LANGKAH Ketua DPR Setya Novanto melaporkan Menteri Energi dan Sumber Daya Ma nusia (ESDM) Sudirman Said ke Bareskrim Mabes Polri menunjukkan kepanikan. Apalagi, sebelumnya Novanto menyatakan tidak akan melapor dan menyerahkan kasus sepenuhnya ke Mahkamah Kehormat an Dewan (MKD). Anggota Komisi III DPR Taufiqulhadi menilai terduga pelanggaran kode etik dalam kasus `papa minta saham' itu tidak menunjukkan sikap kenegarawanan. Semua tindakan Novanto dalam merespons skandal itu justru memperkuat dorongan untuk menurunkannya. “Itu (pelaporan ke Bareskrim) merupakan sikap panik dan tidak bertanggung jawab. Seharusnya dia mengundurkan diri jika mempunyai sikap kenegarawanan,“ sesal Taufiq, kemarin. Di kesempatan terpisah, Ketua MPR Zulkifli Hasan menyesalkan langkah Setya Novanto tersebut. Menurut dia, pelaporan Sudirman Said oleh Novanto dapat mengganggu proses di MKD. “Tapi tu hak beliau,“ ujar Zulkifli singkat. Sebaliknya, Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak mempersoalkan pelaporan balik Sudirman Said ke kepolisan. JK menilai langkah tersebut merupakan bagian dari usaha yang dilakukan juniornya di Partai Golkar itu. “Itu kan boleh saja, ya namanya usaha,“ tutur JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin. Pengacara Novanto, Firman Wijaya, kemarin, menyatakan pelaporan ke polisi merupakan pilihan rasional karena beredar tuduhan palsu kepada Setya Novanto. Namun, Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Suharsono mengungkapkan Ketua DPR Setya Novanto melalui pengacaranya tidak jadi meng adukan Menteri ESDM Sudirman Said.“Tapi, tidak jelas apa alasannya tidak jadi melapor,“ kata Suharsono, kemarin. Menurut Suharsono, pada Rabu (9/12), Firman memang datang ke Bareskrim dan menyerahkan dokumen terkait dengan Sudirman menyebut Novanto melakukan pencatutan nama presiden. Dalam kesempatan itu juga disampaikan dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan Sudirman, antara lain pidana fitnah, penghinaan, dan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.Saudara pengadu Kendati dilaporkan ke polisi, Sudirman Said tidak ambil pusing. Ia bahkan mampu mengundang gelak tawa di peringatan Hari Antikorupsi. Sudirman menceritakan betapa ia menjadi dikenal dengan sebutan `saudara pengadu'. “Saking terkenalnya, waktu saya keluar rumah, anak saya (kirim) SMS, `Saudara pengadu apakah sudah tiba di tempat tujuan?',“ terang Sudirman di Bandung, kemarin. Mantan Direktur Utama PT Pindad itu pun mengaku sebutan `saudara pengadu' menular hingga ke istana.“Beberapa waktu lalu, saat saya rapat kabinet, setelah saya lontarkan pertanyaan, kemudian Presiden bertanya, `Siapa itu yang bertanya?' Lalu saya mengangkat tangan, dan Presiden bilang, `Oh, ternyata saudara pengadu',“ ungkapnya yang langsung disambut gelak tawa para peserta diskusi. Sudirman mengatakan ia enggan membuat kegaduhan, tapi pelaporan dugaan pelanggaran etik Setya Novanto perlu sebagai bagian dari reformasi tata kelola minyak dan gas bumi yang diperintahkan Presiden. “Kebetulan saja orang yang terkait itu orang yang sama-sama kita cari,“ ujarnya merujuk M Riza Chalid. (Wib/RO/Nov/Beo/P-1) cahya@mediaindonesia.com   EMAIL cahya@mediaindonesia.com