TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dijadwalkan memimpin salat jenazah untuk pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menjelang pemakamannya di Doha, Qatar, pada Kamis (1/8/2024). Haniyeh tewas dalam sebuah serangan di kediamannya di Teheran pada Rabu dini hari. Dia berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. Teheran dan Hamas menyalahkan Israel atas serangan tersebut—yang menurut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) melibatkan serangan rudal dari udara.

Rezim Zionis tidak mengakui maupun membantah sebagai pelaku serangan. Sebelumnya, Khamenei mengancam akan memberikan "hukuman berat" atas pembunuhan Haniyeh.

Peristiwa pembunuhan Haniyeh terjadi beberapa jam setelah Israel menargetkan dan membunuh komandan tinggi Hizbullah Fuad Shukr dalam sebuah serangan balasan di Ibu Kota Lebanon, Beirut—yang meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang lebih luas. Khamenei, yang memegang keputusan akhir dalam urusan politik Iran, mengatakan setelah kematian Haniyeh: "Adalah tugas kita untuk membalas dendam atas darahnya karena dia telah menjadi martir di wilayah Republik Islam Iran." Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan: "Zionis (Israel) akan segera melihat konsekuensi dari tindakan pengecut dan teroris mereka." Anggota biro politik Hamas Musa Abu Marzuk juga bersumpah akan melakukan pembalasan. "Pembunuhan pemimpin Ismail Haniyeh adalah tindakan pengecut dan tidak akan dibiarkan begitu saja," katanya, seperti dikutip AFP.

Namun, masyarakat internasional menyerukan de-eskalasi dan fokus pada pengamanan gencatan senjata di Gaza. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan serangan di Teheran dan Beirut merupakan "eskalasi yang berbahaya". Semua upaya, katanya, harus mengarah pada gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang ditawan selama serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken juga mengatakan pada hari Rabu bahwa gencatan senjata di Gaza masih merupakan "keharusan". Sejak Rabu dini hari, massa turun ke jalan di kota-kota di seluruh Iran untuk mengutuk pembunuhan Haniyeh, di mana ratusan orang berkumpul di Lapangan Palestina Teheran untuk meneriakkan "Matilah Israel, Matilah Amerika". Republik Islam Iran belum menerbitkan informasi apa pun tentang lokasi pasti serangan tersebut. Berbeda dengan pembunuhan Haniyeh, Israel mengeklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr di Beirut, yang disalahkannya atas serangan roket mematikan pada akhir pekan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.