Kementerian Perhubungan memberikan teguran keras ke Batik Air dan akan melakukan investigasi khusus terkait kasus itu.

Oleh BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA

 

JAKARTA, KOMPAS — Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memberikan teguran keras kepada Batik Air terkait skandal pilot dan kopilot yang tertidur saat mengudara. Pihak kementerian sekaligus akan melakukan investigasi khusus.

Langkah ini merupakan respons atas insiden pilot dan kopilot Batik Air A320 dengan nomor penerbangan BTK6723 yang tertidur selama 28 menit saat penerbangan Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024. Skandal yang tak sampai berujung pada kecelakaan ini terungkap dari rekomendasi keselamatan yang diterbitkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang beredar per 8 Maret 2024.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan M Kristi Endah Murni mengatakan, maskapai perlu memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat lainnya. Sebab, hal ini memengaruhi kewaspadaan dalam penerbangan.

”Kami akan melakukan investigasi dan review terhadap night flight operation di Indonesia terkait dengan manajemen risiko atas kelelahan untuk Batik Air dan juga semua operator penerbangan,” kata Kristi dalam siaran pers, Sabtu (9/3/2024).

Gambaran radar Batik Air BTK6723 yang keluar dari jalur setelah dua pilot dan kopilot tertidur selama 28 menit dalam penerbangan dari Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada 25 Januari 2024.

DOKUMEN INVESTIGASI KNKT

Gambaran radar Batik Air BTK6723 yang keluar dari jalur setelah dua pilot dan kopilot tertidur selama 28 menit dalam penerbangan dari Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada 25 Januari 2024.

Terhadap kru BTK6723, Kristi melanjutkan, mereka telah di-grounded alias tidak mengudara untuk sementara waktu sesuai prosedur standar operasi (SOP) internal untuk investigasi lebih lanjut.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga akan mengirimkan inspektur penerbangan yang menangani Resolution of Safety Issue (RSI) untuk menemukan akar permasalahan dan merekomendasikan tindakan mitigasi terkait kasus ini kepada operator penerbangan dan pengawasnya.

”Direktorat Jenderal Perhubungan Udara memberikan apresiasi terhadap Komite Nasional Keselamatan Transportasi serta menanggapi serius kasus Batik Air. Kami tegaskan bahwa sanksi akan diberlakukan sesuai dengan hasil investigasi yang ditemukan oleh tim investigator,” ujar Kristi.

Sementara itu, pihak manajemen Lion Air belum merespons saat dimintai keterangannya oleh Kompas. Lion Air adalah perusahaan induk maskapai Batik Air. Selama ini keterangan resmi terkait semua hal yang berhubungan dengan maskapai di bawah Lion Air dikeluarkan oleh Lion Air.

Kebugaran pilot

Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, belajar dari insiden ini, para pilot dan maskapai perlu memperhatikan kualitas istirahat dan aspek kebugaran mental mereka. Laporan KNKT mengatakan, pasangan pilot dan kopilot penerbangan itu sudah mendapatkan kuantitas istirahat yang cukup sesuai standar.

”Namun, kualitas istirahatnya tidak baik sehingga tidak menghasilkan kebugaran fisik maupun mental sebagaimana mestinya,” ujar Alvin saat dihubungi, Sabtu (9/3/2024).

Semestinya, Alvin melanjutkan, pilot dan kopilot tidak tidur saat sedang menerbangkan pesawat. Sebab, pekerjaan ini memerlukan kemampuan, keterampilan, dan koordinasi yang membutuhkan kesadaran penuh dan kondisi prima untuk menjamin keselamatan penumpang.

Sebelum terbang, biasanya pilot akan diberi waktu istirahat minimal 10 jam, bahkan pada praktiknya bisa lebih dari 10 jam, sebelum bertugas menerbangkan pesawat lagi. Hanya, kualitas istirahatnya sulit terpantau, baik oleh maskapai maupun operator penerbangan.

Tantangannya, menurut Alvin, terutama terjadi untuk pilot yang terbang pada dini hari atau biasa disebut red eye flight. Disebut red eye flight karena mengibaratkan mata merah mengantuk karena harus bekerja pada tengah malam atau dini hari.

Secara alamiah, ini bertentangan dengan siklus alami tubuh. Saat malam hari, fungsi biologis akan memberi sinyal agar tubuh beristirahat. Gejala yang dirasakan adalah mengantuk.

Alvin menambahkan, persoalan ini harus dibahas bersama antara regulator penerbangan, maskapai, dan para pilot. Sebab, fenomena ini banyak terjadi di kalangan pilot. Hanya saja tidak sampai tertidur sekian lama sehingga membuat penerbangan salah arah seperti BTK6723 ini.

Tes kesehatan pilot kini harus diperluas, tak hanya kesehatan fisik jasmani, tetapi juga kebugaran mental pilot. Ini agar bisa mendeteksi dan mengatasi persoalan sehingga pilot dapat bekerja dengan kondisi fisik dan mental yang prima.

Hasil investigasi KNKT menyebutkan, pilot dan kopilot Batik Air BTK6723 tertidur selama 28 menit saat menerbangkan pesawat Airbus A320 rute Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024. Insiden ini disebabkan kopilot kelelahan karena sebelumnya sibuk mengurus anak. Pilot pun ikut tertidur di dalam kokpit.

Hal ini membuat pesawat terbang melenceng hingga berada di langit sekitar Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pesawat menyimpang ratusan kilometer ke arah tenggara dari tujuan aslinya, Jakarta. Beruntung, pesawat berhasil mendarat dengan selamat dan tidak ada korban luka-luka, apalagi jiwa dalam insiden ini.