Rencana proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya harus mengungkit dan terintegrasi dengan pembangunan angkutan perkotaan.
Pemerintah mulai mengkaji kelanjutan proyek kereta cepat rute Jakarta-Surabaya. Rencana proyek lanjutan dari kereta cepat yang saat ini baru melayani rute Jakarta-Bandung itu akan memangkas waktu dan mengurangi beban transportasi jalan, mengurangi emisi dari sektor aviasi, dan meningkatkan konektivitas antarkota di Indonesia (Kompas, 4 Mei 2024).
Kabar baik tersebut melambungkan harapan publik agar Indonesia segera memiliki angkutan umum modern, aman, dan nyaman layaknya di negara maju di dunia. Apalagi pembangunan sistem angkutan massal memang keharusan karena menjadi salah satu elemen penting dalam perkembangan aktivitas sosial dan ekonomi di suatu negara.
Dimulai oleh Jepang dengan Shikansen pada 1960-an dan diikuti Perancis pada 1980-an, kereta cepat bertenaga listrik diminati karena tidak hanya mengurangi waktu perjalanan. Keberadaannya pun punya nilai penting lain, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mendekatkan jarak antarkawasan juga antarkomunitas.
China kini menyusul giat membangun jaringan kereta cepat. Rel kereta cepat di China telah membentang lebih dari 42.000 kilometer dan akan menjadi 70.000 kilometer pada 2035.
Indonesia boleh berbangga karena KA cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh adalah yang pertama di Asia Tenggara. Pembangunannya menyerap anggaran Rp 132 triliun yang didominasi pinjaman dari China Development Bank.
Anggaran yang menambah utang Indonesia itu memantik kritik. Kehadiran kereta cepat dengan rute relatif pendek dan telah dilayani berbagai moda angkutan lain, termasuk jalan tol, dinilai kurang efisien untuk menstimulan pertumbuhan kawasan.
Walaupun dengan menambah besar utang, melanjutkan rute kereta cepat hingga ke Surabaya diyakini dapat memupus keraguan atas nilai penting kereta cepat.
Pemerintah dan pihak terkait memiliki momentum baru untuk mengartikulasikan manfaat kereta cepat, yaitu antara kebutuhan menciptakan lapangan kerja berkualitas, stimulus ekonomi, serta konektivitas yang lebih baik dan berkelanjutan.
Bagian penting dan tidak bisa dipisahkan dalam mewujudkan konektivitas ialah memadukan kereta cepat dengan pembangunan angkutan umum perkotaan. Selama ini, transportasi umum modern berkelanjutan belum menjadi prioritas di banyak daerah.
Apabila integrasi antara kereta cepat dan angkutan perkotaan modern tak terwujud, anggaran besar akan terserap sia-sia, yang menyisakan belitan utang dan masalah tak terkira.