KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Wirausaha muda melakukan pertemuan di Rumah Kreatif BUMN di kawasan Sagan, Yogyakarta, Jumat (9/3/2018). Berbagai macam pelatihan juga kerap digelar di tempat tersebut untuk mendorong tumbuhnya industri kreatif.   Kewirausahaan bisa membantu membuka lapangan kerja. Untuk itu, pemerintah perlu terus mendorongnya. JAKARTA, KOMPAS — Kewirausahaan belum banyak berkembang di Indonesia. Bagi yang sudah melakoni wirausaha, mereka cenderung sulit meningkatkan skala usaha ke tahap lebih tinggi. Endeavor Indonesia Board Member sekaligus Chairman Gunung Sewu Kencana, Husodo Angkosubroto, di sela-sela konferensi 50 Shades of Scale Up, Rabu (28/3/2018), di Jakarta, menilai, kewirausahaan seharusnya terus didorong supaya bisa membantu membuka lapangan kerja baru. ”Ketika skala usaha naik, mereka dapat membuka lebih banyak lapangan kerja bagi sekelilingnya. Tantangannya adalah membuat wirausaha terus naik kelas sehingga dampak ekonominya menjadi lebih besar,” ujarnya. Wirausaha di Indonesia pada 2017 mencapai 3,1 persen dari sekitar 258 juta penduduk. Pada tahun-tahun sebelumnya, komposisinya selalu di bawah 2 persen. Pada 2014, tercatat sekitar 1,65 persen. Penduduk Indonesia saat itu berjumlah sekitar 254,5 juta orang Sesuai data Kementerian Koperasi dan UKM pada 2013, jumlah usaha mikro mencapai sekitar 57,89 juta unit, usaha kecil 654.222 unit, usaha menengah 52.106 unit, serta usaha besar 5.066 unit. Managing Director Endeavor Indonesia Sati Rasuanto menyorot wirausaha di bidang teknologi digital. Wirausaha jenis ini semakin populer. Beberapa malah sudah berskala besar, seperti unicorn(perusahaan rintisan dengan valuasi mencapai 1 miliar dollar AS). Unicorn yang dimaksud meliputi Tokopedia, Traveloka, Go-Jek, dan Bukalapak. Endeavor Indonesia merupakan komunitas yang fokus mengembangkan ekosistem wirausaha. Endeavor Indonesia adalah bagian dari jejaring Endeavor Global yang berhasil melatih lebih dari 1.300 wirausaha di 25 negara sejak 1997. Kehadirannya di Indonesia dimulai tahun 2012. Secara global, lebih dari 1.300 wirausaha berhasil menciptakan lebih dari 500 pekerjaan berkualitas. Mereka mengumpulkan penyertaan modal lebih dari 500 juta dollar AS. Setelah pelatihan, hasil yang tampak adalah total peningkatan pendapatan mereka sampai 7,7 miliar dollar AS. Pencapaian kenaikan ini terekam sejak 2014.   KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo, tampil sebagai pembicara dalam kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi ibu rumah tangga pegiat UMKM di kompleks Kantor Wali Kota Yogyakarta, Yogyakarta, Rabu (10/1/2018). Kegiatan itu untuk mendorong pelaku UMKM di Yogyakarta agar semakin meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam memasarkan produk mereka. Untuk Indonesia, Endeavor Indonesia telah melatih lebih dari 20 wirausaha muda. Mentor yang terlibat sekitar 50 orang dengan berbagai latar belakang sektor industri. Setelah pelatihan, mayoritas peserta membukukan kenaikan pendapatan sampai 10 juta dollar AS. ”Kami memfasilitasi wirausaha berbakat mendapatkan akses mentor dan investor. Alumni juga bisa menjadi mentor,” kata Sati. Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky mengatakan pernah berkali-kali mengalami kegagalan. Untuk membesarkan perusahaan laman pemasaran, dia bersama tim juga harus berani ditolak oleh calon mitra pedagang. Sejak didirikan pada 2010, Bukalapak kini tumbuh lebih dari tiga kali lipat. Selain mitra UMKM, Bukalapak juga harus menjaga kelangsungan kesejahteraan 1.500 karyawan. Founder dan Vice Marketing Director Cita Rasa Prima Group Stefanie Kurniadi mengemukakan, untuk naik kelas, wirausaha harus memiliki standar kualitas produk dan pelayanan kepada konsumen. Selain itu, wirausaha perlu memiliki strategi pemasaran global. Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santoso Sungkari mengatakan, pihaknya mengupayakan berbagai fasilitasi yang dibutuhkan wirausaha ekonomi kreatif. Hal itu antara lain fasilitasi pendaftaran hak kekayaan intelektual dan fasilitasi akses permodalan ke investor. Penggunaan produk Ketua Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Akumindo) M Ikhsan Ingratubun menuturkan, dukungan untuk meningkatkan penggunaan produk UMKM dan IKM rumahan dalam negeri dapat dimulai dari sektor pendidikan dan pertanian. Apalagi, anggaran kedua sektor tersebut relatif besar. ”Pemenuhan kebutuhan meja dan kursi di sekolah, misalnya, harus selalu memprioritaskan produk dalam negeri. Apalagi Indonesia memiliki bahan baku seperti kayu dan rotan,” ujar Ikhsan. Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi menuturkan, penerapan tingkat kandungan dalam negeri dalam setiap proyek akan efektif dalam meredam impor. Apalagi jika industri di dalam negeri memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang diperlukan di proyek tersebut.