penggunaan metode Sainte Lague. Ini seperti tertuang di Pasal 415 Ayat (2) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Penghitungan perolehan kursi DPR dimulai dengan penjumlahan suara sah setiap parpol yang lolos ambang batas parlemen 4 persen.

Kemudian, perolehan suara sah parpol itu dibagi dengan bilangan ganjil secara berturut-turut, dimulai dengan angka 1, 3, 5, 7, dan seterusnya. Penghitungan itu dilakukan di setiap dapil, bukan kumulatif secara nasional.

Terakhir, setelah semua kursi dibagi kepada parpol, dilakukan penentuan caleg yang berhak memperoleh kursi di DPR. Kursi tersebut diberikan secara urut kepada caleg dengan perolehan suara terbanyak di dapil tersebut. Hal ini disebabkan Indonesia menerapkan sistem proporsional daftar terbuka.