KOMPAS/EVY RACHMAWATI
Suasana penyambutan kedatangan para anggota jemaah haji gelombang pertama dari Madinah ke kota Mekkah, Arab Saudi, Senin (20/5/2024).
MEKKAH KOMPAS — Pergerakan jemaah haji Indonesia dari kota Madinah dan Jeddah kini terpusat ke kota Mekkah, Arab Saudi, untuk menunaikan prosesi ibadah haji, Sabtu (1/6/2024). Jumlah anggota jemaah haji yang mengalir memasuki Mekkah terus bertambah dan saat ini mencapai lebih dari 138.000 orang.
Menurut Kepala Daerah Kerja Mekkah Khalilurrahman, total 138.000 lebih anggota jemaah haji Indonesia telah tiba di kota Mekkah, Arab Saudi. Jumlah itu setara 65 persen dari jumlah total kuota jemaah haji Indonesia.
Berdasarkan laporan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi, pada Jumat (31/5/2024) pukul 21.00 waktu Arab Saudi, jumlah anggota jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci berjumlah 146.454 orang yang terbagi dalam 373 kelompok terbang (kloter). Jumlah anggota jemaah yang wafat 31 orang dan semuanya akan dibadalhajikan.
Jumlah anggota jemaah haji Indonesia yang berada di Mekkah telah lebih dari 65 persen.
Pada Sabtu, Kota Mekkah akan kedatangan jemaah haji dari Indonesia menuju Jeddah sebanyak 7.425 orang yang tergabung dalam 19 kloter. Pada hari yang sama, pemberangkatan terakhir jemaah dari Madinah tiba di Mekkah sebanyak 12 kloter atau 4.743 orang.
Semua anggota jemaah haji dari Madinah telah diberangkatkan menuju Mekkah dan dijadwalkan tiba pada Sabtu siang. Dua kloter terakhir yang diberangkatkan dari Madinah, yakni kloter BPN 07-Kota Tarakan dan SUB 45-Kabupaten Gresik, sebanyak 691 anggota jemaah.
KOMPAS/EVY RACHMAWATI
Suasana kedatangan para calon jemaah haji SOC 43 di Hotel Mahdalressala, kota Mekkah, Arab Saudi, pada Sabtu (25/5/2024) pukul 03.00 waktu Arab Saudi. Rombongan anggota jemaah ini sebelumnya mengalami keterlambatan penerbangan selama sekitar 15 jam.
Kepala Daerah Kerja Madinah Ali Machzumi, dalam keterangan resmi, menjelaskan, pemberangkatan pada 1 Juni 2024 merupakan kloter terakhir dari gelombang pertama yang diberangkatkan ke Mekkah. ”Pada 1 Juni 2024 merupakan kloter keberangkatan terakhir,” ujarnya.
Para jemaah haji yang diberangkatkan terakhir ke Mekkah ini dalam kondisi sehat untuk melakukan umrah wajib. Jemaah haji yang masih dirawat di rumah sakit dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia Madinah akan diberangkatkan secara bertahap ke Mekkah sampai 7 Juni 2024.
”Jumlah anggota jemaah haji Indonesia yang berada di Mekkah telah lebih dari 65 persen. Dari pantauan, ada jemaah yang amat bersemangat umrah sunah tiap hari. Kami mengimbau agar jemaah haji dan keluarga sebelum puncak haji tak memaksakan diri umrah sunah,” ucap Khalil.
Jemaah haji diminta tidak melaksanakan umrah sunah berlebihan hingga sakit ketika wukuf. Karena itu, kami mengimbau agar jemaah dan keluarganya tidak melaksanakan umrah sunah secara berlebihan hingga mengganggu kesehatan.
Baca juga: Akses Menuju Kota Mekkah Diperketat
Menjelang puncak haji, pemeriksaan dokumen haji makin ketat sehingga bisa berakibat pada keterlambatan jemaah haji ke Mekkah. Karena itu, pihaknya berharap pemeriksaan dokumen visa haji dan tasreh atau izin melintas untuk beribadah haji bisa lebih cepat.
Saat ini, Kementerian Agama dan pihak Arab Saudi mematangkan persiapan terkait dengan kesiapan layanan bagi jemaah haji menghadapi puncak haji. Hal itu meliputi layanan konsumsi, bus yang mengangkut jemaah dari tempat penginapan ke Arafah.
KOMPAS/EVY RACHMAWATI
Jemaah haji sedang melaksanakan tawaf di Masjidil Haram, kota Mekkah, Arab Saudi, Jumat (31/5/2024).
Penempatan jemaah haji di Arafah terus dibahas, termasuk soal tenda dan persiapan khusus safari wukuf bagi jemaah yang sakit ataupun lanjut usia. ”Jemaah yang tidak punya pendamping dan tidak bisa beribadah haji secara sempurna akan diberangkatkan dengan safari wukuf,” tuturnya.
Untuk safari wukuf, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) akan menyaring siapa saja yang layak atau berhak mengikuti safari wukuf. Syaratnya ialah usia, penyakit, dan pendamping.
”Ada dua jenis safari wukuf. Safari wukuf dari KKHI bagi jemaah yang sangat sakit, tidak bisa berdiri, dan memakai alat bantu pernapasan. Selain itu, ada safari wukuf non-KKHI bagi jemaah haji tanpa pendamping, berisiko tinggi penyakit dan lansia,” ujarnya.
Baca juga: Laksanakan Umrah Wajib, Umat Islam Padati Masjidil Haram Saat Tengah Malam