KOMPAS/EVY RACHMAWATI
Jemaah haji mencukur rambut menandai tahalul di Masjidil Haram, Kota Mekkah, Arab Saudi, Jumat (31/5/2024).
MEKKAH, KOMPAS — Layanan jemaah haji Indonesia mulai terkonsentrasi di Kota Mekkah, Arab Saudi, seiring dengan berakhirnya fase layanan jemaah haji reguler yang berangkat pada gelombang pertama di Madinah. Layanan bagi jemaah lanjut usia menjadi perhatian serius karena termasuk kelompok berisiko kesehatan tinggi.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Subhan Cholid, di Kota Mekkah, Arab Saudi, pada Minggu (2/6/2024), menyatakan, saat ini layanan jemaah haji mulai terkonsentrasi di Mekkah. Jemaah menunggu dan bersiap untuk pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Mekkah saat ini terus didatangi jemaah haji reguler yang berangkat pada gelombang kedua dari Tanah Air dan mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Gelombang kedua kedatangan jemaah haji Indonesia berlangsung pada 24 Mei-10 Juni 2024.
Seiring bertambahnya jumlah jemaah di Kota Mekkah, para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dituntut siaga dalam memberikan layanan, khususnya bagi jemaah lanjut usia atau lansia dan disabilitas. Di Sektor Satu, misalnya, sejumlah petugas kesehatan haji tampak mengecek kesehatan jemaah lansia.
KOMPAS/EVY RACHMAWATI
Mbah Hardjo Mislan (109), anggota jemaah haji tertua Indonesia pada penyelenggaraan haji 1445 Hijriah/2024 Masehi, saat berada di tempat penginapan, di Kota Mekkah, Arab Saudi, Minggu (26/5/2024).
Jemaah lansia ditempatkan di dekat lift, diperiksa kesehatannya di kamar, dan mendapat menu khusus lansia.
Samsul (72), anggota jemaah asal Kabupaten Sinjay, Sulawesi Selatan, misalnya, pada Minggu siang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan haji. Selain tekanan darahnya diukur, ia juga ditanya apakah ada keluhan kesehatan.
Ia minta menu makanan siang saat itu berupa bubur karena 10 tahun terakhir ia mengalami masalah pencernaan. Menurut Khodijah, kerabat yang mendampinginya di Mekkah, saat awal kedatangan dari Madinah, Samsul kurang semangat beraktivitas.
“Sekarang sudah membaik, saya sediakan buah dan air zamzam untuk minum,” ujarnya.
Baca juga: 37 WNI Pemalsu Visa Haji Ditangkap, Uang Hilang, Haji Melayang
Sementara Rennu (98), anggota jemaah asal Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, saat ditemui petugas haji di kamar Hotel Al Hasan, Sektor Satu, Mekkah, mengeluhkan nyeri di bagian lutut sehingga susah berjalan. Siang itu ia meminta menu makanan bubur dari pihak katering.
Menurut Ketua Kloter Tiga UPG Hasyim Usman, petugas haji bekerja sama dengan ketua rombongan saling menjaga untuk melindungi jemaah lansia. Mereka juga mengedukasi jemaah lansia agar tak sering pergi ke Masjidil Haram untuk ibadah sunah demi menjaga kesehatan menjelang puncak ibadah haji.
Di samping itu, tim kesehatan haji selalu mengontrol kesehatan jemaah, terutama lansia. ”Kami juga mengecek kondisi makanan apakah bagus atau tidak. Ini semua untuk memastikan jemaah tidak ada keluhan,” tuturnya.
Menurut Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie, dalam keterangan pers, di Jakarta, fase pemberian layanan jemaah haji reguler Indonesia yang berangkat gelombang pertama dari Tanah Air telah selesai.
Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mendata ada 229 kelompok terbang (kloter) dengan 90.131 anggota jemaah dan petugas kloter yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah.
KOMPAS/EVY RACHMAWATI
Suasana layanan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Daerah Kerja Mekkah, Arab Saudi, pada Sabtu (25/5/2024).
“Fase layanan jemaah haji reguler gelombang pertama di Madinah berakhir seiring keberangkatan kloter terakhir dari Madinah menuju Mekkah pada 1 Juni 2024. Fase layanan gelombang pertama di Madinah berlangsung dari 12 Mei sampai 1 Juni 2024,” kata Anna.
Jemaah yang dirawat di Madinah secara bertahap akan dievakuasi menuju Mekkah untuk persiapan menjalankan ibadah haji. Layanan jemaah selama di Madinah sangat dinamis. Meski demikian, menurut Anna, petugas dinilai bisa memberikan layanan yang optimal bagi jemaah.
Baca juga: Pergerakan Jemaah Haji Terpusat ke Mekkah
Kementerian Agama mencatat, ada 2.241 bus yang secara bertahap mengantar jemaah haji Indonesia dari Madinah menuju Mekkah. Selama di Madinah, tersedia layanan katering sekitar dua juta boks dan lebih dari 94.000 untuk menu lansia. Adapun layanan konsumsi air bersih mencapai 205 juta liter.
Fase layanan jemaah haji reguler gelombang pertama di Madinah berakhir seiring keberangkatan kloter terakhir dari Madinah menuju Mekkah pada 1 Juni 2024.
Selama di Madinah, jemaah haji dan petugas kloter tinggal di 84 hotel dengan total 21.000 kamar di tiga wilayah markaziyah yang jaraknya dari Masjid Nabawi 20 meter hingga 900 meter.
Untuk Klinik Kesehatan Haji Indonesia Daerah Kerja Madinah selama fase gelombang pertama memberikan layanan rawat jalan bagi 534 anggota jemaah, rawat inap 175 anggota jemaah, dan rujukan.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag menerbitkan Surat Edaran Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Nomor 4 Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Pembayaran Dam atau Denda Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi.
Surat edaran tersebut sebagai bagian dari perlindungan jemaah haji sekaligus memastikan pengelolaan pemotongan dam berjalan sesuai syariah. “Hal ini agar pelaksanaan dam sesuai ketentuan hukum Islam dan mengoptimalkan pemanfaatan daging hewan dam,” kata Anna.
KOMPAS/EVY RACHMAWATI
Masjidil Haram, Kota Mekkah, Arab Saudi, saat tengah malam hingga dini hari dipadati jemaah dari berbagai penjuru dunia untuk menjalankan umrah sebagai bagian dari prosesi ibadah haji, Jumat (31/5/2024).
Hal ini menjadi bagian dari standardisasi, rasionalisasi, akuntabilitas, dan keseragaman pembayaran dam jemaah ataupun petugas haji,” ujarnya.
Dalam edaran ini disebutkan, lembaga yang bisa menjadi tempat membayar dam adalah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Al Ukaisyiyah dengan biaya 580 riyal dan RPH Adhahi dengan biaya 720 riyal.