JAKARTA - Partai Golkar mendorong mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Ade Komaruddin, masuk kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sokongan Golkar kepada Ade menguat seiring santernya kabar rencana Jokowi me-reshuffle kabinet untuk ketiga kalinya. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Fahd A. Rafiq menyatakan partainya telah beberapa kali rapat membahas hal ini jika Jokowi merombak lagi kabinet. Menurut Fahd, nama Ade masuk prioritas yang akan dibawa kepada Jokowi. "Beliau salah satu kader terbaik partai," kata Fahd melalui pesan pendek kemarin. Seorang pejabat mengungkapkan bahwa pembicaraan reshuffle kabinet telah dimulai dua bulan lalu. Pejabat itu mengatakan Golkar berkepentingan menyodorkan nama Ade kepada Jokowi untuk meredam polemik di internal partai setelah Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto kembali memimpin DPR. Pada akhir Desember 2015, Ade diangkat menjadi Ketua DPR untuk menggantikan Setya yang mundur karena tersandung perkara "Papa Minta Saham" di Mahkamah Kehormatan Dewan. Belakangan, Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa rekaman bukan hasil penyadapan penegak hukum tidak bisa digunakan sebagai bukti. Setya pun kembali menjadi Ketua DPR. Ade tak membalas pertanyaan Tempo ihwal kabar tersebut. "Beliau sedang di Mekah," demikian jawaban dari telepon pribadi Ade kemarin. Sebelumnya, Ade mengklaim belum menerima tawaran dan memikirkan jabatan selain sebagai politikus Senayan. Hingga kemarin, Setya tak merespons pertanyaan Tempo. Ketua Generasi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan adanya tawaran dari Setya kepada Ade untuk kursi menteri. Setya, kata Doli, meminta Ade mengikhlaskan kursi Ketua DPR kembali padanya. Menurut Doli, Jokowi harus menambah jatah kursi untuk Golkar. Sebelumnya, Golkar telah menempatkan Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian pada Juli lalu, yang menandai bergabungnya Golkar dalam koalisi partai pemerintah. Duduknya Setya sebagai Ketua DPR lagi, kata dia, merupakan upaya Golkar mengamankan kebijakan dan kekuatan politik Jokowi di parlemen. "Golkar telah mengesampingkan etika, komitmen terhadap Ade, dan mempertaruhkan citra," ujar Doli. "Wajar bila Golkar menuntut pembagian kekuasaan lebih." Kemarin, Presiden Jokowi mengundang sejumlah pemimpin media massa di Istana Kepresidenan. Juru bicara Kepresidenan, Johan Budi S.P., mengatakan, dalam pertemuan itu, Jokowi memberikan pernyataan soal kabar reshuffle. "Presiden mengatakan tak ada reshuffle," kata Johan. ISTMAN MUSAHARUN | HUSSEIN ABRI | FRANSISCO ROSARIANS