JAKARTA - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas terbunuh di Teheran, ibu kota Iran. Terbunuhnya Ismail ini dilansir kantor berita Mehr pada Rabu (31/7/2024). Haniyeh dan salah satu pengawalnya "mati syahid" setelah kediaman mereka di Teheran menjadi sasaran. Sebelumnya di pertengahan Juli lalu, tepatnya 12 Juli 2024, Ismail bertemu dengan Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) di Doha, Qatar. Dalam pertemuan tersebut, JK turut memberi saran kepada Ismail untuk memperbaiki kondisi Palestina. Salah satu sarannya, Hamas tetap menjaga dan menunjukkan solidaritas dengan Al Fatah. JK juga menyarankan agar Hamas juga senantiasa solid. Tanpa persatuan, JK menilai, akan semakin pelik penyelesaian masalah di Gaza. Baca Juga Jusuf Kalla Bertemu Bos Hamas di Doha, Ini Isi Percakapannya JK juga menyarankan agar seluruh pihak dapat membuat rencana kemanusian untuk Gaza. Salah satunya, seperti menyusun program bantuan berdasarkan skala prioritas, mengobati korban, menyelamatkan kelompok rentan baik wanita, anak-anak hingga lansia. Dalam kesempatan itu, JK juga menyampaikan belasungkawa kepada Bangsa Palestina yang telah menjadi korban agresi militer Israel. JK menegaskan, Indonesia senantiasa solid dan mendukung kemerdekaan Palestina. Baca Juga Ismail Haniyeh Terbunuh, Hamas Ancam Israel Lancarkan Perang Terbuka Diketahui, Ismail lahir di kamp pengungsi Shati di Gaza dari orang tua yang melarikan diri dari kota Asqalan setelah negara Israel didirikan pada tahun 1948, Haniyeh belajar di Institut Al-Azhar di Gaza dan lulus dengan gelar sastra Arab dari Universitas Islam di Gaza. Pada 6 Mei 2017, Hamas yang menguasai Jalur Gaza, memilih Ismail Abdulsalam Ahmed Haniyeh, sebagai kepala biro politiknya, menggantikan Khaled Meshaal. Awal tahun ini, serangan Israel menewaskan tiga putranya di Gaza utara. Haniyeh mengatakan mereka menjadi sasaran saat mengunjungi kerabat untuk merayakan Idul Fitri di kamp pengungsi Shati.