JAKARTA - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh telah tewas dalam serangan rudal di Teheran, Iran, para Rabu dini hari. Israel, yang diduga kuat sebagai pelaku, tidak mengaku dan juga tidak menyangkal atas serangan tersebut. Serangan mematikan di Teheran mengakhiri perjalanan panjang perjuangan Haniyeh dalam usahanya membebaskan Palestina. Dia menyusul beberapa putranya yang lebih dulu meninggal, juga akibat serangan militer Israel.

 

Anggota Keluarga Ismail Haniyeh Jadi Korban Jiwa Serangan Israel Berkaca pada status Haniyeh sebagai sosok penting di Hamas, keberadaannya selalu diburu musuh-musuhnya, khususnya Israel. Tak hanya itu, keluarganya pun ikut diburu dan menjadi sasaran pembunuhan. Sudah banyak anggota keluarga Haniyeh yang lebih dulu meninggal akibat serangan Israel. Itu termasuk tiga putranya yang meninggal dalam serangan pada April 2024. Mengutip EconomicTimes, Kamis (8/1/2024), Haniyeh telah mengalami kejadian pahit ketika harus kehilangan anggota keluarganya secara signifikan sejak serangan Hamas 7 Oktober terhadap Israel selatan. Tak lama setelah serangan Hamas yang dikenal sebagai Operasi Badai al-Aqsa, 14 anggota keluarganya tewas akibat serangan udara Israel di Gaza, Palestina. Pada 10 April 2024, tiga putra Haniyeh menjadi korban jiwa dalam serangan udara Israel. Mereka adalah Hazem, Amir, dan Mohammad. Ketiganya terbunuh ketika sebuah mobil yang mereka tumpangi diserang rudal Zionis Israel. Dalam serangan itu, empat cucu Haniyeh juga menjadi korban. Haniyeh memberitahu istrinya tentang kematian putra-putra mereka saat dia menerima perawatan di sebuah rumah sakit di Doha. Sebuah foto memperlihatkan pasangan itu tersenyum dan memberi isyarat V dengan jari-jari mereka. Belum selesai, pada 25 Juni 2024, sebuah serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi al-Shati. Serangan itu menewaskan sepuluh anggota keluarga Ismail Haniyeh, termasuk saudara perempuannya yang berusia 80 tahun.