KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA Ilustrasi: Pemusnahan itik yang telah positif flu burung di Desa Sekar Wangi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (24/2/2017).  JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 64 unggas di Jalan Prapatan Baru, sisi Sungai Ciliwung, di RT 001 RW 006, Kelurahan Senen, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, dimusnahkan, Kamis (8/2). Pemusnahan dilakukan untuk menekan flu burung yang biasanya merebak pada musim hujan. Kepala Seksi Peternakan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Pusat Hasudungan mengatakan, unggas yang dimusnahkan adalah jenis yang dilarang dipelihara di kawasan permukiman, seperti burung dara dan ayam buras atau ayam kampung. Razia unggas ini merupakan penegakan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2007.   “Tujuan dari peraturan daerah tersebut adalah untuk menekan perkembangan penyakit avian influenza atau flu burung yang pada umumnya sering terjadi pada musim hujan walaupun dari tahun ke tahun jumlah kejadian penyakit tersebut menurun secara signifikan di Provinsi DKI Jakarta,” katanya. Razia unggas dilakukan dengan menyisir sisi Sungai Ciliwung di Kecamatan Senen. Puluhan petugas gabungan dikerahkan dari Suku Dinas KPKP dan petugas dari Kecamatan Senen. Menurut Hasudungan, sebelumnya warga sudah berulang kali diminta tidak memelihara unggas di kawasan permukiman. “Kami sudah melakukan sosialisasi terlebih dulu, tetapi ada warga yang tidak juga mengindahkan. Makanya, kami ambil tindakan langsung memusnahkan,” katanya. Unggas yang dimusnahkan pada Kamis terdiri dari 15 burung dara, 44 ayam kampung, dan 4 burung puyuh. Selain itu, 30 kandang juga dimusnahkan. Razia ini merupakan razia kelima yang digelar di kawasan itu. Camat Senen Munjirin membenarkan bahwa razia di kawasan Senen sudah berulang kali dilakukan. Sebelum di Kelurahan Senen, razia unggas dilakukan di Kelurahan Kwitang. “Semuanya di enam kelurahan ini terus dilakukan. Sebenarnya warga sudah tahu tidak boleh memelihara unggas di permukiman, ya, kami kuat-kuatan jadinya,” katanya. Warga memelihara unggas biasanya hanya sebagai hobi dan bukan untuk dijual sebagai sumber pendapatan. Unggas ini biasanya dipelihara di perkampungan padat atau pinggir kali. Di Kelurahan Senen banyak ditemukan kandang berukuran besar di pinggir Sungai Ciliwung. (IRE)