Ekspor-Impor Bisa ke Titik Nadir Daya Saing Juga Diupayakan Lewat Kemasan   JAKARTA, KOMPAS — Ekspor-impor Indonesia pada 2016 potensial menyentuh titik terendah sejak 2012. Meski demikian, Oktober menjadi bulan pertama pada tahun ini yang mencatatkan ekspor sekaligus impor sama-sama lebih besar ketimbang periode yang sama tahun lalu. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta, Selasa (15/11), menyatakan, ekspor-impor pada Oktober mencatatkan nilai yang lebih besar ketimbang periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini diharapkan akan berlanjut pada November-Desember. "Tetapi, yang perlu diwaspadai adalah akumulasi Januari-Oktober tahun ini masih lebih rendah ketimbang periode yang sama pada 2015," ujar Suhariyanto. Untuk ekspor, sepanjang Januari sampai dengan September, nilainya konsisten di bawah tahun lalu. Kecuali pada Agustus yang sempat lebih besar. Sementara untuk impor, catatannya selalu lebih kecil sejak Januari sampai dengan September. Baru pada Oktober nilainya lebih besar ketimbang Oktober 2015. Artinya, Oktober menjadi bulan pertama pada tahun ini karena ekspor dan impor sama-sama mencatatkan nilai yang lebih besar ketimbang tahun lalu. Berdasarkan data BPS, ekspor Oktober adalah 12,68 miliar dollar Amerika Serikat. Pada periode yang sama, impor adalah 11,47 miliar dollar AS. Dengan demikian, Oktober mencatatkan surplus senilai 1,21 miliar dollar AS. Angka ini sedikit lebih besar ketimbang surplus Oktober 2015 senilai 1,01 miliar dollar AS. Namun, secara akumulatif, surplus Januari-Oktober tahun ini lebih kecil ketimbang periode yang sama tahun lalu. Perdagangan Januari-Oktober 2015 mencatatkan surplus senilai 8,23 miliar dollar AS, sedangkan Januari-Oktober 2016 mencatatkan surplusnya 6,93 miliar dollar AS. Sejak 2012 Masih mengacu data BPS, kinerja ekspor dan impor terus merosot sejak 2012. Terendah terjadi pada 2015. Saat itu, ekspor adalah 150,37 miliar dollar AS. Sementara ekspor Januari-Oktober 2016 baru mencatatkan 117,09 miliar dollar AS. Realisasi November dan Desember tahun lalu masing-masing 11 miliar dollar AS dan 12 miliar dollar AS. Artinya, jika tidak tumbuh signifikan pada dua bulan terakhir ini, ekspor pada 2016 akan menjadi titik terendah sejak tahun 2012. Demikian pula dengan impor. Impor pada 2015 adalah 142,69 miliar dollar AS. Sementara impor Januari-Oktober 2016 adalah 110,17 miliar dollar AS. Realisasi impor November dan Desember 2015 adalah 11,5 miliar dollar AS dan 12 miliar dollar AS. Jika November dan Desember tidak tumbuh signifikan, impor tahun ini juga akan mencapai titik terendah sejak tahun 2012. Kemasan Kementerian Perdagangan mendorong peningkatan penggunaan dan inovasi kemasan produk dalam negeri. Tujuannya adalah menumbuhkan ekonomi di dalam negeri sekaligus meningkatkan daya saing ekspor berbasis produk-produk khas daerah di Nusantara. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengemukakan, daya saing produk-produk di dalam negeri, terutama dari daerah, akan terus ditingkatkan. Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah perkuatan desain dan kemasan produk. Kemendag melalui Pusat Pengembangan Desain Indonesia akan mengirim desainer-desainer ke daerah. Di sisi lain, Kemendag juga akan mendukung para pelaku usaha yang mampu berinovasi meningkatkan nilai tambah melalui promosi dan fasilitasi pasar. (HEN/LAS/ARN)