Jemaah haji mengelilingi Kabah untuk menjalankan <i>tawaf wada</i> (perpisahan) di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Senin (3/7/2023). Tawaf wada adalah amalan terakhir yang dilakukan jemaah haji sebelum meninggalkan Mekkah sekaligus berpamitan dengan Kabah.KOMPAS/AGUS SUSANTO

Jemaah haji mengelilingi Kabah untuk menjalankan tawaf wada (perpisahan) di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Senin (3/7/2023). Tawaf wada adalah amalan terakhir yang dilakukan jemaah haji sebelum meninggalkan Mekkah sekaligus berpamitan dengan Kabah.

JAKARTA, KOMPAS — Jemaah haji asal Indonesia yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini perlu mempersiapkan diri menghadapi cuaca panas saat berada di Arab Saudi. Jemaah haji, khususnya para warga lanjut usia, juga diimbau untuk menjaga kesehatan jelang keberangkatan agar bisa menjalankan semua tahapan dan rangkaian haji dengan lancar.

Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Arab Saudi mencatat bahwa kondisi cuaca di Arab Saudi kerap dilanda cuaca ekstrem beberapa waktu terakhir. Pada awal Mei 2024, sejumlah wilayah di Arab Saudi termasuk ibu kota Riyadh diguyur hujan ekstrem dengan intensitas sangat lebat dan angin kencang serta suhu berkisar 17-25 derajat celsius.

 

Namun, kondisi cuaca di Arab Saudi bisa berubah dengan cepat. Beberapa wilayah, seperti Mekkah dan Madinah, saat puncak musim haji pada Juni juga diperkirakan tetap akan mengalami cuaca panas dengan suhu mencapai lebih dari 40 derajat celsius.

Kelembapan di Mekkah dan Madinah juga diperkirakan relatif rendah antara 10 dan 20 persen sehingga membuat udara terasa sangat kering. Tingkat kelembapan ini membuat jemaah haji tidak berkeringat meski panas menyengat. Padahal, keringat merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang bisa membuat permukaan kulit lebih dingin.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menyampaikan, data dan informasi menunjukkan suhu udara beberapa wilayah di Arab Saudi pada 6 Mei 2024 sudah di atas 36 derajat celsius. Kondisi suhu udara maksimum tercatat sebesar 39 derajat celsius di wilayah Mina dan 38,3 derajat celsius di wilayah Gizan.

Suasana di Terminal Syib Amir di dekat Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Senin (13/6/2022) siang. Kota ini tengah memasuki musim panas dengan suhu udara pada siang hari 44-46 derajat celsius. Puncak panas diperkirakan berlangsung pada awal Juli 2022 dengan suhu sekitar 50 derajat celsius. KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Suasana di Terminal Syib Amir di dekat Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Senin (13/6/2022) siang. Kota ini tengah memasuki musim panas dengan suhu udara pada siang hari 44-46 derajat celsius. Puncak panas diperkirakan berlangsung pada awal Juli 2022 dengan suhu sekitar 50 derajat celsius.

Sementara di wilayah Madinah saat ini suhu telah mencapai 37,3 derajat celsius. ”Kondisi cuaca dalam sepekan ke depan di wilayah Mekkah secara umum cerah berawan dengan suhu udara berada pada rentang 37-40 derajat celsius,” kata Guswanto, Senin (6/5/2024).

Berdasarkan potensi cuaca di wilayah Mekkah ini, BMKG mengimbau kepada jemaah haji yang sudah mulai berangkat pekan depan untuk tetap menjaga kesehatan. Jemaah perlu mencukupi kebutuhan mineral tubuh dengan tetap mengonsumsi air putih sesuai anjuran.

Baca juga: Cuaca Mekkah Panas, Jemaah Haji Siapkan Fisik

Kondisi cuaca panas saat puncak musim haji telah menjadi fokus dari Kementerian Agama (Kemenag). Hal ini perlu diantisipasi mengingat sekitar 45.000 jemaah haji reguler asal Indonesia masuk kategori lanjut usia (lansia). Kurangnya persiapan, khususnya dari jemaah, terhadap cuaca panas ini bisa membahayakan keselamatan mereka.

Kondisi cuaca dalam sepekan ke depan di wilayah Mekkah secara umum cerah berawan dengan suhu udara berada pada rentang 37-40 derajat celsius.

Saat berada di Tanah Suci, Kemenag mengimbau agar jemaah, khususnya dari kelompok lansia, tidak memaksakan diri untuk melaksanakan ibadah sunnah, ziyarah, dan kegiatan lain yang menguras tenaga. Jemaah perlu beribadah sesuai kemampuan diri sehingga pelaksanaan ibadah haji, terutama saat berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Anjuran untuk jemaah

Guna menjaga kesehatan jemaah haji, Kemenag telah menerapkan syarat istithaah kesehatan sebelum jemaah melunasi biaya perjalanan ibadah haji. Selain itu, Kemenag juga telah merilis senam haji untuk menjaga kebugaran dan kesehatan jemaah.

Jemaah haji berusia lansia di Sektor 10 kota Mekkah mengikuti senam lansia di lantai dasar Hotel Rizq Palace, Misfalah, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (14/6/2023) pagi waktu setempat. Senam lansia ini bagian dari upaya menjaga kebugaran jemaah haji lansia.KOMPAS/ADI PRINANTYO

Jemaah haji berusia lansia di Sektor 10 kota Mekkah mengikuti senam lansia di lantai dasar Hotel Rizq Palace, Misfalah, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (14/6/2023) pagi waktu setempat. Senam lansia ini bagian dari upaya menjaga kebugaran jemaah haji lansia.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Liliek Marhaendro Susilo mengatakan, dari hasil pemeriksaan calon jemaah haji, dislipidemia atau kolesterol umumnya menjadi penyakit penyerta calon jemaah haji 2024. Kemudian penyakit lainnya yang banyak diidap oleh jemaah adalah hipertensi dan diabetes melitus.

Untuk mengantisipasi risiko tinggi pada penyakit penyerta, sebelum berangkat ke Tanah Suci jemaah haji dianjurkan untuk menstabilkan kesehatannya dengan rutin meminum obat. Sebab, rata-rata penyakit yang diderita oleh jemaah merupakan penyakit yang sudah membutuhkan perawatan.

Baca juga: Arab Saudi Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, Jemaah Haji Diingatkan Banyak Minum Air

Selain itu, jemaah diimbau untuk rutin berolahraga ringan minimal 30 menit setiap hari. Akan tetapi, jemaah tetap perlu mengatur ritme olahraga agar terhindar dari kelelahan. Jemaah bisa menjalankan senam haji dengan gerakan low impact atau aktivitas fisik dengan beban yang rendah sehingga bisa diterapkan di rumah ataupun saat perjalanan di pesawat.

Imbauan lainnya yang perlu dilakukan jemaah adalah memastikan asupan nutrisi yang dikonsumsi, seperti tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman manis. Kemudian, jemaah juga perlu membiasakan beraktivitas fisik, seperti jalan kaki atau bersepeda.