PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Fauzi Amro menyatakan bahwa perlu adanya kreativitas dalam memberikan ruang fiskal bagi pemerintahan baru. Menurutnya dengan beban utang dan beban pembiayaan lainnya, maka dapat membatasi gerak pemerintahan baru dalam menjalankan visi-misi mereka.
“Kalau lihat postur APBN sekarang hampir tidak memungkinkan visi misi Pak Prabowo itu bisa dilaksanakan 100 persen. Karena apa? Karena terbeban biaya utang; kedua, terbeban IKN, yang ketiga terbeban oleh (program) makan siang gratis sehingga kreativitas untuk melakukan anggaran terhadap visi misi itu hampir dipastikan sangat minim,” kata Fauzi dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI dengan Menteri Keuangan, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024) di Senayan, Jakarta.
Fauzi yang juga anggota Badan Anggaran DPR RI ini lantas meminta pemerintah juga kreatif dalam mendongkrak pendapatan negara.
“Oleh sebab itu harus ada kreativitas, apakah pendapatan negara digenjot? Apakah PNPB kita digenjot? ataukah utang Pak Suminto diperbanyak lagi utangnya?” katanya seraya berkelakar pada Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Suminto.
Politisi Fraksi Partai NasDem ini mengingatkan bahwa selain utang negara, ada juga utang untuk pembiayaan kekayaan negara yang dipisahkan. Ia menilai rasio utang masih terhitung normal namun ia juga mengingatkan adanya sejumlah utang jatuh tempo.
“Memang defisit kita di nota keuangan itu hampir 600-an triliun tapi kan ada utang jatuh tempo sekitar 700 triliun. Nah oleh sebab itu menurut saya sehingga nanti siapapun Menteri Keuangan ke depan ada ruang fiskal yang tinggi yang besar sehingga bisa melakukan visi dan misi Pak Prabowo di masa-masa yang akan datang,” ujarnya. (uc/rdn)