POLITISI Indonesia, termasuk 360 kader partai politik yang duduk di kursi DPR, sejauh ini belum mengedepankan politik negara. Orientasi mereka dari masa ke masa tercurah pada politik elektoral agar terpilih kembali pada pemilu berikutnya. Menurut Guru Besar Fakultas Isipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tulus Warsito, orientasi politik semacam itu akan menempatkan kepentingan pemilu di atas kepentingan yang lain. Akibatnya, langkah-langkah politik lebih banyak diarahkan untuk mendapatkan dukungan konstituen pada pemilu selanjutnya. “Dengan mengedepankan politik elektoral, mereka mencurahkan perhatian yang begitu besar terhadap kalender Komisi Pemilihan Umum,” ujarnya dalam sebuah diskusi yang digelar Forum Ilmuwan Indonesia (FII) di Yogyakarta, kemarin. Menurut Tulus, jika politisi lebih mengedepankan politik negara, yang muncul ialah para negarawan. Negarawan dipastikan akan mengedepankan kepentingan bangsa, bukan sekadar mengikuti jadwal pemilu yang diatur KPU. Politik negara, imbuhnya, akan mempertebal kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. “Kepercayaan publik yang tinggi dapat menjadi kekuatan utama untuk menggerakkan pembangunan yang sesuai dengan semangat Nawa Cita,” katanya. Ia menegaskan Nawa Cita hanya dapat terwujud jika rakyat ikut mengambil bagian secara aktif dalam proses pembangunan dan perubahan. Rakyat bukan sekadar sasaran atau penerima manfaat dari pembangunan, melainkan harus menjadi mata, telinga, dan tenaga dari Nawa Cita. Nawa Cita, sambungnya, selama ini kurang mendapat tempat dan terkesan hanya menjadi jargon politik. Ia mempertanyakan sikap pemerintah yang dalam sejumlah hal terkesan tidak pro rakyat. “Buktinya dengan dalih macam-macam, tarif listrik naik, harga BBM naik, rakyat harus membayar biaya kendaraan bermotor lebih besar karena kenaikan besaran pungutan,” paparnya. Karena itu, dia berharap semua pilar demokrasi, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif, bersinergi untuk membangun bangsa ini menuju keadaan yang lebih baik. - See more at: http://mediaindonesia.com/news/read/86290/kerja-politisi-hanya-berorientasi-pada-pemilu/2017-01-06#sthash.iSyhds9Q.dpuf