Jakarta - Menteri Sosial Saifullah Yusuf melakukan 'belanja masalah' dalam kunjungan kerjanya ke Semarang, Jawa Tengah. Ia turun ke lapangan untuk mendengar dan menangkap kebutuhan serta permasalahan di masyarakat, hal ini telah dilakukan sejak dirinya dilantik menjadi Mensos.
"Saya sudah berkeliling di beberapa tempat, yang sebenarnya lebih banyak mendengarkan," ucap pria yang akrab disapa Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Kamis (10/10/2024).
Gus Ipul menilai perlunya berbagai masukan dan harapan masyarakat mengenai program-program yang dimiliki oleh Kemensos. Apalagi dalam mempersiapkan masa transisi Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Mempertahankan apa yang sudah baik pada pemerintahan Pak Jokowi, dan berinovasi melengkapi apa yang bisa dikembangkan di Pemerintahan Pak Prabowo nanti," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga berbincang dengan penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Program ini berupaya memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat agar hak-hak dasar, terutama kebutuhan dasarnya, terpenuhi.
peran aktif pemerintah daerah karena data yang diperbarui berasal dari usulan kepala daerah. Selain mendengarkan aspirasi warga, Gus Ipul juga menyalurkan bantuan sebesar Rp 105 miliar untuk Kabupaten Semarang. Bantuan yang diberikan terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) senilai Rp 71,3 miliar; program sembako Rp22,8 miliar; permakanan lanjut usia tunggal Rp6,2 miliar; dan permakanan disabilitas Rp2,5 miliar. Selain itu ada juga bantuan Yatim Piatu (YAPI) Rp1,8 miliar; bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) kelompok rentan Rp155,5 juta; bantuan Atensi klaster lainnya Rp 183,2 juta; dan bantuan 3 unit traktor tangan Rp 60 juta.
Ia pun menyerahkan bantuan Atensi kepada salah satu penyandang disabilitas intelektual berikut bantuan kewirausahaan untuk keluarganya. Tak hanya itu, Gus Ipul mengunjungi kelompok masyarakat (Pokmas) pelaksana Program Permakanan Lansia Tunggal untuk meninjau pelaksanaan program permakanan di Semarang.
Kegiatan ditutup dengan kunjungan Gus Ipul ke SDN Karang Anyar 1 untuk menyerahkan berbagai bantuan perlengkapan sekolah bagi anak-anak di sana.
Dalam kesempatan yang sama, Munawir (59) yang didampingi istrinya Wiji Lestari (39), salah satu penerima manfaat dari Desa Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Semarang menceritakan kondisi sang suami yang sudah delapan bulan terakhir menderita stroke.
Munawir tidak bisa mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga Lestari hanya mengandalkan usaha jajanan dan minuman ringan di depan rumahnya.
"Tiga bulan pertama alhamdulillah cukup untuk sehari-hari. Tapi sekarang sudah tidak mencukupi," ujar Lestari.
Lestari mengaku ia harus menghidupi suami dan dua anaknya yang masih bersekolah TK dan SD. Hal ini mengharuskannya menjadi tulang punggung utama keluarga.
"Alhamdulillah saya sudah diusulkan menerima PKH," pungkasnya.