Formula Akan Dibahas Harga Energi Baru Terbarukan Bisa Lebih Murah VIENNA, KOMPAS — Tim gabungan yang bertugas mencari formula investasi untuk menghasilkan harga jual energi baru terbarukan segera dibentuk. Dengan perhitungan berdasarkan formula tersebut, harga jual energi baru terbarukan bisa lebih murah daripada energi fosil. KOMPAS/FX LAKSANA AGUNG SAPUTRAMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan bersama delegasi bertemu dengan Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Mohamed Faraj al Mazrouei di Vienna, Austria, Selasa (29/11). Pertemuan bilateral sebelum sidang menteri-menteri OPEC ke-171 tersebut membicarakan peluang peningkatan kerja sama Indonesia-Uni Emirat Arab di bidang energi. Salah satunya adalah energi terbarukan. Tim gabungan yang segera dibentuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan ini ditargetkan bekerja selama sebulan. Hal itu disampaikan Jonan seusai bertemu Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Mohamed Faraj al Mazrouei, Selasa (29/11), seperti dilaporkan wartawan Kompas, FX Laksana AS, dari Vienna, Austria. Dalam pertemuan bilateral itu, Mazrouei menyatakan, Uni Emirat Arab mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan. Proyek yang dimulai pada 2013 tersebut ditargetkan mencapai 5.000 megawatt pada 2030, dengan mekanisme lelang terbuka. "Semangat ini yang harus dibawa ke Tanah Air. Saya setuju energi baru terbarukan, tetapi harus efisien. Bukan demi bauran energi, termasuk dengan energi baru terbarukan, semuanya ditempuh dengan berapa pun biaya yang harus dikeluarkan," kata Jonan. Saat ini, harga jual listrik dari pembangkit listrik tenaga uap berbahan baku batubara di atas 5 sen dollar AS per kWh di Indonesia. Sementara harga jual listrik dari pembangkit listrik tenaga surya yang ditawarkan pengusaha di Indonesia selalu di atas 10 sen dollar AS per kWh. Harga murah Jonan menyatakan segera membentuk tim gabungan untuk menyusun formulasi model untuk menghasilkan harga lebih murah ketimbang energi fosil. Hasil yang diharapkan dari tim itu antara lain harga jual untuk energi berbasis tenaga air, tenaga surya, biomassa, dan sampah. "Kami akan usahakan. Dalam sebulan, tarif yang adil sudah harus keluar untuk semua. Kalau harganya bisa murah, saya akan buat besar-besaran," ujar Jonan. Gubernur OPEC Indonesia Widhyawan Prawiraatmadja menyatakan, Uni Emirat Arab adalah negara dengan pendapatan per kapita penduduk tinggi dan memiliki cadangan minyak besar. Kendati demikian, UEA mulai mengembangkan energi baru terbarukan yang murah. Secara terpisah, dalam seminar Menuju Transformasi Energi, di Jakarta, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maritje Hutapea menyampaikan, rasio elektrifikasi saat ini 88,3 persen. Investasi energi baru dan terbarukan perlu didorong dengan melibatkan swasta. Ketua Bidang ESDM Asosiasi Pengusaha Indonesia Sammy Hamzah berpendapat, pemerintah perlu memberikan insentif fiskal. (FER)