Siklon Senyar telah melemah dan kini mendarat di Malaysia, sementara siklon Koto berada di timur laut Natuna. Cuaca ekstrem masih mengancam.
Oleh Ahmad Arif
JAKARTA, KOMPAS — Bekas siklon tropis Senyar telah mendarat di Teluk Baharu, Malaysia, pada Kamis (27/11/2025) malam, sementara siklon Koto saat ini berada di Laut China Selatan sebelah timur Laut Natuna. Sekalipun demikian, hujan lebat masih berpotensi melanda wilayah Indonesia, khususnya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau.
Analisis terbaru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, siklon tropis Senyar telah menurun intensitasnya dan punah sebagai siklon tropis menjadi kategori tropical low atau sistem tekanan rendah sejak Kamis (27/11/2025), pukul 07.00 WIB.
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, pada Jumat (28/11/2025), pukul 06.00 WIB, bekas siklon Senyar mengalami pelemahan intensitas seiring masuknya ke daratan Malaysia. ”Saat ini berada di daratan Selangor, Malaysia, dengan pergerakan menuju ke arah timur laut,” kata Andri.
Dalam 24 jam kecepatan mendatang, angin maksimum cenderung menurun, tetapi ada potensi naik perlahan seiring pergerakan di perairan Laut China Selatan. ”Potensi bekas siklon tropis Senyar untuk tumbuh kembali menjadi siklon tropis dalam kategori potensi rendah,” ujarnya.
BMKG
Perkembangan siklon tropis Senyar dan dampaknya terhadap cuaca di Indonesia.
Sebelumnya, siklon tropis Senyar berkembang dari bibit siklon tropis 95B yang mulai teridentifikasi pada 21 November 2025, pukul 01.00 WIB, di wilayah Selat Malaka, sebelah timur Aceh. Bibit siklon ini mencapai intensitas siklon tropis dan diberi nama siklon tropis Senyar pada 26 November 2025, pukul 07.00 WIB.
Pada Kamis, pukul 19.00 WIB, pusat sirkulasi bekas siklon tropis Senyar telah terdeteksi di sekitar 3,6 derajat Lintang Utara (LU), 100,9 derajat Bujur Timur, di sekitar wilayah Teluk Baharu, Malaysia
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Khusus BMKG Miming Saepudin melaporkan, dalam 48-72 jam ke depan, kecepatan angin maksimum cenderung persisten, tapi ada potensi naik perlahan seiring pergerakan di Laut China Selatan. Potensinya untuk tumbuh kembali menjadi siklon tropis dalam kategori rendah.
Dampaknya untuk Indonesia
Sekalipun kekuatannya menurun dan saat ini berada di Malaysia, bekas siklon tropis Senyar masih berdampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem dan perairan di Indonesia hingga Jumat malam. Dampaknya berupa hujan intensitas sedang-lebat di Aceh dan Riau.
Hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat juga bisa berpotensi terjadi di wilayah Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Untuk perairan, dampaknya berupa tinggi gelombang kategori sedang, yaitu 1,25-2,5 meter di Selat Malaka, perairan Sabang Banda Aceh, perairan Aceh Besar-Meulaboh, perairan Aceh Barat Daya-Simeulue, dan perairan Aceh Singkil Pulo Banyak.
Dampak tersebut juga terjadi di perairan selatan Simeulue, perairan timur Sumatera Utara, barat Sumatera Utara, perairan Kepulauan Nias, perairan Kepulauan Batu, perairan Sumatera Barat, perairan Riau, Kepulauan Karimun, dan Kepulauan Batam.
Sementara itu, tinggi gelombang kategori tinggi, yaitu 2,5-4 meter, bisa terjadi di Samudra Hindia barat Aceh hingga Kepulauan Nias.
Pergerakan siklon Koto
Selain bekas siklon Senyar, saat ini terdapat siklon tropis Koto yang masih berada di Laut China Selatan. Hingga Kamis malam, siklon ini berada di 13,2 LU, 112,8 BT atau sekitar 1.140 kilometer sebelah utara timur laut Natuna.
BMKG
Posisi siklon Koto dan keberadaan eks siklon Senyar.
Siklon ini bergerak ke barat barat daya dengan kecepatan 7 knot atau 13 km per jam menjauhi wilayah Indonesia. Kecepatan angin maksimum di pusat siklon ini mencapai 75 knot atau 140 km per jam.
Jumat malam ini, siklon Koto diprediksi berada di 12,6 LU, 112,5 BT, atau sekitar 1.060 km sebelah utara timur laut Natuna. Siklon ini terus bergerak ke barat, menjauhi wilayah Indonesia. Saat itu kecepatan maksimum akan menurun 55 knot atau 100 km per jam.
Siklon tropis Koto ini, menurut analisis BMKG, memberikan dampak tak langsung pada kondisi cuaca ekstrem dan perairan di Indonesia dalam 24 jam ke depan berupa hujan dengan intensitas sedang lebat di wilayah Kepulauan Riau.
Tinggi gelombang kategori sedang terjadi di perairan Kepulauan Anambas bagian selatan, perairan Bintan hingga Lingga, dan Selat Karimata bagian utara. Adapun tinggi gelombang kategori tinggi 2,5-4 m bisa melanda Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Natuna, perairan Kepulauan Subi-Serasan, dan Kepulauan Anambas bagian utara.