Buruh menurunkan beras bulog dari truk ke salah satu kios di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (11/12/2012). JAKARTA, KOMPAS – Kementerian Perdagangan berencana menggelontorkan beras ke pasar sebagai upaya pengendalian harga. Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai menghadiri seminar dan rapat kerja nasional Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia, di Jakarta, Kamis (12/4). “Senin (16/4) kami akan meluncurkan operasi pasar. Program ini akan melibatkan seluruh pedagang beras di pasar tradisional, mitra BUMN dan toko-toko laku pandai. Beras akan dijual di bawah atau maksimal setara HET,” ujarnya. Enggar mengatakan, daerah-daerah yang masih memiliki persediaan beras dengan harga medium dapat turut menjual. Sementara daerah yang tidak memiliki persedian beras, akan mendapat pasokan dari pemerintah. Guna memastikan beras yang dijual harganya tidak melebihi harga eceran tertinggi, Kementerian Perdagangan berkoordinasi dengan setiap dinas perdagagangan di masing-masing kota/kabupaten. Kementerian Perdagangan tidak segan untuk memanggil pedagang yang masih menjual beras di atas HET. Ditanya terkait rencana impor, Enggar mengatakan, pihaknya akan membuka kran impor untuk komoditas gula. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nasional. Selain itu impor juga akan dilakukan untuk komoditas daging. “Importir daging wajib mengimpor daging karkas dan/atau paha depan. Para importir juga harus memastikan daging yang ia jual di pasar seharaga Rp 80.000. Bila mereka melanggar kesepakatan tersebut, kami akan mencoret izin impor mereka,” kata Enggar.