KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Undangan melihat layar yang memuat rencana pembangunan kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) saat acara peresmiannya oleh Presiden Joko Widodo di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/3). JIIPE merupakan kawasans eluas 2,961 Ha merupakan kawasan industri pertama yang menggabungan pelabuhan, industri, dan perumahan dalam satu area. Kawasan ini akan sangat efisien. Kalau mau ekspor, tidak ada ongkos transportasi sebab jaraknya kurang dari 1 kilometer GRESIK, KOMPAS – Presiden Joko Widodo meresmikan kawasan industri terpadu, Java Integrated Industrial and Ports Estate di Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/3). Kawasan seperti ini memudahkan ekspor produk unggulan dengan biaya yang semakin efisien. Dampaknya, daya saing ekonomi Indonesia bisa makin meningkat. ”Saya senang dengan kawasan terintegrasi ini, ada pelabuhannya, ada kawasan industrinya. Kawasan ini juga dilengkapi pembangkit listrik,” kata Presiden saat meresmikan pembukaan kawasan itu. Presiden mengapresiasi kerja sama antara swasta dengan badan usaha milik negara (BUMN). Dalam pembangunan pelabuhan, misalnya, investasi BUMN sebesar 60 persen sementara sisanya dari swasta. Dalam pembangunan kawasan industri, investasi swasta 40 persen dan sisanya BUMN. Mekanisme seperti ini akan mempercepat perbaikan infrastruktur jalan, pelabuhan, dan pembangkit listrik, juga mempercepat dan memudahkan pengerjaan kawasan terpadu. Saya ingin kawasan industri seperti ini banyak dibuka di tempat lain. Kawasan yang telah memiliki izin usaha seluas 1.760 hektar (ha) itu dilengkapi pembangkit listrik berkapasitas 23 megawatt (MW), pengolahan air bersih, jalur pipa gas, sistem telekomunikasi dengan serat optik, dan kawasan permukiman. ”Kawasan ini akan sangat efisien. Kalau mau ekspor, tidak ada ongkos transportasi sebab jaraknya kurang dari 1 kilometer,” kata Presiden.   KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Salah satu instalasi industri etanol di PT Molindo Raya Industrial di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, Selasa (23/5/2006). Pemerintah berencana mengembangkan secara bertahap energi alternatif etanol untuk efisiensi pemakaian bahan bakar minyak. Saat ini, kata Presiden, Indonesia tertinggal dengan sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Jika tidak ada terobosan, investasi Indonesia bisa tertinggal dari Laos dan Kamboja. Saat ditanya apa yang akan disiapkan terkait perombakan kebijakan itu, Presiden menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyiapkan sistem perizinan yang terintegrasi mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah dalam satu kesatuan. Iklim investasi Setelah peresmian Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Presiden meninjau pelabuhan di kawasan itu. Presiden sempat masuk ke Kapal Latih Bung Tomo milik Politeknik Pelayaran Surabaya. Mendampingi Presiden di peresmian ini, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Ari Dwipayana. Airlangga yakin JIIPE mampu menampung 183 perusahaan dengan nilai investasi Rp 83,2 triliun. Saat ini sudah ada delapan perusahaan yang berinvestasi di JIIPE dengan dua di antaranya sudah beroperasi, dua perusahaan yang dalam proses pembangunan, dan empat perusahaan lainnya mulai tahap pembangunan. Bagi pemerintah daerah, keberadaan JIIPE dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif di Jatim, khususnya sektor ekspor dan impor. Soekarwo mengatakan, kawasan ini dilengkapi dengan kapal pendukung tol laut. Pengembangan pelabuhan yang terintegrasi memberikan nilai tambah sekaligus meningkatkan daya saing produk industri. Kawasan JIIPE tidak hanya menekan ongkos distribusi barang, tetapi juga produksi barang sehingga kawasan terpadu menjadi lebih kompetitif. Data dari Pemprov Jatim menunjukkan, provinsi ini memiliki tujuh kawasan industri dengan luas 4.819,5 ha, merupakan yang terluas keempat di Indonesia. Pada 2017, seluruh kawasan industri di Jatim menumbuhkan industri pengolahan Jatim sebesar 26,63 persen dan berkontribusi terhadap industri pengolahan nasional sebesar 21,40 persen. (ACI/SYA/NDY)