Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat menyampaikan materi dalam acara Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi, Rabu (30/3/2024), di Asrama Haji, Jakarta.KOMPAS/EVY RACHMAWATI

Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat menyampaikan materi dalam acara Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi, Rabu (30/3/2024), di Asrama Haji, Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS — Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024 menghadapi sejumlah tantangan. Selain jumlah warga lanjut usia atau lansia yang akan berangkat haji cukup besar, titik krusial terkait akomodasi bagi jemaah perlu diantisipasi.

Direktur Bina Haji Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Arsad Hidayat memaparkan hal itu dalam acara Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Rabu (30/3/2024), di Asrama Haji, Jakarta.

 

Ada sekitar 45.000 warga lansia yang akan berangkat menunaikan ibadah haji pada 2024. Meski angka ini lebih kecil dibanding tahun lalu yang mencapai 71.000 orang, hal ini membutuhkan penanganan khusus dari PPIH agar jemaah lansia bisa bugar dan sehat serta nyaman beribadah.

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan haji 2023 tercatat ada 820 anggota jemaah lansia meninggal saat menunaikan ibadah haji. Cuaca panas ekstrem di Arab Saudi memperburuk kondisi kesehatan jemaah lansia.

Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad HidayatKOMPAS/EVY RACHMAWATI

Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat

Tingginya angka kematian jemaah haji disebabkan faktor kelelahan dan memiliki sejumlah penyakit penyerta. Karena itu, petugas haji, terutama pembimbing ibadah, diminta membuat skema alternatif menjalankan ibadah tanpa keluar dari ketentuan Islam.

Para petugas haji diharapkan memberikan layanan terbaik bagi warga lansia. ”Melayani lansia sama halnya seperti melayani orangtua kita. Mereka membutuhkan perhatian ekstra,” ujarnya.

Arsad menambahkan, calon jemaah haji lansia harus menjalani pemeriksaan kesehatan. Para petugas haji juga disiapkan untuk mendampingi dan melayani kebutuhan spesifik jemaah lansia.

Baca: Optimalkan Layanan bagi Jemaah Haji

Selain itu, kasus keterlambatan layanan bus di Muzdalifah, Arab Saudi, pada 2023 menjadi pembelajaran bagi Pemerintah Indonesia. Kejadian itu mengakibatkan jemaah haji terlantar hingga terlambat makan dan kelelahan.

Terkait hal itu, Pemerintah Indonesia akan melaksanakan kontrak dengan masyariq (perusahaan penyedia layanan) lebih cepat. Pihaknya juga akan memperketat pengawasan perusahaan bus agar kasus terlantarnya jemaah haji tak terulang.

Petugas membantu jalan anggota jemaah haji kloter 1 asal Kabupaten Bangkalan yang baru tiba di Bandara Juanda Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (4/7/2023).KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Petugas membantu jalan anggota jemaah haji kloter 1 asal Kabupaten Bangkalan yang baru tiba di Bandara Juanda Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (4/7/2023).

Mengingat besarnya dampak masalah ini, para petugas haji, khususnya bagian transportasi, diharapkan memastikan kendaraan bisa datang tepat waktu pada pelaksanaan haji tahun ini.

Sebelumnya, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki menuturkan, titik krusial tahun lalu diharapkan tidak terjadi lagi. ”Ini mesti ditangani dalam semua aspek di Tanah Air dan di Arab Saudi,” ujarnya.

Mina Jadid

Sementara itu, Arsad menegaskan tahun ini tidak ada jemaah haji Indonesia yang ditempatkan di Mina Jadid.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dikutip dari laman Kementerian Agama, menyampaikan, sembilan maktab jemaah haji Indonesia yang semula berada di Mina Jadid akan dipindahkan ke wilayah Muaishim.

Ini mesti ditangani dalam semua aspek di Tanah Air dan di Arab Saudi.

Hal ini disampaikan Menag dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR di Senayan, Jakarta. Turut hadir dalam rapat tersebut, Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Kemenag Abu Rokhmad, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, para Staf Khusus dan Staf Ahli Menteri Agama, serta para pejabat eselon I dan II Ditjen PHU.

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki membuka acara bimbingan teknis Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di Asrama Haji, Jakarta, Selasa (19/3/2024) malam.KOMPAS/EVY RACHMAWATI

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki membuka acara bimbingan teknis Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di Asrama Haji, Jakarta, Selasa (19/3/2024) malam.

”Penempatan jemaah haji Indonesia di Mina untuk musim haji tahun 1445 H/2024 M terdapat perubahan lokasi yaitu maktab 1 sampai 9 dengan jumlah jemaah kurang lebih 27.000 yang selama ini ditempatkan di wilayah Mina Jadid direlokasi ke wilayah Muaishim,” ucap Menag Yaqut dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR, Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Haji, Perjalanan Iman, Harapan Makin Nyaman

“Ini upaya pemerintah, agar jemaah haji Indonesia tidak terlalu jauh dengan jamarat. Semoga ini bisa menambah kenyamanan jemaah dalam beribadah,” katanya.

Sejauh ini penyiapan akomodasi jemaah haji di Makkah dan Madinah telah selesai. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan konfigurasi penempatan setelah proses pelunasan jemaah haji selesai.

Selain terkait akomodasi jemaah, Kemenag telah menyiapkan sejumlah layanan di Arab Saudi, seperti layanan konsumsi dan transportasi. Untuk layanan konsumsi, jemaah haji rencananya mendapat 27 kali makan selama di Madinah, 84 kali makan di Makkah, dan 15 kali makan ditambah 1 kali kudapan (snack) berat di Masyair.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan pernyataan kepada wartawan di kantor Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arab Saudi, pertengahan Juni 2023. MKOMPAS/ADI PRINANTYO

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan pernyataan kepada wartawan di kantor Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arab Saudi, pertengahan Juni 2023. M

”Penyiapan konsumsi ini dalam tahap penyelesaian. Adapun layanan konsumsi di bandara Jeddah sesuai dengan keputusan Panitia Kerja BPIH 1445 H/2024 M dialihkan ke Makkah,” katanya.