PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) secara kontinu memberdayakan industri halal nasional sektor makanan dan minuman

BSI

Direktur Utama BSI Hery Gunardi bersama Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin dan Wakil Menteri BUMN RI Kartika Wirjoatmodjo mengunjungi booth UMKM binaan BSI di BSI International Expo 2024. BSI terus mendorong UMKM termasuk usaha di bidang makanan dan minuman halal untuk bisa naik kelas hingga masuk ke pasar global.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) secara kontinu memberdayakan industri halal nasional sektor makanan dan minuman. Sebagai sektor dengan potensi terbesar ekonomi syariah dan memiliki dampak berganda yang kuat, makanan dan minuman halal terus dioptimalkan oleh perseroan untuk menjadi salah satu katalis utama pembangunan ekonomi nasional di masa depan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan, potensi industri halal sektor riil Indonesia yang dapat digarap BSI pada masa mendatang mencapai 264,92 miliar dollar AS atau sekitar Rp5.000 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 78,9 persen adalah potensi industri makanan dan minuman halal.

Di sisi lain, mengacu data Kementerian Perindustrian di pasar dalam negeri sektor unggulan rantai nilai halal (halal value chain) hingga kuartal I/2024 tumbuh mencapai 1,94 persen. Adapun pendorong pertumbuhan terbesar adalah sektor makanan dan minuman halal yang bertumbuh hingga 5,87 persen secara tahunan.

Menurut Hery, potensi itu diperkuat juga dengan besarnya populasi masyarakat Muslim Indonesia. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Muslim di Indonesia pada 2024 mencapai 245,97 juta jiwa atau 87,08 persen dari total populasi. Selain itu, preferensi umat Islam di Indonesia terhadap ekonomi syariah terus meningkat.

Hery juga mengutip State of Global Islamic Economy Report (SGIE) 2023, yang menyatakan Indonesia berada pada peringkat ketiga The Global Islamic Economy Indicator dengan skor 80,1. Pencapaian itu di bawah Malaysia dan Arab Saudi yang masing-masing skornya adalah 193,2 dan 93,6. Adapun capaian SGIE Indonesia pada 2023 yang paling tinggi berada pada sektor makanan halal.

“Sektor makanan dan minuman ini selain besar potensinya, juga memiliki multiplier effect yang luas. Oleh karena itu, BSI memberdayakan potensi tersebut melalui Islamic ecosystem yang kuat untuk kesejahteraan bangsa. Insyaallah Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga dapat menjadi pusat makanan minuman halal dunia,” ujarnya optimistis.

BSI

Infografis Potensi Industri Halal dan Dukungan BSI untuk Mengakselerasinya.

Perkuat ekosistem halal
BSI telah mengambil berbagai langkah strategis untuk mendukung ekosistem halal, termasuk mendukung pengembangan industri makanan dan minuman halal nasional melalui penguatan Islamic ecosystem yang di dalamnya mencakup rantai pasok yang luas.

Upaya itu antara lain dengan memberikan kemudahan pembayaran sertifikasi halal melalui virtual account dan menyediakan solusi total bagi pelaku industri halal. BSI juga berkolaborasi dengan berbagai lembaga antara lain BPJPH untuk memperkuat sistem sertifikasi halal nasional.

Tak hanya itu, BSI telah memfasilitasi sertifikasi halal gratis bagi 1.000 UMKM, membuka Zona KHAS (Kuliner Halal, Aman, dan Sehat), serta bersinergi dengan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Lembaga Pendamping Prosus Produk Halal (LP3H) untuk mendukung ekosistem halal yang lebih baik.

BSI juga memberangkatkan lima pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaannya mengikuti Festival Amazing Indonesia 2024 di Jeddah, Arab Saudi, pada 26-28 September untuk menembus pasar internasional. Tiga di antara lima UMKM binaan yang ikut pameran tersebut merupakan subsektor makanan dan minuman halal yaitu produk tepung singkong sehat Mocafine, kopi spesialti Aceh Ulunowih Gayo Coffee, dan es krim Sweet Sundae.

Wakhyu Budi Utami dari Mocafine mengatakan, “BSI sangat membantu, dari pelatihan hingga kemudahan akses pembiayaan usaha. Bahkan, melalui program ini, kami bisa lebih mengenalkan produk ke pasar global.” Dengan dukungan BSI, ia berharap bisa menjangkau lebih banyak negara, terutama di Timur Tengah.

Menurut Hery Gunardi, para UMKM binaan yang diberangkatkan telah melalui kurasi ketat untuk memastikan produk memiliki kualitas berstandar internasional. “Kelima UMKM ini diharapkan bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi UMKM-UMKM binaan BSI lainnya untuk bisa terus naik kelas dan go global.”

Hery menyebut, BSI terus mendorong UMKM untuk bisa naik kelas di segala aspek, baik dari sisi prospek usaha, kualitas produk, pemasaran, permodalan, dan juga dari sisi akses pasar agar bisa berkompetisi dan terus berkembang baik di panggung nasional maupun global. [*]