Meskipun nama besar bisa memengaruhi hasil pemilihan, caleg tetap harus memiliki strategi kampanye yang tepat.

Wajah-wajah baru memikat warga Jawa Barat dalam Pemilihan Umum 2024. Sudah dikenal lama jauh dengan prestasi masing-masing sebelum kontestasi politik digelar, penyanyi Melly Goeslaw hingga pelawak Denny Cagur, misalnya, berpeluang besar melenggang ke Senayan lewat pintu ”daerah pemilihan neraka” di Jabar.

Minggu (10/3/2024) malam, rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat Jabar baru mencapai 17 kabupaten dan delapan kota. Penghitungan molor karena Komisi Pemilihan Umum Jabar menunda penetapannya. Alasannya, rekapitulasi di Kota dan Kabupaten Bekasi belum rampung.

 
Akan tetapi, hal itu diyakini tidak akan mengubah ujung persaingan. Nama-nama peraih suara terbanyak sudah terlihat. Dua daerah pemilihan ”neraka”, Jabar I dan Jabar II, yang diisi pesohor, politisi kawakan, dan bekas pejabat daerah, sudah punya jagoan yang bakal menyandang status wakil rakyat.

Baca juga: Panas di Dapil ”Neraka” Jabar I, Pertarungan Pesohor dan Petahana

Calon anggota legislatif untuk DPR RI dari Partai Golkar, Atalia Praratya, bersama suaminya, Ridwan Kamil yang juga mantan Gubernur Jawa Barat, ketika berkampanye di tengah masyarakat pada akhir Desember 2023. Atalia bertarung di daerah pemilihan Jabar I yang meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi.

INSTAGRAM ATALIA PRARATYA

Calon anggota legislatif untuk DPR RI dari Partai Golkar, Atalia Praratya, bersama suaminya, Ridwan Kamil yang juga mantan Gubernur Jawa Barat, ketika berkampanye di tengah masyarakat pada akhir Desember 2023. Atalia bertarung di daerah pemilihan Jabar I yang meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi.

Jabar I meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi memiliki jatah tujuh kursi. Di sana, bercokol penyanyi Melly Goeslaw dari Gerindra, istri eks Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Atalia Praratya (Golkar), hingga politisi senior Habib Syarif Muhammad (PKB) dan Ledia Hanifa (PKS).

Di samping Atalia yang mendapat suara tertinggi dengan 234.065, kemenangan Melly juga patut diapresiasi. Dia meraih 75.369 suara atau lebih tinggi dari petahana seperti Muhammad Farhan (Nasdem), petinggi PSI Giring Ganesha, hingga penyanyi Marcell Siahaan (PDI-P).

Dengan hasil itu, Melly membuktikan tidak hanya piawai bernyanyi, tapi juga berkampanye. Pengalaman tiga dekade sebagai musisi jelas ikut membantunya selama 75 hari masa kampanye. Selain blusukan, ia berhasil dikenal warga saat memopulerkan lagu ”Kaleum Aya Urang”, yang dipromosikan September 2023. Liriknya meminta warga Jabar bangga dengan kekhasannya.

”Masuk ke dunia politik adalah keputusan besar bagi saya pada akhir 2023. Hal ini akan menjadi perjalanan hidup yang baru bagi saya,” ungkap Melly yang katanya bakal fokus menyuarakan aspirasi rakyat terkait penganggaran.

Pelawak Denny Wahyudi alias Denny Cagur saat berkampanye di tengah masyarakat di Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1/2024). Denny adalah caleg DPR RI di Daerah Pemilihan Jawa Barat II yang meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

AKUN INSTAGRAM OFFICIAL DENNY CAGUR

Pelawak Denny Wahyudi alias Denny Cagur saat berkampanye di tengah masyarakat di Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1/2024). Denny adalah caleg DPR RI di Daerah Pemilihan Jawa Barat II yang meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Amanah

Pertarungan di Jabar II dengan 10 kursi, meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, juga tidak kalah panas. Salah satu nama yang menarik perhatian adalah pelawak Denny Cagur (PDI-P).

Selain Denny, di dapil itu ada petahana seperti Rachel Maryam (Gerindra), Dede Yusuf (Demokrat), dan politisi Cucun Ahmad Syamsurizal (PKB). Ikut bersaing juga mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (PKS).

Meski baru sekali berkontestasi, modal Denny dikenal masyarakat sangat tinggi. Ia lama wira-wiri di layar kaca. Tingkah lakunya yang kocak mudah memikat warga. Hasilnya, komedian yang memopulerkan joget Bang Jali ini meraih 58.043 suara.

Calon legislator baru yang punya suara banyak tidak selalu buah dari sikap warga yang kritis. Besar kemungkinan, calon itu sudah dikenal lebih dulu. (Firman Manan)

Sejumlah pelawak lintas generasi, antara lain Komeng dan Denny Cagur berpartisipasi dalam pentas Komedi Total: Bambang Merah Bambang Putih di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (21/7/2023).

KOMPAS/RIZA FATHONI

Sejumlah pelawak lintas generasi, antara lain Komeng dan Denny Cagur berpartisipasi dalam pentas Komedi Total: Bambang Merah Bambang Putih di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (21/7/2023).

Denny unggul dari bekas Bupati Bandung Barat yang juga selebritas Hengky Kurniawan (PDI-P). Mantan juara dunia bulu tangkis Taufik Hidayat juga gagal menghadang keunggulan Denny.

Dalam akun Instagram-nya, meski relatif dikenal warga, Denny mengatakan, tetap berkampanye di 194 desa dengan 483 titik kunjungan. Dia ingin mengetahui langsung masalah yang dihadapi masyarakat.

”Lelah, tapi puas bisa menyapa langsung masyarakat. Mendengarkan dan melihat langsung banyak permasalahan di lapangan sebagai acuan nanti jika amanah itu diberikan,” tutur Denny.

Modal kemenangan

Sejumlah pelawak lintas generasi berpartisipasi dalam pentas Komedi Total: Bambang Merah Bambang Putih di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (21/7/2023). Pentas komedi ini memadukan komedian senior dan juga junior di satu panggung.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Sejumlah pelawak lintas generasi berpartisipasi dalam pentas Komedi Total: Bambang Merah Bambang Putih di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (21/7/2023). Pentas komedi ini memadukan komedian senior dan juga junior di satu panggung.

Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Firman Manan, berpendapat, calon legislator baru yang punya suara banyak tidak selalu buah dari sikap warga yang kritis. Besar kemungkinan, calon itu sudah dikenal lebih dulu.

Hal itu, misalnya, hadir dalam kasus Melly Goeslaw dan Denny Cagur. Atau, bisa jadi, caleg terpilih punya biaya politik lebih besar ketimbang petahana.

”Karakter warga Jabar memilih caleg populer seperti artis maupun pejabat pemerintah yang dinilai memiliki kinerja baik,” kata Firman.

Warga berpakaian Iron Man menggandeng seorang anak mengamen di Jatibening, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (17/3/2022).

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga berpakaian Iron Man menggandeng seorang anak mengamen di Jatibening, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (17/3/2022).

Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Pius Sugeng Prasetyo, menilai, banyak legislator berlatar belakang dunia hiburan yang terpilih tanpa harus mengeluarkan upaya besar untuk mengenalkan dirinya.

Salah satu contoh nyatanya adalah pelawak Alfiansyah Bustomi alias Komeng. Dia dengan mulus meraih kursi Dewan Perwakilan Daerah dari Jabar dengan 3,2 juta suara.

”Fenomena ini dipicu masyarakat tidak mengenal caleg yang dinilai kompeten, terutama di tingkat nasional. Akhirnya mereka memilih caleg yang sudah lebih dulu dikenal,” ucap Pius.

Nama besar sebelum kontestasi jelas menjadi sebuah keunggulan. Namun, tanpa disertai strategi tepat saat berkampanye, hasilnya tidak akan ideal. Perolehan suara para pesohor di dapil neraka Jabar jadi buktinya.

Akan tetapi, kemenangan itu juga menjadi pekerjaan besar bagi yang pesohor yang terpilih. Dunia mereka di Senayan bisa jadi berbeda dibandingkan tingkah laku di layar kaca.

Tidak sekadar berkarya di depan penggemarnya, para pesohor itu dituntut memuaskan hati pemilih yang mungkin tak punya alternatif lain saat menetapkan pilihan pada mereka saat pencoblosan digelar.

Lihat juga: Petahana dan Pesohor Berpeluang Dominasi Kursi DPR di Dapil Jabar I