Jutaan anggota jemaah haji lempar kerikil ke tiga tiang di Jamarat, Mina, Arab Saudi, pada Mimggu (16/6/2024), dalam lempar jumrah aqabah. KOMPAS/ EVY RACHMAWATI

Jutaan anggota jemaah haji lempar kerikil ke tiga tiang di Jamarat, Mina, Arab Saudi, pada Mimggu (16/6/2024), dalam lempar jumrah aqabah.

MEKKAH, KOMPAS — Memasuki hari ketiga jemaah haji berada di Mina, Kota Mekkah, Arab Saudi, jutaan umat Islam kembali melontar jumrah Ula, Wustho, dan Aqobah. Bagi jemaah haji yang memilih nafar awal diperbolehkan untuk meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam pada 12 Zulhijjah.

Jemaah haji Indonesia yang memilih nafar tsani atau meninggalkan Mina pada 13 Zulhijjah diminta agar mematuhi jadwal dan jalur melontar jumrah yang ditetapkan sesuai kloternya. Jemaah juga diharapkan menghindari melontar jumrah saat cuaca panas berlebih dan dalam kondisi berdesak-desakan.

 

Lautan manusia datang ke Jamarat, Mina, Kota Mekkah, pada Selasa (18/6/2024) pagi atau 12 Zulhijjah, untuk melempar jumrah Ula, Wustho, dan Aqobah. Mereka bermalam atau mabit di pelataran Jamarat sambil membaca doa pada Senin (17/6) hingga keesokan harinya.

Kondisi jemaah yang berdesak-desakan untuk melaksanakan lempar jumrah tersebut membuat sejumlah anggota jemaah, terutama lanjut usia, kelelahan, dan tak sadarkan diri sehingga butuh penanganan medis dari petugas penyelenggara ibadah haji. Beberapa anggota jemaah juga tersesat.

Baca juga: Pagi yang Gembira di Mina

Menurut penuturan Nita, jemaah dari Medan, Sumatera Utara, ia bersama neneknya melaksanakan mabit atau bermalam di Jamarat karena dekat dengan pemondokannya. Mereka memilih tanazul atau balik ke hotel karena neneknya sudah lanjut usia.

https://cdn-assetd.kompas.id/wskLb_WtY-5m7y-44ftefLhk40o=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F06%2F17%2F6ce35b13-f31f-46da-a648-caaba24f0e00_jpeg.jpg

Jemaah haji Indonesia melaksanakan mabit atau bermalam di Jamarat, Mina, Arab Saudi, pada Senin (17/6/2024) dini hari. Selama bermalam di pelataran Jamarat, jemaah dari berbagai negara berzikir dan membaca Al Quran.

Pada Selasa (18/6), jemaah haji yang memilih nafar awal berangkat dari Mina menuju hotel di Mekkah mulai dari pagi hari hingga selesai. Bus menjemput jemaah di sekitar area tenda Mina kemudian mengantar jemaah ke hotel masing-masing di Mekkah.

Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan jemaah setelah menjalani puncak haji (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), Kepala Daerah Kerja Mekkah Khalilurrahman mengimbau agar jemaah haji yang sudah kembali dari Mina ke hotel beristirahat dan memulihkan kebugaran.

”Tunda dulu pelaksanaan thawaf ifadhah dan sa’i hingga jemaah telah pulih dan kembali bugar. Jemaah sebaiknya tidak beraktivitas yang menguras tenaga seperti umrah sunnah berulang kali,” ujarnya, di Kota Mekkah, Arab Saudi, pada Selasa (18/6/2024).

Jemaah haji Indonesia melaksanakan mabit atau bermalam di Jamarat, Mina, Arab Saudi, pada Senin (17/6/2024) dini hari. Selama bermalam di pelataran Jamarat, jemaah dari berbagai negara berdzikir dan membaca Al Quran. KOMPAS/EVY RACHMAWATI

Jemaah haji Indonesia melaksanakan mabit atau bermalam di Jamarat, Mina, Arab Saudi, pada Senin (17/6/2024) dini hari. Selama bermalam di pelataran Jamarat, jemaah dari berbagai negara berdzikir dan membaca Al Quran.

Mutu layanan

Sementara itu, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas seusai melempar jumrah Ula, Wustho, dan Aqobah, pada Senin malam menyatakan, pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan haji 2024 secara menyeluruh berbasis data. Hal ini untuk perbaikan layanan jemaah.

Saat ada laporan jemaah haji tidak mendapat tenda, misalnya, pihaknya segera minta mashariq (penyedia layanan haji) untuk menyediakan tenda. ”Ini evaluasi bersifat responsif. Ke depan, agar layanan jemaah lebih baik, butuh evaluasi lebih komprehensif,” ujarnya.

Baca juga: Jemaah Haji Hadapi Cuaca Panas Ekstrem

Sejumlah anggota jemaah haji Indonesia mengeluhkan terbatasnya kapasitas tenda sehingga jemaah harus berdesak-desakan. Meski demikian, secara umum mereka puas dengan layanan haji, terutama layanan konsumsi, selama berada di Arab Saudi.

Tunda dulu pelaksanaan thawaf ifadhah dan sa’i hingga jemaah telah pulih dan kembali bugar. Jemaah sebaiknya tidak beraktivitas yang menguras tenaga seperti umrah sunnah berkali-kali.

Sebelumnya, Ketua Tim Pengawas Haji Dewan Perwakilan Rakyat RI Muhaimin Iskandar, di laman DPR, memaparkan laporan masalah pelaksanaan haji tahun 2024. Salah satu persoalan utama yang dilaporkan yakni penyejuk udara tidak berfungsi di banyak lokasi.

Rombongan jemaah haji Indonesia beristirahat di kantor Daerah Kerja Mekkah setelah tersesat saat melaksanakan lontar jumrah aqobah di Jamarat, Mina, Arab Saudi, pada Minggu (16/6/2024). KOMPAS/EVY RACHMAWATI

Rombongan jemaah haji Indonesia beristirahat di kantor Daerah Kerja Mekkah setelah tersesat saat melaksanakan lontar jumrah aqobah di Jamarat, Mina, Arab Saudi, pada Minggu (16/6/2024).

Timnya juga menyoroti tenda jemaah haji Indonesia melebihi kapasitas sehingga tak mampu menampung jumlah jemaah dan tidak dilengkapi kasur memadai. Timwas Haji DPR juga menemukan adanya penempatan tenda jemaah yang tidak sesuai maktab yang ditentukan.