KOMPAS/DIMAS WARADITYA NUGRAHA Perajin mebel memamerkan produk mereka dalam Pameran Jogja International Furniture and Craft Fair (Jiffina) 2018 di Jogja Expo Center, Bantul, DIY, Sabtu (10/3). Pameran berlangsung selama empat hari hingga 13 Maret 2018 YOGYAKARTA, KOMPAS — Capaian ekspor mebel secara nasional sepanjang 2017 diprediksi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Minimnya kesadaran perajin mebel untuk mengantongi dokumen sistem verifikasi legalitas kayu atau SVLK menjadi alasan lambatnya pertumbuhan ekspor. Saat meninjau pameran Jogja International Furniture and Craft Fair (Jiffina) 2018 di Jogja Expo Center, Bantul, DIY, Sabtu (10/3), Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengakui sosialisasi mengenai SVLK yang dilakukan pemerintah ke industri kecil dan menengah masih terbatas. Masih banyak perajin, terutama di daerah-daerah kecil, yang sulit terjangkau sosialisasi. Peran asosiasi penting untuk membantu pemerintah menyosialisasikan proses pengurusan dan biayanya. Haris mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) belum merilis data terkait jumlah ekspor mebel sepanjang tahun 2017. Namun, jika menggunakan data Januari hingga November 2017, nilai ekspor mebel menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Pada Januari-November 2017, nilai ekspor mebel mencapai 1,25 miliar dollar AS. Untuk periode yang sama pada 2016, nilai ekspor mebel mencapai 1,35 miliar dollar AS. Pada 2018, Kementerian Perindustrian menargetkan total nilai ekspor mebel mencapai 2 miliar dollar AS. Untuk melindungi kreativitas 696.000 perajin mebel di Tanah Air, pihaknya memberikan fasilitas pendaftaran hak atas kekayaan intelektual yang selama ini tidak diperhatikan para perajin. Direktur Direktorat IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furniture Kementerian Perindustrian Sudarto mengatakan, bantuan biaya SVLK akan diberikan secara langsung untuk jangka pendek bagi perajin dan pelaku usaha yang tidak mampu memperpanjang sertifikat SVLK, tetapi mereka berpotensi ekspor. KOMPAS/PRIYOMBODO Berbagai model mebel dan kerajinan dipamerkan dalam Indonesia International Furniture Expo 2018 di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (9/3). Pameran mebel berbasisbussiness to bussiness terbesar di Tanah Air ini akan berlangsung hingga 12 Maret mendatang. Di Kota Solo, Jawa Tengah, terdapat Komunitas Industri Mebel dan Kerajinan Kayu Soloraya (Kimkas) yang terdiri atas 40 eksportir. ”Dengan berkumpul, posisi tawar para pelaku usaha ini dalam melakukan kegiatan ekspor akan meningkat,” ujar Sudarto. Pasar domestik Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pertumbuhan sektor properti menjadi potensi untuk memperkuat penetrasi pemasaran produk kerajinan dan mebel di pasar domestik. Selain sertifikasi, inovasi dan kreasi juga kunci bagi indsutri mebel untuk memperluas jangkauan pasar.   KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Pengunjung melihat pameran mebel dan produk interior di Plaza Kementerian Perindustrian, Jakarta. Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia menargetkan ekspor lima tahun ke depan terhadap industri mebel adalah 5 miliar dollar AS. Direktur Jiffina 2018 Endro Wardoyo mengatakan, tahun ini, penyelenggaraan Jiffina diikuti 290 peserta dengan target 4.000 pembeli potensial, 1.500 orang di antaranya merupakan pembeli luar negeri Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Soenoto pada Indonesia International Furniture Expo 2018 (Ifex) 2018 menyayangkan wacana ekspor kayu gelondongan. Kayu dan rotan seharusnya ditingkatkan nilai tambahnya di dalam negeri, termasuk melalui industri mebel dan kerajinan. (DIM/CAS)