Pihak pengelola Jalan Tol Bocimi menyiapkan jembatan darurat agar ruas yang ambles dapat dilalui kendaraan pribadi.

Oleh FABIO MARIA LOPES COSTA

BANDUNG, KOMPAS — Pihak PT Trans Jabar Tol pada Jumat (5/4/2024) akan memasang jembatan darurat atau bailey di Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi Kilometer 64 yang ambles pada Rabu (3/4/2024) malam. Dengan pemasangan ini, aktivitas perjalanan pemudik dari Jakarta dan Bogor menuju Sukabumi diharapkan kembali berjalan lancar.

Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Wibowo mengatakan, pemasangan jembatan darurat di lokasi yang terdampak berdasarkan hasil rapat bersama pihak PT Trans Jabar Tol selaku pengelola Jalan Tol Bocimi pada Kamis (4/4/2024) kemarin. Jembatan ini khusus dilalui kendaraan pribadi.

Wibowo memaparkan, terdapat dua lajur jalan di jembatan darurat. Jalur A untuk arah dari Jakarta dan Bogor ke Sukabumi, sedangkan Jalur B dari Sukabumi ke Bogor dan Jakarta.

Jalan Tol Bocimi Km 64 longsor pada Rabu (3/4/2024) malam pukul 20.00. Akibat peristiwa ini, dua kendaraan minibus dan satu truk mengalami kecelakaan.

Peristiwa longsor menyebabkan salah satu kendaraan minibus terperosok ke dalam jurang di pinggiran tol sedalam 15 meter. Sopir dan seorang penumpang kendaraan tersebut mengalami luka-luka.

Longsor terjadi di pinggir hingga bagian tengah jalan sepanjang 5 meter. Sebelum terjadi longsor, hujan lebat mengguyur lokasi tersebut dari pukul 16.00 hingga 18.00.

”Kendaraan yang dapat melintas jembatan darurat ini hanya kendaraan golongan 1 atau kendaraan pribadi,” kata Wibowo.

Personel dari Satlantas Polres Bogor ataupun Polres Sukabumi disiagakan di lokasi longsong dan jalur mudik di jalan arteri ke arah Sukabumi. ”Upaya ini demi mengatisipasi kepadatan jalur arteri, khususnya di Pasar Cicurug ataupun sekitar pabrik Cigombong,” tutur Wibowo.

Ia menambahkan, hingga saat ini masih dilakukan pengalihan arus lalu lintas. Kendaraan dari arah Bogor dan Jakarta menuju Sukabumi dikeluarkan melalui Gerbang Tol Cigombong di Kilometer 60. ”Gerbang Tol Parung Kuda masih ditutup sehingga tidak ada kendaraan dari arah Sukabumi menuju Bogor dan Jakarta,” tambah Wibowo.

Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat Rakhmat Prasetia mengimbau masyarakat mewaspadai terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat dan juga angin kencang pada sore hari. Kondisi tersebut dipicu setelah terjadi peningkatan suhu udara panas antara pukul 10.00 dan 14.00.

Ia mengungkapkan, sebelum terjadinya cuaca ekstrem akan muncul awan kumulonimbus. Awan tersebut berwarna gelap dan menjulang tinggi seperti kembang kol.

”Diperkirakan potensi hujan disertai kilat dan angin kencang dengan durasi singkat antara siang dan malam akan terjadi selama tiga hari ke depan. Fenomena ini terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Depok,” tambahnya.